Di Tengah Pandemi, Petani OKI Siap Suplai Beras dari Lahan Serasi

Senin, 13 April 2020 - 14:05 WIB
loading...
Di Tengah Pandemi, Petani...
Panen Beras di OKI. Foto/SINDOnews/NovanWijaya
A A A
OGAN KOMERING ILIR - Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dikenal dengan sektor pertaniannya yang begitu maju. Tak ayal, daerah ini menjadi penyuplai bahan pangan pokok, terutama beras, untuk memenuhi kebutuhan pangan Sumatera Selatan, bahkan Jabodetabek setiap tahunnya.

Meski dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19, panen raya di OKI tetap berlangsung sejak Maret hingga Mei 2020.

"Alhamdulilah, petani kami sudah mulai panen sejak bulan Maret di Kecamatan Air Sugihan dan April ini di Lubuk Seberuk, Lempuing Jaya" ungkap Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan OKI, Ir. Syahrul, M. Si, Senin, (13/4/2020).

Syahrul mengatakan, pada puncak panen April 2020 lahan seluas 26.633 hektare (ha) siap panen. Antara lain di Kecamatan Air Sugihan dan Lempuing Jaya. Panen raya ini merupakan hasil dari Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

"Yang sudah panen areal pasang surut sub optimal, antara lain di Desa Marga Tani, Kecamatan Air Sugihan, seluas 123 ha varietas inpari 30 dan mekongga dengan produktivitas 5,1 ton/ha. Desa Nusakarta seluas 312 hektare varietas vietnam dan mekongga dengan produktivitas 4,9 ton/ha dan desa suka mulya varietas inpari 32 dan inpari 30 produktivitas 5,3 ton/ha," terangnya.

Dijelaskan Syahrul, petani adalah pahlawan yang menjaga ketahanan pangan saat penduduk dunia menghadapi pandemi Covid-19.

"Saat pekerjaan lain bisa dari rumah, seorang petani tetap harus turun ke sawah. Selain bertanggung jawab kepada kesehatan diri dan keluarga, mereka juga harus mengurus tanaman dan memastikannya bisa panen," tutur Syahrul.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), tambah dia, telah menyiapkan protokol penanganan virus corona bagi para petani, agar bisa tetap produksi serta memaksimalkan penggunaan alsintan.

“Dengan mesin combine harvester cukup enam jam dengan dua orang saja. Secara biaya, dengan menggunakan mesin combine harvester lebih hemat biaya sampai 50% daripada menggunakan tenaga manusia secara manual," tutupnya.
(hus)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4050 seconds (0.1#10.140)