39 Kampung Tangguh di Madiun Siap Hijaukan Kembali Zona Merah
loading...
A
A
A
MADIUN - Sebanyak 39 Kampung Tangguh di Kabupaten Madiun Jawa Timur siap menghijaukan kembali wilayah wilayah yang kini menjadi zona merah COVID-19.
Pernyataan tersebut disampaikan Pembina Kampung Tangguh Eddwi Kurniyanto saat meninjau Posko Kampung Tangguh Desa Jogodayuh, Kecamatan Geger, Selasa (26/05/2020) sore. (Baca juga: Risma Terapkan Kampung Tangguh, Kapolda Jatim Copot Kapolsek )
Menurut pria, yang juga menjabat Kapolres Madiun itu, Kampung tangguh merupakan salah satu ujung tombak dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Peran masyarakat menjadi modal utamanya. Dari warga, oleh warga dan untuk warga menjadi slogan utamanya.
"Jadi kampung tangguh desa Jogodayuh ini yang kedua saya tinjau. Sebelumnya di Desa Sidorejo Kebonsari. Di sana juga sudah siap. Totalnya nanti ada 39 kampung tangguh di Kabupaten Madiun. Masyarakat berperan utama dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Mulai dari penerapan protokol kesehatan, ketersedian pangan, kesehatan, seleksi arus keluar masuk warga, semua dilakukan oleh warga, dari warga dan untuk warga," kata Eddwi.
Fakta di lapangan memang menunjukkan ketatnya penerapan kampung tangguh. Setiap warga yang keluar masuk desa di data dan mengisi buku tamun dan cuci tangan. Warga luar kota, apalagi dari zona merah parah dilarang masuk. Kendaraan bermotor yang di gunakan juga disemprot desinfektan.
Tahap awal pelaksanaan memang dipandu oleh Babinkamtibmas dan Babinsa. Berikutnya warga dan para relawan yang akan melakukannya penuh kesadaran, sesuai moto dari warga oleh warga dan untuk warga.
Ketersediaan bahan makanan juga menjadi perhatian tersendiri. Khususnya untuk warga kurang mampu dan terdampak pandemi COVID-19 ini. Stok sembako tersedia di posko dan siap di bagikan dalam kondisi mentah maupun siap saji, menyesuaikan kondisi. Warga kurang mampu dan terdampak secara ekonomi akibat harus tinggal di rumah karena pandemi ini mendapat perhatian khusus.
Sembako itu sendiri berasal dari relawan dan donasi warga yang peduli. Sesuai slogan dari warga oleh warga dan untuk warga. Sesuai slogan dari warga oleh warga dan untuk warga.
"Dapat kami lihat tadi ya, stok sembako seperti gula, beras, minyak goreng siap. Sewaktu waktu bisa di berikan kepada warga yang membutuhkan dalam kondisi mentah atau masak. Tentunya menyesuaikan kondisi, dan warga yang paham dengan situasi itu," jelas Eddwi usai meninjau ketersediaan makanan di posko kampung tangguh.
Hal lain yang tak kalah penting adalah adanya fasilitas kesehatan dari warga oleh warga dan untuk warga. Ruangan sederhana untuk pemeriksaan awal kesehatan jika ada warga yang sakit telah disiapkan, termasuk tenaga medisnya.
Apabila pemeriksaan awal terhadap warga yang di periksa mengkhawatirkan maka akan segera dikomunikasikan dengan tiga pilar desa yaitu Kepala Desa, Babinkamtibmas dan Babinsa. Kemudian diteruskan ke fasilitas kesehatan diatasnya seperti puskesmas atau rumah sakit daerah. Sehingga warga yang sakit dapat segera tertangani, dan diketahui masuk dalam kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP) atau orang dengan risiko (ODR).
Sebagai pembina kampung tangguh, Eddwi optimistis keberadaan kampung tangguh di wilayahnya mampu merubah zona merah yang melanda 12 kecamatan di Kabupaten Madiun menjadi hijau kembali.
"Ya dengan keberadaan kampung kampung kampung tangguh ini saya percaya akan mampu merubah zona merah kecamatan kecamatan yang sebelnya merah menjadi hijau kembali. Tentu selain ikhtiar juga disertai doa, memohon kepada ALLAH SWT agar wabah ini segera berakhir," kata orang nomor satu di Polres Madiun itu.
Pernyataan tersebut disampaikan Pembina Kampung Tangguh Eddwi Kurniyanto saat meninjau Posko Kampung Tangguh Desa Jogodayuh, Kecamatan Geger, Selasa (26/05/2020) sore. (Baca juga: Risma Terapkan Kampung Tangguh, Kapolda Jatim Copot Kapolsek )
Menurut pria, yang juga menjabat Kapolres Madiun itu, Kampung tangguh merupakan salah satu ujung tombak dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Peran masyarakat menjadi modal utamanya. Dari warga, oleh warga dan untuk warga menjadi slogan utamanya.
"Jadi kampung tangguh desa Jogodayuh ini yang kedua saya tinjau. Sebelumnya di Desa Sidorejo Kebonsari. Di sana juga sudah siap. Totalnya nanti ada 39 kampung tangguh di Kabupaten Madiun. Masyarakat berperan utama dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Mulai dari penerapan protokol kesehatan, ketersedian pangan, kesehatan, seleksi arus keluar masuk warga, semua dilakukan oleh warga, dari warga dan untuk warga," kata Eddwi.
Fakta di lapangan memang menunjukkan ketatnya penerapan kampung tangguh. Setiap warga yang keluar masuk desa di data dan mengisi buku tamun dan cuci tangan. Warga luar kota, apalagi dari zona merah parah dilarang masuk. Kendaraan bermotor yang di gunakan juga disemprot desinfektan.
Tahap awal pelaksanaan memang dipandu oleh Babinkamtibmas dan Babinsa. Berikutnya warga dan para relawan yang akan melakukannya penuh kesadaran, sesuai moto dari warga oleh warga dan untuk warga.
Ketersediaan bahan makanan juga menjadi perhatian tersendiri. Khususnya untuk warga kurang mampu dan terdampak pandemi COVID-19 ini. Stok sembako tersedia di posko dan siap di bagikan dalam kondisi mentah maupun siap saji, menyesuaikan kondisi. Warga kurang mampu dan terdampak secara ekonomi akibat harus tinggal di rumah karena pandemi ini mendapat perhatian khusus.
Sembako itu sendiri berasal dari relawan dan donasi warga yang peduli. Sesuai slogan dari warga oleh warga dan untuk warga. Sesuai slogan dari warga oleh warga dan untuk warga.
"Dapat kami lihat tadi ya, stok sembako seperti gula, beras, minyak goreng siap. Sewaktu waktu bisa di berikan kepada warga yang membutuhkan dalam kondisi mentah atau masak. Tentunya menyesuaikan kondisi, dan warga yang paham dengan situasi itu," jelas Eddwi usai meninjau ketersediaan makanan di posko kampung tangguh.
Hal lain yang tak kalah penting adalah adanya fasilitas kesehatan dari warga oleh warga dan untuk warga. Ruangan sederhana untuk pemeriksaan awal kesehatan jika ada warga yang sakit telah disiapkan, termasuk tenaga medisnya.
Apabila pemeriksaan awal terhadap warga yang di periksa mengkhawatirkan maka akan segera dikomunikasikan dengan tiga pilar desa yaitu Kepala Desa, Babinkamtibmas dan Babinsa. Kemudian diteruskan ke fasilitas kesehatan diatasnya seperti puskesmas atau rumah sakit daerah. Sehingga warga yang sakit dapat segera tertangani, dan diketahui masuk dalam kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP) atau orang dengan risiko (ODR).
Sebagai pembina kampung tangguh, Eddwi optimistis keberadaan kampung tangguh di wilayahnya mampu merubah zona merah yang melanda 12 kecamatan di Kabupaten Madiun menjadi hijau kembali.
"Ya dengan keberadaan kampung kampung kampung tangguh ini saya percaya akan mampu merubah zona merah kecamatan kecamatan yang sebelnya merah menjadi hijau kembali. Tentu selain ikhtiar juga disertai doa, memohon kepada ALLAH SWT agar wabah ini segera berakhir," kata orang nomor satu di Polres Madiun itu.
(nth)