Ratusan Generasi Qur'ani Ikuti Munaqosah Tartil Alquran Tingkat PIQ
loading...
A
A
A
SURABAYA - Ratusan Generasi Qur'ani Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YPTSNU) Khadijah Surabaya mengikuti uji kompetensi atau Munaqosah Tartil Alquran Tingkat Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) di Sekolah Khadijah Wonokromo Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/6/2021).
Uji kompetensi yang diikuti sebanyak 175 siswa dari tingkat SD, SMP, SMA Khadijah dan Panti Asuhan Khadijah tersebut untuk merawat tradisi Ahlussunnah wal Jama'ah, serta meyiapkan generasi Qur'ani demi menyongsong masa depan yang lebih baik, berkarakter, dan berahlakul karimah.
Seleksi penilaian setiap tahun di Yayasan Khadijah yang bekerja sama dengan Pesantren Ilmu Alquran Singosari Malang dan dilaksanakan secara tatap muka ini menerapkan protokol kesehatan ketat. Ujian dilaksanakan bergelombang agar tidak terjadi penumpukan.
Sebagian diuji di Sekolah Khadijah Wonokromo dan sebagian diuji di Khadijah Darmo Permai Surabaya. Selama mengkuti ujian, siswa wajib mengenakan face shield dan Munaqis atau penguji memakai masker saat menilai.
Direktur Pusat Bil Qolam PIQ Malang, K.H.M. Anas Basori, mengatakan Munaqosah Tartil Alquran adalah proses penilaian pencapaian pembelajaran Alquran secara tartil di Yayasan Khadijah Surabaya. Munaqosah Tartil Alquran ini untuk memastikan jika peserta didik sudah menguasai dengan benar bagaimana cara membaca setiap huruf kitab suci Al-Quran.
"Kontek penilaiannya sebagaimana penilaiannya yang sudah ditetapkan. Yakni uji kompetensi (munaqosah) Al-Quran itu meliputi tartil (ritme atau panjang-pendek bacaan) dan tajwid (cara membaca yang benar sesuai huruf/kata)," katanya.
Ia mengakui, hasil pembelajaran Al-Quran selama pandemi COVID-19 memang kurang maksimal jika dibandingkan sebelum pandemi melanda. Karena pada masa pandemi ini, siswa melaksanakan pembelajaran lewat virtual."Meski ada kekurangan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, tapi Alhamdulillah anak-anak bisa melaksanakan Tahsinul Quran dengan baik dengan standar yang baik dan benar," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua I Yayasan Khadijah, H. Abdullah Sani, menjelaskan Uji Kompetensi atau Munaqosah Tartil Alquran Tingkat Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) ini merupakan tingkat ujian akhir sebelum siswa dinyatakan lulus. Sebelum menjalani ujian, semua peserta sudah melewati tahapan pendidikan dan ujian dari tingkat unit dan yayasan.
"Munaqosah bertahap. Mulai tingkat unit atau sekolah yang diuji oleh guru antar sekolah, Yayasan diuji oleh tim TPPQ dan Munaqosah tingkat PIQ dikontrol dari pihak luar. Jadi yang sekarang mengikuti Munaqosah sudah mengikuti Munaqosah jenjang Unit dan Yayasan," kata dia.
Secara kuantitatif, lanjutnya, peserta di masa pandemi ini memang ada penuruan dibandingkan sebelum ada pandemi. Sebelum pandemi yang ikut Munaqosah tingkat PIQ hampir 250, sedangkan saat ini tinggal 170. "Ini kita maklumi karena memang pembelajaran daring tingkat efektifnya masih kurang," ucapnya.
Diketahui, untuk mencetak siswa yang berpikir dan berakhlak Al-Quran, YPTSNU Khadijah Surabaya memakai standar PIQ yakni 'Bil Qolam' yang merupakan metode meneladani Rasulullah. Yakni guru membaca ayat, lalu muridnya menirukan dan guru melakukan 'tashih' (pembetulan). Sebagaimana Malaikat Jibril menuntun Rasulullah SAW.
Selain Munaqosah tingkat bacaan, ada Munaqosah lain yaitu Munaqosah Tahfid sesuai jenjang pendidikan. Saat ini, sudah ada 114 siswa dinyatakan lulus Munaqosah tahfid, 10 diantaranya adalah siswa tingkat TK. Khusus siswa TK wajib hafal Juzz 30. Sedangkan tingkat SD, SMP dan SMA hafalannya variatif.
"Siswa boleh memilih ketika masuk di Khadijah. Bisa mendahuluhan yang mana. Bisa memilih baca, atau paralel tahfid sekaligus tartil," kata Abdullah Sani. Ia berharap, pandemi COVID-19 tidak menghalangi cita-cita luhur YPTSNU dalam mencetak calon pemimpin bangsa yang berbudi luhur.
Uji kompetensi yang diikuti sebanyak 175 siswa dari tingkat SD, SMP, SMA Khadijah dan Panti Asuhan Khadijah tersebut untuk merawat tradisi Ahlussunnah wal Jama'ah, serta meyiapkan generasi Qur'ani demi menyongsong masa depan yang lebih baik, berkarakter, dan berahlakul karimah.
Seleksi penilaian setiap tahun di Yayasan Khadijah yang bekerja sama dengan Pesantren Ilmu Alquran Singosari Malang dan dilaksanakan secara tatap muka ini menerapkan protokol kesehatan ketat. Ujian dilaksanakan bergelombang agar tidak terjadi penumpukan.
Sebagian diuji di Sekolah Khadijah Wonokromo dan sebagian diuji di Khadijah Darmo Permai Surabaya. Selama mengkuti ujian, siswa wajib mengenakan face shield dan Munaqis atau penguji memakai masker saat menilai.
Direktur Pusat Bil Qolam PIQ Malang, K.H.M. Anas Basori, mengatakan Munaqosah Tartil Alquran adalah proses penilaian pencapaian pembelajaran Alquran secara tartil di Yayasan Khadijah Surabaya. Munaqosah Tartil Alquran ini untuk memastikan jika peserta didik sudah menguasai dengan benar bagaimana cara membaca setiap huruf kitab suci Al-Quran.
"Kontek penilaiannya sebagaimana penilaiannya yang sudah ditetapkan. Yakni uji kompetensi (munaqosah) Al-Quran itu meliputi tartil (ritme atau panjang-pendek bacaan) dan tajwid (cara membaca yang benar sesuai huruf/kata)," katanya.
Ia mengakui, hasil pembelajaran Al-Quran selama pandemi COVID-19 memang kurang maksimal jika dibandingkan sebelum pandemi melanda. Karena pada masa pandemi ini, siswa melaksanakan pembelajaran lewat virtual."Meski ada kekurangan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, tapi Alhamdulillah anak-anak bisa melaksanakan Tahsinul Quran dengan baik dengan standar yang baik dan benar," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua I Yayasan Khadijah, H. Abdullah Sani, menjelaskan Uji Kompetensi atau Munaqosah Tartil Alquran Tingkat Pesantren Ilmu Al-Quran (PIQ) ini merupakan tingkat ujian akhir sebelum siswa dinyatakan lulus. Sebelum menjalani ujian, semua peserta sudah melewati tahapan pendidikan dan ujian dari tingkat unit dan yayasan.
"Munaqosah bertahap. Mulai tingkat unit atau sekolah yang diuji oleh guru antar sekolah, Yayasan diuji oleh tim TPPQ dan Munaqosah tingkat PIQ dikontrol dari pihak luar. Jadi yang sekarang mengikuti Munaqosah sudah mengikuti Munaqosah jenjang Unit dan Yayasan," kata dia.
Secara kuantitatif, lanjutnya, peserta di masa pandemi ini memang ada penuruan dibandingkan sebelum ada pandemi. Sebelum pandemi yang ikut Munaqosah tingkat PIQ hampir 250, sedangkan saat ini tinggal 170. "Ini kita maklumi karena memang pembelajaran daring tingkat efektifnya masih kurang," ucapnya.
Diketahui, untuk mencetak siswa yang berpikir dan berakhlak Al-Quran, YPTSNU Khadijah Surabaya memakai standar PIQ yakni 'Bil Qolam' yang merupakan metode meneladani Rasulullah. Yakni guru membaca ayat, lalu muridnya menirukan dan guru melakukan 'tashih' (pembetulan). Sebagaimana Malaikat Jibril menuntun Rasulullah SAW.
Selain Munaqosah tingkat bacaan, ada Munaqosah lain yaitu Munaqosah Tahfid sesuai jenjang pendidikan. Saat ini, sudah ada 114 siswa dinyatakan lulus Munaqosah tahfid, 10 diantaranya adalah siswa tingkat TK. Khusus siswa TK wajib hafal Juzz 30. Sedangkan tingkat SD, SMP dan SMA hafalannya variatif.
"Siswa boleh memilih ketika masuk di Khadijah. Bisa mendahuluhan yang mana. Bisa memilih baca, atau paralel tahfid sekaligus tartil," kata Abdullah Sani. Ia berharap, pandemi COVID-19 tidak menghalangi cita-cita luhur YPTSNU dalam mencetak calon pemimpin bangsa yang berbudi luhur.
(don)