14,8 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Covid-19
loading...
![14,8 Juta Orang di Indonesia...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2021/05/24/710/435610/148-juta-orang-di-indonesia-sudah-disuntik-vaksin-covid19-jzs.jpg)
Tercatat, hingga tanggal 22 Mei 2021, sebanyak 14,8 juta orang di Indonesia telah disuntik vaksin. Foto: Ilustrasi
A
A
A
JAKARTA - Upaya akselerasi vaksinasi Covid-19 terus dilakukan. Tercatat, hingga tanggal 22 Mei 2021, sebanyak 14,8 juta orang di Indonesia telah disuntik vaksin.
Dari jumlah tersebut, 9,8 juta orang di antaranya sudah mendapatkan suntikan kedua. Program vaksinasi nasional pertama kalinya dilakukan pada pertengahan Januari 2021. Saat itu Presiden Joko Widodo bersama sejumlah pejabat dan tokoh lain menjadi sasaran vaksinasi.
Nantinya, berdasarkan target pemerintah, total akan ada 181,5 juta masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi hingga tahun depan. Adapun kebutuhan vaksinnya ditaksir mencapai 426 juta dosis yang dipasok dari sejumlah produsen di luar negeri.
Indonesia termasuk salah satu negara yang beruntung karena sudah mengantongi komitmen pasokan vaksin dari sejumlah produsen. Sedikitnya 140 juta dosis vaksin hingga kini sudah berhasil diamankan. Jumlah ini terbilang paling besar dibanding negara-negara lain di dunia.
Dari jumlah 140 juta dosis tersebut, hampir setengahnya sudah terkirim alias sudah berada di Tanah Air. Meski demikian, dari ratusan juta dosis tersebut, tidak semuanya siap disuntikkan karena masih berbentuk bulk alias curah sehingga memerlukan proses pengemasan terlebih dulu oleh perusahaan farmasi milik negara.
Terkait upaya vaksinasi ini Presiden Jokowi pekan lalu mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 hanya dapat ditangani secara global—apabila seluruh negara dapat pulih sepenuhnya dari penyebaran pandemi.
Menurut Presiden, negara-negara dunia masih harus menghadapi tantangan terhadap akses vaksin yang adil dan merata bagi semua negara. Karena itu, Jokowi mengajak para pemimpin negara dunia untuk melakukan langkah nyata.
Kepala Negara mengungkap, di saat beberapa negara mulai melakukan vaksinasi bagi kelompok berisiko rendah, yakni anak-anak dan usia belia, hanya 0,3% pasokan vaksin global yang tersedia bagi negara berpenghasilan rendah. Ini merupakan bukti bahwa kesenjangan dalam hal akses terhadap vaksin nyata adanya.
Dari jumlah tersebut, 9,8 juta orang di antaranya sudah mendapatkan suntikan kedua. Program vaksinasi nasional pertama kalinya dilakukan pada pertengahan Januari 2021. Saat itu Presiden Joko Widodo bersama sejumlah pejabat dan tokoh lain menjadi sasaran vaksinasi.
Nantinya, berdasarkan target pemerintah, total akan ada 181,5 juta masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi hingga tahun depan. Adapun kebutuhan vaksinnya ditaksir mencapai 426 juta dosis yang dipasok dari sejumlah produsen di luar negeri.
Indonesia termasuk salah satu negara yang beruntung karena sudah mengantongi komitmen pasokan vaksin dari sejumlah produsen. Sedikitnya 140 juta dosis vaksin hingga kini sudah berhasil diamankan. Jumlah ini terbilang paling besar dibanding negara-negara lain di dunia.
Dari jumlah 140 juta dosis tersebut, hampir setengahnya sudah terkirim alias sudah berada di Tanah Air. Meski demikian, dari ratusan juta dosis tersebut, tidak semuanya siap disuntikkan karena masih berbentuk bulk alias curah sehingga memerlukan proses pengemasan terlebih dulu oleh perusahaan farmasi milik negara.
Terkait upaya vaksinasi ini Presiden Jokowi pekan lalu mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 hanya dapat ditangani secara global—apabila seluruh negara dapat pulih sepenuhnya dari penyebaran pandemi.
Menurut Presiden, negara-negara dunia masih harus menghadapi tantangan terhadap akses vaksin yang adil dan merata bagi semua negara. Karena itu, Jokowi mengajak para pemimpin negara dunia untuk melakukan langkah nyata.
Kepala Negara mengungkap, di saat beberapa negara mulai melakukan vaksinasi bagi kelompok berisiko rendah, yakni anak-anak dan usia belia, hanya 0,3% pasokan vaksin global yang tersedia bagi negara berpenghasilan rendah. Ini merupakan bukti bahwa kesenjangan dalam hal akses terhadap vaksin nyata adanya.