Antisipasi Masuknya Varian Baru COVID-19 ke Gresik, Verifikasi Pekerja Migran Diperketat

Rabu, 19 Mei 2021 - 20:59 WIB
loading...
Antisipasi Masuknya Varian Baru COVID-19 ke Gresik, Verifikasi Pekerja Migran Diperketat
Seorang pekerja migran yang mengikuti tahapan verifikasi di Gejos Gresik. Foto/SINDOnews/ashadi i
A A A
GRESIK - Satgas Penanggulangan COVID-19 Gresik memperketat verifikasi masuknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Gresik. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi persebaran varian baru COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, drg Saifudin Ghozali mengatakan, di Jawa Timur sudah ada beberapa daerah yang terdapat varian baru COVID-19. "Sebelum kia testing di G-JOS, para PMI harus melewati karantina dan testing di Surabaya," kata Ghozali, Kamis (19/5/2021).

Verifikasi dilakukan mulai dengan memperketat karantina pekerja migran selama lima hari di Stadion Gelora Joko Samudro (G-JOS) hingga dua kali melakukan testing.

Baca juga: Tersangka Kasus Dugaan Penganiayaan ART Dijebloskan ke Tahanan

Itu diperlakukan bagi pekerja asal Gresik yang pulang harus mengikuti anjuran dari pemerintah. Kebijakan ini diberlakukan bagi semua warga Gresik yang pulang dari luar negeri.

Sebelumnya, dua kasus baru COVID-19 dari mutasi virus Corona ditemukan di Jawa Timur. Varian mutasi virus SARS-coV-2 tipe B117 dan satu kasus varian B1351 terindikasi dua pasien. Kedua pasien itu baru pulang dari luar negeri. Mereka diketahui warga Sampang dan Jember.

Hal ini disampaikan saat jumpa pers di Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI), Kota Surabaya, Selasa (18/5/2021). Temuan varian baru Virus Covid 19 dari Afrika Selatan dan Inggris.

Baca juga: Mudik Dilarang, 492 Pemudik Gagal Berangkat Naik Kereta Api

Laksamana Pertama TNI dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara selaku penanggung jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura menjelaskan, awal mula varian virus baru tersebut masuk tanggal 11 Mei. Keesokan harinya pihaknya langsung mengirim sampel ke ITB, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta.

"Perbedaan perawatan terletak pada isolasinya. Kami pisahkan tersendiri tujuannya adalah mencegah penularan yang terjadi sangat cepat. Resikonya berat dan sungguh luar biasa. Ini yang kami takutkan. Jika dibandingkan dengan pasien dulu. Kami kumpulkan dan kami ajak olahraga," ujarnya setelah konferensi pers.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1774 seconds (0.1#10.140)