Tangis Pecah di Bilik Karantina, Para Pahlawan Devisa Memedam Rindu di Hari Kemenangan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gema takbir telah berlalu. Rasa rindu bisa berkumpul bersama keluarga di hari kemenangan, terasa berdesakan menyesakkan dada. Dari bilik-bilik ruang karantina, Pekerja Migran Indonesia (PMI) mendekap kerinduan untuk segera bersua keluarga.
Mereka pulang kampung di tengah gelombang pandemi COVID-19. Kondisi ini membuat jalan berliku untuk sampai ke tanah kelahiran. Para pahlawan devisa wajib melalui selusin protokol pencegahan COVID-19, termasuk menjalani karantina .
Para PMI terpaksa melewatkan momen Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Untuk mengobati rasa rindu, sementara mereka hanya bisa bersilaturahmi lewat video call. Layaknya bertatap muka pada momen Idul Fitri, suara-suara khas saling meminta maaf terdengar disetiap sudut ruang karantina .
Suasana itu terlihat di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Disetiap bilik kamar, teras hingga pelataran, para PMI nampak mengaktifkan fitur video call. Mereka bersahutan menyapa sanak famili.
"Minal Aidin Walfaidzin mak. Sepurone (maafkan) belum bisa pulang . Masih tertahan di Asrama Haji. Ini saya sendirian di kamar, yang lain sudah pada pulang," sapa Lilis Widyaningrum dari kamar Asrama Haji Surabaya, Jumat (14/5/2021).
Lilis merupakan satu diantara lusinan Pekerja Migran yang berlebaran di Karantina. PMI asal Singapura ini sudah tiga hari menanti surat keterangan negatif COVID-19 dan surat jalan untuk kembali ke daerahnya.
"Saya sejak Rabu (12/5) di sini. Teman-teman sekamar sudah pada keluar. Tinggal saya sendiri ini," ujarnya. Warga Mojokerto ini mengaku pulang ke Indonesia , lantaran masa kontrak kerjanya sudah habis.
Mereka pulang kampung di tengah gelombang pandemi COVID-19. Kondisi ini membuat jalan berliku untuk sampai ke tanah kelahiran. Para pahlawan devisa wajib melalui selusin protokol pencegahan COVID-19, termasuk menjalani karantina .
Para PMI terpaksa melewatkan momen Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman. Untuk mengobati rasa rindu, sementara mereka hanya bisa bersilaturahmi lewat video call. Layaknya bertatap muka pada momen Idul Fitri, suara-suara khas saling meminta maaf terdengar disetiap sudut ruang karantina .
Suasana itu terlihat di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Disetiap bilik kamar, teras hingga pelataran, para PMI nampak mengaktifkan fitur video call. Mereka bersahutan menyapa sanak famili.
"Minal Aidin Walfaidzin mak. Sepurone (maafkan) belum bisa pulang . Masih tertahan di Asrama Haji. Ini saya sendirian di kamar, yang lain sudah pada pulang," sapa Lilis Widyaningrum dari kamar Asrama Haji Surabaya, Jumat (14/5/2021).
Lilis merupakan satu diantara lusinan Pekerja Migran yang berlebaran di Karantina. PMI asal Singapura ini sudah tiga hari menanti surat keterangan negatif COVID-19 dan surat jalan untuk kembali ke daerahnya.
"Saya sejak Rabu (12/5) di sini. Teman-teman sekamar sudah pada keluar. Tinggal saya sendiri ini," ujarnya. Warga Mojokerto ini mengaku pulang ke Indonesia , lantaran masa kontrak kerjanya sudah habis.