Antisipasi dan Adaptasi Pembangunan Pertanian Era New Normal

Jum'at, 22 Mei 2020 - 10:45 WIB
loading...
Antisipasi dan Adaptasi Pembangunan Pertanian Era New Normal
ilustrasi
A A A
SURABAYA - Indonesia harus bersiap menghadapi new normal. Pandemi Covid-19 mengisyaratkan kerapuhan sistem pangan terutama rantai distribusi. Guncangan disrupsi Covid-19 pada sektor pertanian menyebabkan berbagai bisnis pertanian (agribisnis) harus beradaptasi.

Mulai dari penyediaan sarana produksi di hulu, penyediaan tenaga kerja dan sarana pendukung sampai penanganan komoditas pertanian di hilir mengalami perubahan. Dibutuhkan strategi mengatasi masalah ketahanan pangan dan sistem persediaan pangan, karena ketahanan pangan dari sisi ketersediaan, keterjangkauan/akses dan konsumsi pangan harus tetap terjamin.

Perlu perubahan perilaku untuk menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Perubahan perilaku untuk menjalani hidup normal seusai pandemi, apa saja yang perlu dilakukan?

Kondisi tersebut menjadi salah satu latar belakang Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember bekerjasama dengan Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian) Komda Jember, Kelompok Riset AgriEcon dan InfraRed menggelar Diskusi Online dengan topik “Pembangunan Pertanian Era New Normal: Menjaga Eksistensi Untuk Kesejahteraan Petani dan Konsumen” Rabu (20/5/2020).

Webinar Agri-Talk mencoba memformulasikan dan mendiskusikan dari berbagai sudut pandang, agar pembangunan pertanian mampu beradaptasi pada era new normal ini.

Pandangan dari sisi birokrasi disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur,Bapak Ir. Hadi Sulistyo, M,Si, terkait berbagai kebijakan yang mendukung pelaku pertanian di hulu untuk dapat beradaptasi dengan situasi terkini.

Beberapa kebijakan seperti dukungan logistik berupa pusat logistik lumbung pangan Jatim, rantai pasok, perluasan akses pasar, stimulan ekonomi berupa restrukturisasi kredit, program padat karya, sampai pada jaring pengaman sosial diberikan pada petani. Sementara program rutin seperti asuransi pertanian, Program Pekarangan Pangan Lestasi dan berbagai program bantuan kepada keluarga petani tetap dilakukan.

Pada sisi lain, pembangunan pertanian membutuhkan dukungan dari akademisi berupa advokasi dan edukasi. Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian) membahas strategi bagi sektor pertanian agar mampu berbenah di era new normal dari perspektif organisasi profesi bidang ekonomi pertanian.

Beberapa rekomendasi dari Pengurus Pusat Perhepi yang disampaikan oleh Prof Dr. Ir. Bustanul Arifin, Wakil Ketua Umum Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia) adalah perlu antisipasi dan mitigasi krisis pangan dengan pola baru on farm, off farm sampai agroindustri.

"Pemerintah perlu melakukan realokasi APBN/D untuk mendukung upaya tersebut. Pembangunan agroindustri yang memberikan nilai tambah bervisi regional (desa-kota) perlu menjadi perhatian," ujar Bustanul Arifin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1625 seconds (0.1#10.140)