Ketua Umum PP ISNU Sebut NU Punya Komitmen Kuat Jaga Perdamaian Dunia

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 16:43 WIB
loading...
Ketua Umum PP ISNU Sebut NU Punya Komitmen Kuat Jaga Perdamaian Dunia
Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa saat menjadi keynote speaker Webinar Hari Santri Santri, Diplomasi dan Perdamaian Dunia, Sabtu (29/10/2022).
A A A
SURABAYA - Peran santri dalam kancah diplomasi internasional untuk kedamaian dunia sudah terjadi sejak Nahdlatul UIama (NU) berdiri pada 1926. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa.

"NU punya komitmen yang sangat tinggi, tidak hanya kebangsaan, tapi juga perdamaian dunia. Sejak NU berdiri, KH Hasyim Asy'ari punya pandangan yang sangat mendalam bahwa internasionalisme (hubungan dengan negara lain) adalah keniscayaan. Satu negara dengan negara yang lain tidak bisa dipisahkan. Yang dicita-citakan NU adalah satu negara yang aman dan damai," kata Ali saat menjadi keynote speaker Webinar Hari Santri, "Santri, Diplomasi dan Perdamaian Dunia", yang digelar PP ISNU, Sabtu (29/10/2022).

Ali menjelaskan, kedamaian dan kedaulatan negara merupakan hal yang sangat penting. Menurutnya, ketika negara itu berdaulat, maka negara lain tidak akan menyerang negara tersebut. Kedaulatan negara ini juga menjadi benteng untuk menangkal serangan dari luar.

Baca juga: Mundur dari Presiden Arema FC, Gilang: Tak Ada Kaitan dengan Pemeriksaan di Polda Jatim

"Kalau negara itu berdaulat, maka negara-negara luar akan menghormati dan bahkan menjaga kedaulatan atas wibawa kita. Jadi KH Hasyim Asy'ari itu sudah menyatakan seperti itu bahwa kita harus mengambil peran dunia," ujarnya.

Terkait diplomasi internasional, para ulama NU membentuk Komite Hijaz. Ini sebuah kepanitiaan kecil yang diketuai oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Panitia ini bertugas menemui raja Ibnu Saud di Hijaz (Saudi Arabia) untuk menyampaikan beberapa permohonan.

Sejak Ibnu Saud, Raja Najed yang beraliran Wahabi, menaklukkan Hijaz (Mekkah dan Madinah) tahun 1924-1925, aliran Wahabi sangat dominan di tanah Haram. Kelompok Islam lain dilarang mengajarkan mazhabnya. "Ini adalah diplomasi pertama yang dibuktikan oleh NU di kancah internasional," ujar Ali.

Komite bertugas menyampaikan sejumlah permohonan. Pertama, memohon diberlakukan kemerdekaan bermazhab di negeri Hijaz pada salah satu dari mazhab empat, yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Kedua, memohon untuk tetap diramaikan tempat-tempat bersejarah yang terkenal sebab tempat-tempat tersebut diwaqafkan untuk masjid seperti tempat kelahiran Siti Fatimah dan bangunan Khaezuran dan lain-lainnya.

Ketiga, memohon agar disebarluaskan ke seluruh dunia, setiap tahun sebelum datangnya musim haji menganai tarif/ketentuan beaya yang harus diserahkan oleh jamaah haji kepada syaikh dan muthowwif dari mulai Jedah sampai pulang lagi ke Jedah. Keempat, memohon agar semua hukum yang berlaku di negeri Hijaz, ditulis dalam bentuk undang-undang agar tidak terjadi pelanggaran terhadap undang-undang tersebut. "Santri sejak dulu sangat aktif dalam berdiplomasi untuk menciptakan kedaiaman dunia. Dan itu jadi pegangan politik luar negeri," tandas Ali.

Konsul Jenderal RI di New York Arifi Saiman, para ulama NU dan juga para santri seringkali dianggap kolot. Namun sebaliknya, mereka ternyata memiliki pandangan yang sangat visioner.

NU mengusung konsep ukhuwah atau persaudaraan. Setidaknya, ada tiga macam ukhuwah, yaitu ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia). Ukhuwah basyariyah bisa juga disebut ukhuwah insaniyah. "Jadi isu-isu yang sekarang jadi topik itu sudah dibangun pondasinya oleh para ulama," ujarnya
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2228 seconds (0.1#10.140)