Berencana Gelar F8, Pemkot Makassar Diminta Tak Gegabah
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar memutuskan akan kembali menggelar Festival F8 di tahun ini, setelah sebelumnya sempat absen akibat Covid-19 2020 lalu. Hal ini menuai tanggapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar.
Ketua IDI Makassar , Siswanto Wahab meminta pemerintah tak gegabah dengan menggelar kegiatan yang mengumpulkan keramaian orang.
Tak ada jaminan Covid-19 tidak akan menular selama acara dihelat. Pemerintah semestinya tidak serta merta memutuskan tanpa adanya kajian lebih jauh.
“Kita jangan sampai kebablasan bikin acara, siapa yang jamin Makassar aman, meskipun mungkin September atau Agustus digelar, tapi jangan langsung diputuskan. Apakah ada jaminan itu nanti aman," ketusnya.
Gelombang-gelombang baru Covid-19 cenderung terjadi akibat kelalaian pemerintah yang merasa telah mengendalikan virus tersebut. Dia mencontohkan beberapa negara di Eropa yang harus melalui beberapa gelombang virus korona akibat kelalaian pemerintahnya.
"Jadi pemerintah ini bikin acara seakan-akan sudah mengendalikan virus korona. Padahal jangan dulu, negara Eropa itu saja sudah ada yang masuk gelombang ketiga ada yang kedua, nah kita ini malah buru-buru mau gelar ini dan itu,” tukas dia.
Sementara, Ahli Epidemologi Universitasa Hasanuddin ( Unhas ), Ansariadi meminta pemerintah tetap mewaspadai adanya potensi penularan Covid-19, utamanya saat akan menggelar acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Ansariadi menyebutkan, menggelar acara dengan mengumpulkan orang cukup berisiko, pasalnya potensi penularan masih tetap bisa terjadi. Apalagi jika pemerintah tidak begitu matang dalam mempersiapkan keamanannya.
Setidaknya kata dia, Pemkot Makassar masih harus menyelesaikan beberapa persoalan terlebih dahulu jika ingin menghelat acara. Pertama angka kasus Covid terlebih dahulu harus ditekan secara signifikan. Apalagi kondisi Makassar saat ini masih fluktuatif.
Ketua IDI Makassar , Siswanto Wahab meminta pemerintah tak gegabah dengan menggelar kegiatan yang mengumpulkan keramaian orang.
Tak ada jaminan Covid-19 tidak akan menular selama acara dihelat. Pemerintah semestinya tidak serta merta memutuskan tanpa adanya kajian lebih jauh.
“Kita jangan sampai kebablasan bikin acara, siapa yang jamin Makassar aman, meskipun mungkin September atau Agustus digelar, tapi jangan langsung diputuskan. Apakah ada jaminan itu nanti aman," ketusnya.
Gelombang-gelombang baru Covid-19 cenderung terjadi akibat kelalaian pemerintah yang merasa telah mengendalikan virus tersebut. Dia mencontohkan beberapa negara di Eropa yang harus melalui beberapa gelombang virus korona akibat kelalaian pemerintahnya.
"Jadi pemerintah ini bikin acara seakan-akan sudah mengendalikan virus korona. Padahal jangan dulu, negara Eropa itu saja sudah ada yang masuk gelombang ketiga ada yang kedua, nah kita ini malah buru-buru mau gelar ini dan itu,” tukas dia.
Sementara, Ahli Epidemologi Universitasa Hasanuddin ( Unhas ), Ansariadi meminta pemerintah tetap mewaspadai adanya potensi penularan Covid-19, utamanya saat akan menggelar acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Ansariadi menyebutkan, menggelar acara dengan mengumpulkan orang cukup berisiko, pasalnya potensi penularan masih tetap bisa terjadi. Apalagi jika pemerintah tidak begitu matang dalam mempersiapkan keamanannya.
Setidaknya kata dia, Pemkot Makassar masih harus menyelesaikan beberapa persoalan terlebih dahulu jika ingin menghelat acara. Pertama angka kasus Covid terlebih dahulu harus ditekan secara signifikan. Apalagi kondisi Makassar saat ini masih fluktuatif.