Vice Presiden KAI dan Istri Dapat Marga Purba dan Tarigan

Jum'at, 09 April 2021 - 23:08 WIB
loading...
Vice Presiden KAI dan Istri Dapat Marga Purba dan Tarigan
Henry Indraguna dan istri yang bukan keturunan Suku Batak Karo mendapat marga Purba dan Tarigan Balai Zeqita Berastagi, Sumatera Utara. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Tradisi pemberian marga kepada seseorang yang bukan keturunan Suku Batak Karo berlangsung di Balai Zeqita Berastagi, Sumatera Utara . Kali ini diberikan kepada pasangan suami istri (pasutri).

Baca juga: Perayaan HUT PBB, Gubernur Sumut : Suku Batak Banyak Ditakdirkan Jadi Orang Hebat

Proses pemberian marga dilakukan dengan cara mengangkat seseorang yang bukan keturunan Batak dari keluarga keturunan Batak yang telah ditunjuk. Pemberian marga diberikan kepada pasutri Henry Indraguna dan istri.

Baca juga: Merica Khas Batak Tembus Pasar Jerman, Andaliman Beri Rasa Sensasi Pedas Menggigit

Henry yang merupakan Vice Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) mengaku terkesan dengan marga Purba. Hal itu karena perjalanan hidup dan pertemanan dengan seseorang teman bermarga Purba semasa mudanya.

"Setelah diangkat dan diberi marga Purba, saya dianggap sebagai bagian dari keturunan sah dan berhak menyandang salah satu marga Purba di Batak Karo. Saya sangat bangga sekali," ujar Henry dalam keterangan tertulis, Jumat (9/4/2021).

Tokoh adat telah memutuskan pemberian marga kepada Henry. Melalui Jenda Muli Purba memberikan kepada Henry Indraguna bermarga Purba, sehingga menjadi Henry Indraguna Purba.

"Sejak saat ini Henry Indragunatelah menjadi warga Karo yang bermarga Purba, bere-bere Tarigan. Setelah menjadi warga Karo, Henry Indraguna dapat menjaga nilai-nilai budaya Karo dalam kehidupan sehari-hari," ujar pemberi marga Jenda Muli Purba didampingi Kalimbubu, Indra Sakti Tarigan Sibero dan Anak Beru Wimpi Sembiring.

Begitu juga pemberian marga untuk istri Henry Indraguna diberi marga di Batak Karo menjadi tambahan dibelakang namanya Tarigan. Karena Henry sudah berkeluarga maka prosesnya berbeda dengan yang masih sendirian.

"Bukan hal yang mudah bagi seseorang untuk mendapatkan gelar, sebelum pemberian gelar seharusnya diberi marga terlebih dahulu," ujar pemandu acara saat pemberian marga di lokasi, Kamis (8/4/2021).

Pemandu menjelaskan, pemberian marga adat batak merupakan sesuatu yang besar, sakral, dan biasanya bakal diadakan pesta. "Ada pesta yang besar dan ada yang kecil, tergantung orangnya," lanjutnya

Setelah mendapat marga, orang tersebut baru bisa mendapat gelar atau penghargaan. Setelah mendapat gelar, ada konsekuensi yang harus dilakukan. Jika ada pesta, maka orang ini harus menghadirinya. Dia harus siap menghadirinya, mewakili marga yang sudah didapat. "Dan proses ini adalah sesuatu yang sangat terhormat di adat batak," tuturnya.

Atas semua proses pemberian marga tersebut, Henry sangat bangga dan terharu. "Saya mengucapkan terimakasih atas semua proses ini, dan Sumut telah menjadi rumah kedua bagi saya," ujarnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1700 seconds (0.1#10.140)