Dapat Transfer Ilmu, RSUD Jayapura Mampu Tangani Bedah Saraf Kejepit

Sabtu, 03 April 2021 - 04:12 WIB
loading...
Dapat Transfer Ilmu, RSUD Jayapura Mampu Tangani Bedah Saraf Kejepit
Pelayanan bedah saraf kejepit di RSUD Jayapura, Papua kini semakin baik. Pasien yang selama ini harus berobat ke luar Papua, sekarang bisa ditangani sendiri. Foto/RSUD Jayapura
A A A
JAYAPURA - Pelayanan kesehatan berupa operasi bedah saraf kejepit di RSUD Jayapura, Papua kini semakin baik setelah mendapat transfer ilmu. Sehingga pasien yang selama ini harus berobat ke luar Papua, sekarang bisa ditangani sendiri.

Baca juga: Ujian Siswa Dilaksanakan secara Tatap Muka, Ini Alasan SMKN 2 Jayapura

Peningkatan pelayanan ini dilakukan saat pakar bedah saraf RS Siloam, Prof dr Eka J Wahjoepramono datang untuk mendampingi dan membantu operasi penyumbatan saraf pasien di RSUD Jayapura pada akhir Maret 2021 lalu. Dr Eka mendampingi dua dokter bedah RSUD Jayapura, dr Tommy Numberi dan dr Hendrikus Bolly.

Baca juga: Paskah Penuh Damai untuk Indonesia Dari Tanah Papua, Dirayakan Lintas Agama

Eka melakukan transfer ilmu sebagai bentuk kepedulian terhadap kemajuan dunia kedokteran di Papua dan membantu peningkatan layanan. Sehingga kemampuan RSUD Jayapura dalam menangani kasus-kasus yang lebih rumit tanpa harus dirujuk ke daerah lain.

Eka yang mewakili Siloam Hospitals mengatakan, pengalaman dan jam terbang sangat dibutuhkan oleh setiap dokter bedah agar menambah kemampuan dan semakin ahli menangani pasien. “Kami memerlukan waktu 25 tahun. Saya mulai bedah mikro sejak 1996,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/4/2021).

Kedatangannya ke RSUD Jayapura salah satunya agar para dokter muda dapat menimba pengalaman dari yang lebih senior. “Kekurangan tentu banyak dalam artian perlengkapan alat. Fasilitas ini semoga segera dilengkapi dengan bersinergi bersama pemerintah Papua. Tapi alat itu bukan satu-satunya, yang utama adalah memiliki mental. Apa yang ada saat ini, kita berangkat dulu,” katanya.

Dengan peningkatan kemampuan dan fasilitas, dr Eka mengharapkan ke depan bila ada pasien yang membutuhkan operasi saraf bisa ditangani di RSUD tanpa harus diterbangkan ke Jakarta.

Sementara dr Tommy Numberi usai melakukan pembedahan menyatakan kegiatan bedah gabungan atau joint surgery ini berlangsung selama kurang lebih 4 jam.

"Kami melakukan operasi atau istilahnya saraf kejepit. Saraf yang paling ujung kita potong untuk membebaskan jepitannya,” katanya.

Atas keberhasilan operasi tersebut, tim medis operasi dari pihak RSUD Jayapura banyak mengucapkan rasa syukur dan merasa beruntung didampingi oleh Prof Eka. "Kegiatan joint surgery ini, kami mendapatkan banyak ilmu baru," imbuh Tommy.

RSUD Jayapura saat ini baru memiliki dua dokter spesialis bedah saraf. Sebelum 2016, semua pasien yang membutuhkan operasi saraf harus di terbangkan ke luar Papua. Setelah itu RSUD Jayapura sudah bisa melakukan operasi saraf untuk kasus ringan.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2058 seconds (0.1#10.140)