Desa Panggungharjo, Bangun Kemandirian Hadapi Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
Upaya pemerintah desa ini dibarengi dengan langkah mitigasi dampak sosial. Wahyudi menjelaskan bahwa tantangan yang dialami dalam konteks kesehatan masyarakat yakni kesadaran kolektif untuk menghadapi krisis. Ia berharap di antara warga masyarakat muncul persamaan persepsi terhadap situasi pandemi.
"Jangan panik dan jangan abai," tambah Wahyudi untuk menyikapi pandemi sejak awal.
Stabilitas yang ditemui di Desa Panggungharjo tidak terlepas dari upaya membangun pranata sosial baru.
"Kedua, yaitu upaya kita untuk mendorong warga masyarakat di tingkat dukuh untuk membangun pranata sosial baru untuk mengatur pola relasi sosial karena banyak sekali kegiatan yang dalam situasi normal itu bisa dilaksanakan tapi dalam situasi pandemi ini tidak dapat dilaksanakan, misalnya terkait dengan pemakanan, peribadatan, budaya dan keagamaan, termasuk menerima tamu dan sebagainya," jelasnya.
Masyarakat desa membangun terwujudnya pranata sosial baru ini sejak awal Maret lalu. Melalui nilai-nilai baru tadi, potensi konflik sosial dapat diminimalkan. Misal, pasien COVID-19 dapat diterima baik oleh warga masyarakat bahkan mereka disambut dengan selawatan.
"Ini membangun relasi sosial yang baik dan dibutuhkan pada situasi masa kinim," ucapnya.
Tak hanya aspek sosial, Pemerintah Desa Panggungharjo melakukan pendekatan berbasis ekonomi lokal. Bantuan yang tak seberapa dikelola dengan dukungan bantuan warga untuk membantu warga lain yang membutuhkan.
"Hingga hari ini kami telah mendistribusikan lebih dari 4.000 paket sembako, sedangkan dari pemerintah sendiri 2.800-an ini diinisiasi dari warga desa," kata Wahyudi.
Ia dan warganya sepakat untuk memaksimalkan nilai manfaat atas dana desa dengan cara "memaksa" penerima BLT Dana Desa . Mereka yang tidak menerima bantuan mendapatkan manfaat dengan cara warga penerima bantuan membelanjakan dana pada warung atau toko tetangga.
"Harapannya ekonomi lokal hidup, tidak boleh uang yang diterima dibelanjakan di retail moderen," ucapnya.
"Jangan panik dan jangan abai," tambah Wahyudi untuk menyikapi pandemi sejak awal.
Stabilitas yang ditemui di Desa Panggungharjo tidak terlepas dari upaya membangun pranata sosial baru.
"Kedua, yaitu upaya kita untuk mendorong warga masyarakat di tingkat dukuh untuk membangun pranata sosial baru untuk mengatur pola relasi sosial karena banyak sekali kegiatan yang dalam situasi normal itu bisa dilaksanakan tapi dalam situasi pandemi ini tidak dapat dilaksanakan, misalnya terkait dengan pemakanan, peribadatan, budaya dan keagamaan, termasuk menerima tamu dan sebagainya," jelasnya.
Masyarakat desa membangun terwujudnya pranata sosial baru ini sejak awal Maret lalu. Melalui nilai-nilai baru tadi, potensi konflik sosial dapat diminimalkan. Misal, pasien COVID-19 dapat diterima baik oleh warga masyarakat bahkan mereka disambut dengan selawatan.
"Ini membangun relasi sosial yang baik dan dibutuhkan pada situasi masa kinim," ucapnya.
Tak hanya aspek sosial, Pemerintah Desa Panggungharjo melakukan pendekatan berbasis ekonomi lokal. Bantuan yang tak seberapa dikelola dengan dukungan bantuan warga untuk membantu warga lain yang membutuhkan.
"Hingga hari ini kami telah mendistribusikan lebih dari 4.000 paket sembako, sedangkan dari pemerintah sendiri 2.800-an ini diinisiasi dari warga desa," kata Wahyudi.
Ia dan warganya sepakat untuk memaksimalkan nilai manfaat atas dana desa dengan cara "memaksa" penerima BLT Dana Desa . Mereka yang tidak menerima bantuan mendapatkan manfaat dengan cara warga penerima bantuan membelanjakan dana pada warung atau toko tetangga.
"Harapannya ekonomi lokal hidup, tidak boleh uang yang diterima dibelanjakan di retail moderen," ucapnya.