Bersilaturahmi dengan Gapoktan, Ridwan Kamil Minta Pusat Tunda Impor Beras

Rabu, 17 Maret 2021 - 14:31 WIB
loading...
Bersilaturahmi dengan Gapoktan, Ridwan Kamil Minta Pusat Tunda Impor Beras
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Foto/Dok
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menggelar silaturahmi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Jabar di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (16/3/2021).

Dalam kegiatan yang digelar secara virtual tersebut, Gubernur yang akrab disapa Emil itu meminta pemerintah pusat menunda rencana impor beras awal tahun ini.

Permintaan tersebut disampaikan Ridwan Kamil mengingat rencana tersebut bertepatan dengan panen raya. Ketimbang mengimpor beras, Emil meminta pemerintah pusat hasil panen raya Jabar yang diprediksi bakal mengalami surplus 322.000 ton hingga April 2021 mendatang.

"Daripada impor beras, mending beli produk dari jabar yang berlimpah lebih dari 300 ribu ton," ungkap Emil.

Emil juga mengatakan bahwa rencana impor beras bakal berdampak negatif mengingat kondisi Jabar yang mengalami surplus beras dan tak lama lagi panen raya.

"Jika tiba-tiba ada impor beras bisa terbayang harga beras lokal akan terbanting. Upaya petani yang tengah berjuang mencari kesejahteraan akan lenyap akibat impor beras di masa panen raya," jelas Emil.

"Maka kami memeberikan usulan agar impor beras ditunda sehubungan dengan surplus panen. Kita ada 322 ribu ton, ini sudah berlebih, banyak sekali," sambung Emil.

Lebih lanjut Emil mengatakan, kondisi surplus beras yang dialami Jabar tak lepas dari kurangnya penyerapan oleh Bulog. Dia mencontohkan, di Cirebon, Bulog biasanya membeli 130.000 ton beras, namun kini hanya 21.000 ton.

"Masa sudah beras banyak, impor pula. Kalau posisinya krisis beras, saya kira masuk akal. Tapi ini kan surplus. Jangan sampai kebijakan impor beras ini menghantam kesejahteraan patani. Maka kami mengusulkan ke pemerintah, agar menunda beras impor, maksimalkan saja produksi Jabar yang melimpah," papar Emil seraya menekankan, impor beras sebaiknya hanya dilakukan saat ada potensi krisis pangan.

Baca juga: Digugat Cerai, Teh Ninih Masih Tinggal Serumah dengan Aa Gym

Emil menambahkan, impor beras pun akan sangat berpengaruh pada kesejahteraan petani, sehingga diperlukan manajemen penyediaan pangan yang baik dan teliti.

Baca juga: Napi Lapas Nusakambangan dan Lapas Sukamiskin Kendalikan Penjualan Sabu di Tasikmalaya

"Pemerintah seharusnya lebih memerhatikan kesejahteraan petani dengan menunjukkan keberpihakan terhadap produk pertanian dalam negeri," kata Emil.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1705 seconds (0.1#10.140)