Rencana Israel Caplok Wilayah Palestina Akan Timbulkan Konflik Besar
loading...
A
A
A
ANKARA - Rencana Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat, Palestina , akan menimbulkan kecaman luas dari belahan dunia. Turki memperingatkan bahwa kebijakan yang dikecam secara luas seperti itu akan mengarah pada lebih banyak konflik dan eskalasi.
Juru bicara kepresidenan Turki , Ibrahim Kalin mengatakan bahwa rezim Tel Aviv harus menghentikan kampanye ilegal. Dia lalu menyerukan masyarakat internasional untuk menghentikan kerusakan yang dibuat oleh Israel.
"Kebijakan pendudukan dan aneksasi Israel adalah undangan untuk lebih banyak konflik dan eskalasi. Israel harus menghentikan kegiatan ilegal dan dunia harus menghentikan vandalisme modern ini," ucap Kalin.( Baca:Habiskan Rp1 T di Pilgub dan Pilpres, Sandi Mengaku Sedikit Bloon )
Turki dan semua orang dengan rasa keadilan akan mendukung orang-orang Palestina," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir PressTV pada Minggu (17/5/2020).
Aneksasi itu datang sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Kesepakatan Abad Ini bentukan Amerika Serikat (AS), yang diumumkan pada 28 Januari. Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS tersebut, Israel akan mencaplok 30 hingga 40 persen dari Tepi Barat, termasuk semua kawasan Yerusalem Timur.
Sebelumnya, Raja Yordania, Abdullah II memperingatkan rencana Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat. Raja Abdullah mengatakan, jika Israel menganeksasi Tepi Barat, itu akan menyebabkan "konflik besar" dengan Yordania.
"Jika Israel benar-benar menganeksasi Tepi Barat pada bulan Juli, itu akan menyebabkan konflik besar-besaran dengan Yordania. Para pemimpin yang mengadvokasi solusi satu negara tidak mengerti apa artinya itu," katanya, dengan mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kekacauan dan ekstremisme di wilayah tersebut.
Juru bicara kepresidenan Turki , Ibrahim Kalin mengatakan bahwa rezim Tel Aviv harus menghentikan kampanye ilegal. Dia lalu menyerukan masyarakat internasional untuk menghentikan kerusakan yang dibuat oleh Israel.
"Kebijakan pendudukan dan aneksasi Israel adalah undangan untuk lebih banyak konflik dan eskalasi. Israel harus menghentikan kegiatan ilegal dan dunia harus menghentikan vandalisme modern ini," ucap Kalin.( Baca:Habiskan Rp1 T di Pilgub dan Pilpres, Sandi Mengaku Sedikit Bloon )
Turki dan semua orang dengan rasa keadilan akan mendukung orang-orang Palestina," sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir PressTV pada Minggu (17/5/2020).
Aneksasi itu datang sebagai bagian dari apa yang disebut rencana Kesepakatan Abad Ini bentukan Amerika Serikat (AS), yang diumumkan pada 28 Januari. Rencana tersebut menyatakan pembentukan negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan oleh jembatan dan terowongan.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa di bawah rencana AS tersebut, Israel akan mencaplok 30 hingga 40 persen dari Tepi Barat, termasuk semua kawasan Yerusalem Timur.
Sebelumnya, Raja Yordania, Abdullah II memperingatkan rencana Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat. Raja Abdullah mengatakan, jika Israel menganeksasi Tepi Barat, itu akan menyebabkan "konflik besar" dengan Yordania.
"Jika Israel benar-benar menganeksasi Tepi Barat pada bulan Juli, itu akan menyebabkan konflik besar-besaran dengan Yordania. Para pemimpin yang mengadvokasi solusi satu negara tidak mengerti apa artinya itu," katanya, dengan mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kekacauan dan ekstremisme di wilayah tersebut.
(ihs)