Jadi Wali Kota Sepekan, Bagaimana Racikan WS untuk Surabaya?
loading...
A
A
A
SURABAYA - Whisnu Sakti Buana menjadi wali kota dengan masa tugas terpendek di Kota Pahlawan. Meskipun hanya sepekan menjabat sebagai orang nomor satu di Surabaya, WS, panggilan akrabnya memiliki racikan khusus buat kepemimpinannya di Surabaya.
WS tetap fokus dalam penanganan pandemi COVID-19 yang lebih sektoral, terutama mencakup wilayah kesehatan, ekonomi, dan sosial. Ketiganya dianggap memiliki keterkaitan dalam kelangsungan kehidupan di Surabaya.
Baca juga: Mobil Keluarga Mendadak Mati Mesin saat KA Dhoho Lewat, 1 Penumpang Tewas
"Kita harus menghadapi pandemi ini, baik secara ekonomi maupun kesehatannya,” kata WS, Jumat (12/2/2021).
Langkah yang dipilihnya tentu saja mengajak Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya agar penanganan pandemi COVID-19 di tingkat bawah semakin intensif. Termasuk ke ruang-ruang keluarga serta RT yang tersebar di berbagai wilayah.
"Tracing juga kita semakin aktifkan kembali dan selama ini sudah kita lakukan selama beberapa bulan. Kita ingin Surabaya bisa segera pulih dari pandemi ini," jelasnya.
Baca juga: Hanya 7 Hari Whisnu Sakti Buana Jadi Wali Kota Surabaya, Ini Harapan Khofifah
Dalam beberapa hari ke depan sebelum 17 Februari yang merupakan masa berakhirnya jabatan sebagai wali kota, WS juga konsentrasi terkait refocusing anggaran untuk pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM. Menurutnya, refocusing ini dapat dilakukan melalui dana kelurahan serta proyek pembangunan yang dinilai belum strategis untuk dilaksanakan.
"Jadi ke depan yang paling kita segerakan adalah bagaimana kita bisa putar ekonomi di bawah. Dengan kondisi PPKM mikro ini justru ada kesempatan dana kita gulirkan di bawah, sehingga UMKM di bawah bisa berputar," jelasnya.
Mantan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya ini menambahkan, pemberdayaan ekonomi di bawah itu bisa dilakukan dengan cara membuka dapur umum untuk mendukung Kampung Tangguh. Pelaku UMKM di wilayah tersebut, dapat diberdayakan dengan menyiapkan makanan seperti nasi bungkus.
"Jadi buka dapur umum di kampung-kampung tangguh dengan memberdayakan ekonomi di bawah agar ekonomi di bawah semakin bergairah," jelasnya.
Tak hanya fokus pada penanganan pandemi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Whisnu menilai, bahwa perhatian terhadap dunia pendidikan di masa pandemi ini juga sangat penting. Meski sistem belajar mengajar dilakukan secara daring, ia berharap pendidikan di Surabaya tetap berkualitas.
"Generasi muda kita juga perlu kita perhatikan. Makanya kita coba bangkitkan kembali bagaimana proses belajar mengajar walaupun secara daring tapi tetap berkualitas," katanya.
WS tetap fokus dalam penanganan pandemi COVID-19 yang lebih sektoral, terutama mencakup wilayah kesehatan, ekonomi, dan sosial. Ketiganya dianggap memiliki keterkaitan dalam kelangsungan kehidupan di Surabaya.
Baca juga: Mobil Keluarga Mendadak Mati Mesin saat KA Dhoho Lewat, 1 Penumpang Tewas
"Kita harus menghadapi pandemi ini, baik secara ekonomi maupun kesehatannya,” kata WS, Jumat (12/2/2021).
Langkah yang dipilihnya tentu saja mengajak Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya agar penanganan pandemi COVID-19 di tingkat bawah semakin intensif. Termasuk ke ruang-ruang keluarga serta RT yang tersebar di berbagai wilayah.
"Tracing juga kita semakin aktifkan kembali dan selama ini sudah kita lakukan selama beberapa bulan. Kita ingin Surabaya bisa segera pulih dari pandemi ini," jelasnya.
Baca juga: Hanya 7 Hari Whisnu Sakti Buana Jadi Wali Kota Surabaya, Ini Harapan Khofifah
Dalam beberapa hari ke depan sebelum 17 Februari yang merupakan masa berakhirnya jabatan sebagai wali kota, WS juga konsentrasi terkait refocusing anggaran untuk pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM. Menurutnya, refocusing ini dapat dilakukan melalui dana kelurahan serta proyek pembangunan yang dinilai belum strategis untuk dilaksanakan.
"Jadi ke depan yang paling kita segerakan adalah bagaimana kita bisa putar ekonomi di bawah. Dengan kondisi PPKM mikro ini justru ada kesempatan dana kita gulirkan di bawah, sehingga UMKM di bawah bisa berputar," jelasnya.
Mantan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya ini menambahkan, pemberdayaan ekonomi di bawah itu bisa dilakukan dengan cara membuka dapur umum untuk mendukung Kampung Tangguh. Pelaku UMKM di wilayah tersebut, dapat diberdayakan dengan menyiapkan makanan seperti nasi bungkus.
"Jadi buka dapur umum di kampung-kampung tangguh dengan memberdayakan ekonomi di bawah agar ekonomi di bawah semakin bergairah," jelasnya.
Tak hanya fokus pada penanganan pandemi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Whisnu menilai, bahwa perhatian terhadap dunia pendidikan di masa pandemi ini juga sangat penting. Meski sistem belajar mengajar dilakukan secara daring, ia berharap pendidikan di Surabaya tetap berkualitas.
"Generasi muda kita juga perlu kita perhatikan. Makanya kita coba bangkitkan kembali bagaimana proses belajar mengajar walaupun secara daring tapi tetap berkualitas," katanya.
(msd)