Pandemi Corona Geser Strategi Penjualan Para Pebisnis Kopi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam webinar (seminar lewat wab) yang digelar Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti dengan tajuk 'Pesona Talks: Serba Serbi Pariwisata Ala Milenial', terangkum bahwa walau bisnis pariwisata saat ini sedang mati suri, namun hal itu tidak membuat pelakunya patah semangat.
Hal itu terungkap dari delapan narasumber webinar yang berkarir dalam beragam bidang dalam bisnis pariwisata, mulai dari perhotelan, F&B (food and beverage), konsultan restoran dan kafe, barista, ritel hingga perusahaan produk pemasok untuk bisnis pariwisata. Delapan narasumber ini juga merupakan alumni STP Trisakti yang saat ini berkarir di bisnis pariwisata.
Margaret Marsia yang awalnya barista kini berkarir sebagai pengembang produk di bisnis gerai kopi mengatakan, saat ini peluang bagi mereka yang ingin wirausaha buka kedai kopi untuk berjualan secara daring (online). ( Baca:Pedagang dan Pengunjung Pasar di Lubuklinggau Jalani Rapid Tes )
Modalnya tak besar, karena tak perlu sewa tempat. Bisnis bisa dijalankan dari rumah dengan espreso liquid dan pemasarannya lewat aplikasi semacam Gojek atau Grab. Asal diracik enak dan harganya affordable, orang akan beli untuk menghilangkan kebosanan di rumah saja. Apalagi sekarang ada trend minuman kopi ukuran satu liter," katanya saat webinar.
Manajer Penyangrai Kopi di gerai kopi Common Ground Yessylia Violin mengatakan, sebelum ada pandemi Corona penjualan daring merupakan pasar yang belum pernah digarapnya secara serius. Namun penjualan daring, katanya, kini adalah celah bisnis baru yang akan dikembangkan di masa depan.
Dia mengatakan, kedai kopinya yang lokasinya tidak di mal tetap dibuka untuk umum, meski hanya untuk layanan antar dan penjualan lewat ojek daring. Selain itu, perusahaannya juga masuk ke penjualan kopi nusantara di situs penjualan daring ternama.
Ketua STP Trisakti Fetty Asmaniati mengaku bangga atas prestasi kerja yang dilakukan lulusannya. Meski kondisi ekonomi di Indonesia dan dunia sedang lesu, tak menyurutkan mereka untuk tetap konsisten dalam karirnya. Bahkan kondisi sekarang mendorong terciptanya peluang bisnis baru di masa depan.
Hal itu terungkap dari delapan narasumber webinar yang berkarir dalam beragam bidang dalam bisnis pariwisata, mulai dari perhotelan, F&B (food and beverage), konsultan restoran dan kafe, barista, ritel hingga perusahaan produk pemasok untuk bisnis pariwisata. Delapan narasumber ini juga merupakan alumni STP Trisakti yang saat ini berkarir di bisnis pariwisata.
Margaret Marsia yang awalnya barista kini berkarir sebagai pengembang produk di bisnis gerai kopi mengatakan, saat ini peluang bagi mereka yang ingin wirausaha buka kedai kopi untuk berjualan secara daring (online). ( Baca:Pedagang dan Pengunjung Pasar di Lubuklinggau Jalani Rapid Tes )
Modalnya tak besar, karena tak perlu sewa tempat. Bisnis bisa dijalankan dari rumah dengan espreso liquid dan pemasarannya lewat aplikasi semacam Gojek atau Grab. Asal diracik enak dan harganya affordable, orang akan beli untuk menghilangkan kebosanan di rumah saja. Apalagi sekarang ada trend minuman kopi ukuran satu liter," katanya saat webinar.
Manajer Penyangrai Kopi di gerai kopi Common Ground Yessylia Violin mengatakan, sebelum ada pandemi Corona penjualan daring merupakan pasar yang belum pernah digarapnya secara serius. Namun penjualan daring, katanya, kini adalah celah bisnis baru yang akan dikembangkan di masa depan.
Dia mengatakan, kedai kopinya yang lokasinya tidak di mal tetap dibuka untuk umum, meski hanya untuk layanan antar dan penjualan lewat ojek daring. Selain itu, perusahaannya juga masuk ke penjualan kopi nusantara di situs penjualan daring ternama.
Ketua STP Trisakti Fetty Asmaniati mengaku bangga atas prestasi kerja yang dilakukan lulusannya. Meski kondisi ekonomi di Indonesia dan dunia sedang lesu, tak menyurutkan mereka untuk tetap konsisten dalam karirnya. Bahkan kondisi sekarang mendorong terciptanya peluang bisnis baru di masa depan.
(ihs)