Kecurigaan Ibu Korban, Jadi Pembuka Pintu Terbongkarnya Pembunuhan Sadis

Senin, 25 Januari 2021 - 17:48 WIB
loading...
Kecurigaan Ibu Korban,...
Kapolres Mojokerto, AKBP Dony Alexsander menunjukan pelaku pembunuhan terhadap Ananda Putra Wiyanto (18). Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Dua orang pemuda ditangkap petugas Satreskrim Polres Mojokerto. Keduanya diduga merupakan pelaku pembunuhan terhadap Ananda Putra Wiyanto (18) asal Dusun Soso, Desa Cepokolimo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.



Penangkapan dua orang terduga pelaku pembunuhan karyawan sebuah kafe di Kecamatan Pacet, ini setelah petugas melakukan serangkaian penyelidikan. Dari hasil investigasi serta keterangan sejumlah pihak, pemuda yang biasa disapa Nanda itu tewas dibunuh.

"Dua orang kita amankan, yakni MAKY (20) warga warga Dusun Sidowangi, Desa Mojolebak, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto dan satu orang lainnya berinisial NTR," kata Kapolres Mojokerto, AKBP Dony Alexsander Senin (25/1/2021).

Baca Juga: Menitikan Air Mata, Daniel Mananta Pamit dari Indonesian Idol



Dony menuturkan, dari hasil pemeriksaan sementara, penyidik telah menetapkan Mako Abrianto Kartika Yudha sebagai pelaku utama. Pemuda ini tega menghabisi Nanda dengan cara memukul bagian kepala menggunakan benda tumpul.

"Untuk NTR ini masih kita periksa. Sebab hasil pemeriksaan NTR turut dalam pemukulan, namun lebih detailnya kita tunggu hasil penyidikan," jelas Dony dalam konferensi pers.

Aksi pembunuhan ini terkuak setelah pihak kepolisian menerima laporan dari ibunda Nanda, pada Senin, (4/1/2021) lalu. Kala itu, Wiwik Nur Astutik (37) mendatangi Mapolres Mojokerto, guna melaporkan kematian anak sulungnya. Ia curiga, buah hatinya tersebut meninggal dengan tidak wajar.

"Awal kasus ini terungkap setelah sang ibu melapor akan anaknya meninggal tidak wajar, kemudian kita dari Satreskrim Polres Mojokerto membentuk tim dan kemudian berhasil mengamankan keduanya," terangnya.

Baca Juga: Joe Biden Ganti 645.000 Mobil Dinas dengan Mobil Listrik Amerika

Kecurigaan itu bermula saat Wiwik menerima pesan singkat yang dikirimkan Gama Mulya (26) pemilik kafe tempat Nanda bekerja. Dalam pesan singkat tersebut, Wiwik diberitahu jika Nanda tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit.

"Minggu (27/12/2020) jam 13.00 WIB, saya dapat WA (WhatsApp) dari Gama, posisi dia di RSUD Sidoarjo. Dia mengatakan kalau Nanda habis kecelakaan. Kemudian saya ke sana. Ternyata kondisinya tidak sadar," jelasnya.

Berdasarkan pengakuan Wiwik, pada 26 Desember 2020, sekitar pukul 10.00 WIB, Nanda pamit bekerja. Dengan mengendarai motornya, ia berangkat menuju kafe milik Gama Mulya, di Desa Pacet, Kecamatan Pacet. Nanda sendiri baru tiga hari bekerja di bagian administrasi di kafe itu.

Di hari yang sama, sekitar pukul 21.00 WIB, Nanda berkirim foto ke ibunya. Dalam foto tersebut, Nanda sedang berada di dalam mobil Gama. Lantaran terdapat foto Gama. Kepada Wiwik, Nanda berpamitan ke Ngoro. Ia rencana tidur di mess kafe yang juga rumahnya Gama, di Desa Jasem, Kecamatan Ngoro. "Menurut keterangan yang saya dapatkan, Nanda pergi bersama Gama, satu pria dan dua orang perempuan," terang Wiwik.

Baca Juga: 15 Golongan Hamba yang Doanya Mustajab

Hingga keesokan harinya, Minggu (27/12/2020), ia menerima pesan singkat dari Gama memberitahukan jika Nanda dalam kondisi sakit. Nanda dirawat di RSUD Sidoarjo, akibat mengalami kecelakaan. Ibu tiga anak ini pun bergegas mendatangi rumah sakit pelat merah tersebut untuk mengetahui kondisi anaknya.



Di RSUD Sidoarjo, Wiwik hanya ditemui orang tua Gama dan kakanya. Sementara Gama tidak ada di tempat. Sedangkan kondisi Nanda sendiri dalam keadaan koma. Menurut keterangan dokter, ada luka di bagian belakang kepala pemuda lajang itu. Bahkan terdapat jahitan di lokasi luka.

"Sekitar jam 20.00 WIB, dilakukan operasi selama dua jam. Karena ada penggumpalan darah di otak. Saya waktu itu hanya pasrah saja. Nanda koma selama seminggu. Katanya dokter saraf, terlambat ditangani. Darahnya sampai membeku di otak," terang Wiwik.

Hingga akhirnya pada Minggu (3/1/2021) Nanda menghembuskan nafas terakhir. Ia meninggal dunia sebelum sempat menceritakan kejadian sesungguhnya yang dialaminya. Nanda dinyatakan meninggal sekitar pukul 10.00 WIB oleh pihak rumah sakit. Kemudian ia dimakamkan di TPU Dusun Soso, Desa Cempokolimo.



Curiga dengan kematian anaknya, Wiwik lantas menggali informasi. Terkuak jika Nanda sebelumnya sempat menjalani perawatan di RS Dharma Husada Ngoro. Berdasarkan keterangan perawat, saat itu Nanda datang diantar tiga orang temannya. Nanda tiba dalam kondisi sadar. Meski mengalami luka di bagian belakang kepala.

"Perawat RS Darma Husada Ngoro menjelaskan, Nanda katanya sempat bergurau (sebelum koma). Ditanya sama perawat, Nanda bilang jatuh di selokan. Perawatnya menduga dipukul. Nanda ketawa sambil bilang tahu saja perawat," jelas Wiwik menirukan percakapan Nanda dan perawat RS Dharma Husada.

Kecurigaan Wiwik kian memuncak. Sebab, selama Nanda koma di RSUD Sidoarjo hingga meninggal, Gama tak juga menunjukan batang hidungnya. Sehari selang pemakaman anaknya, ibu tiga anak ini memutuskan untuk melapor ke polisi. Berdasarkan laporan itu, polisi pun melakukan serangkaian penyidikan. Termasuk membongkar makam Nanda.

"Beberapa waktu lalu kita mendatangkan dokter forensik ke daerah Pacet, untuk melakukan gali kubur. Kemudian kami melaksanakan otopsi jenazah untuk mengetahui penyebab meninggalnya saudara Nanda," tandas Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Rifaldhy Hangga Putra.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5143 seconds (0.1#10.140)