COVID-19 Menginfeksi 4,5 Juta Warga Dunia, 300.000 Jiwa Meninggal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Korban meninggal dunia akibat pandemi virus Corona baru, COVID-19, di seluruh dunia terus bertambah.
Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran munculnya gelombang kedua pandemi virus mematikan tersebut. ( Baca juga: Dunia Waspadai Covid-19 Gelombang Kedua )
Seperti dikutip dari situs pemantau online, worldometers.info, Jumat (15/5/2020), total korban meninggal di seluruh dunia mencapai 303.024 jiwa. Sementara jumlah infeksi virus COVID-19 yang terkonfirmasi mencapai 4.519.940 dan 1.699.8824 dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan korban meninggal tertinggi di dunia. Jumlah kasus infeksi COVID-19 di AS mencapai 1.455.598 dengan jumlah total kematian mencapai 86.873 jiwa. (Baca juga: WHO: Seperti HIV, Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Hilang)
Sementara itu empat negara Eropa melengkapi daftar lima negara dengan jumlah kasus infeksi tertinggi. Empat negara Eropa itu adalah Spanyol (272.646), Rusia (252.245), Inggris (233.151) dan Italia (223.096).
Namun jika menggunakan ukuran korban meninggal tertinggi maka akan ditemukan hasil yang berbeda. Inggris menjadi negara nomor dua tertinggi korban meninggal akibat COVID-19 di bawah AS. Tercatat 33.614 warga Inggris meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu.
Setelah itu ada Italia (31.368), Prancis (27.425), dan Spanyol (27.321) melengkapi daftar lima besar negara dengan korban meninggal akibat COVID-19 tertinggi di dunia.
Di Indonesia, kasus infeksi virus COVID-19 mencapai 16.006 dengan angka kematian mencapai 1.043 jiwa.
Sementara itu, WHO menyatakan virus corona baru, SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19 bisa menjadi endemik seperti HIV.
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. WHO terus menyerukan negara-negara di dunia untuk melakukan upaya besar-besaran dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Penting untuk meletakkan ini di atas meja, virus ini mungkin menjadi endemik lain di komunitas kami, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," kata pakar kedaruratan WHO, Mike Ryan.
Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran munculnya gelombang kedua pandemi virus mematikan tersebut. ( Baca juga: Dunia Waspadai Covid-19 Gelombang Kedua )
Seperti dikutip dari situs pemantau online, worldometers.info, Jumat (15/5/2020), total korban meninggal di seluruh dunia mencapai 303.024 jiwa. Sementara jumlah infeksi virus COVID-19 yang terkonfirmasi mencapai 4.519.940 dan 1.699.8824 dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan korban meninggal tertinggi di dunia. Jumlah kasus infeksi COVID-19 di AS mencapai 1.455.598 dengan jumlah total kematian mencapai 86.873 jiwa. (Baca juga: WHO: Seperti HIV, Virus Corona Mungkin Tak Akan Pernah Hilang)
Sementara itu empat negara Eropa melengkapi daftar lima negara dengan jumlah kasus infeksi tertinggi. Empat negara Eropa itu adalah Spanyol (272.646), Rusia (252.245), Inggris (233.151) dan Italia (223.096).
Namun jika menggunakan ukuran korban meninggal tertinggi maka akan ditemukan hasil yang berbeda. Inggris menjadi negara nomor dua tertinggi korban meninggal akibat COVID-19 di bawah AS. Tercatat 33.614 warga Inggris meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu.
Setelah itu ada Italia (31.368), Prancis (27.425), dan Spanyol (27.321) melengkapi daftar lima besar negara dengan korban meninggal akibat COVID-19 tertinggi di dunia.
Di Indonesia, kasus infeksi virus COVID-19 mencapai 16.006 dengan angka kematian mencapai 1.043 jiwa.
Sementara itu, WHO menyatakan virus corona baru, SARS-CoV-2, yang menyebabkan penyakit COVID-19 bisa menjadi endemik seperti HIV.
HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. WHO terus menyerukan negara-negara di dunia untuk melakukan upaya besar-besaran dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Penting untuk meletakkan ini di atas meja, virus ini mungkin menjadi endemik lain di komunitas kami, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," kata pakar kedaruratan WHO, Mike Ryan.
(nth)