Cegah COVID-19, FAGI Minta Sekolah Lakukan Rapid Antigen untuk Tenaga Pengajar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat meminta pemerintah daerah melakukan rapid antigen kepada tenaga kependidikan untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di lembaga pendidikan seperti sekolah.
Hal itu menyusul ditemukannya dua orang tenaga pendidikan di SMA 9, Kota Bandung yang terdeteksi positif COVID-19 .
Mereka terdeteksi setelah melakukan rapid test antigen kepada 30 orang secara mandiri di sekolah. Tes parlu dilakukan karena 50% tenaga kependidikan tetap masuk sekolah.
"Makanya kami mohon Disdik Jabar baik kota atau kabupaten se Jabar untuk menginstruksikan kepada sekolah-sekolah agar guru atau karyawan khususnya yang tidak WFH di rapid test antigen," tutur Ketua FAGI Jabar Iwan Hermawan, Senin (11/1/2021).
Dengan begitu, kata dia, akan katahuan yang positif atau negatif. Tapi dia berharap, semua negatif. Tetapi setidaknya, tidak terjadi penularan, bila salah satu dari tenaga pendidikan positif COVID dan tidak menyebabkan penularan karyawan lainnya.
(Baca juga: Korban Meninggal Mikrobus Terbalik di Tol Cipali Subang Jadi 4 Orang, Ini Identitasnya)
"Untuk biayanya sebenarnya pemerintah dan pemerintah daerah sudah memberikan keleluasaan penggunaan BOS dan BOPD untuk kepentingan pencegahan Covid 19. Sekolah tinggal anggarkan saja," tegas dia.
Dia mencontohkan, SMAN 9 Bandung melakukan rapid test antigen kepada 30 guru/TU/ pesuruh dan satpam. Hasilnya ketahuan dua orang positif. Setelah itu, sekolah langsung ditutup 14 hari.
(Baca juga: Tarif Murah Pesawat, Komisioner BPKN Sebut Jangan Sampai Abaikan Penumpang)
"Kemungkinan di sekolah-sekolah yang tidak melakukan rapid tes antigen bisa berkeliaran yang positif covid tapi OTG ini membahayakan bagi karyawan lainnya," imbuh dia.
Hal itu menyusul ditemukannya dua orang tenaga pendidikan di SMA 9, Kota Bandung yang terdeteksi positif COVID-19 .
Mereka terdeteksi setelah melakukan rapid test antigen kepada 30 orang secara mandiri di sekolah. Tes parlu dilakukan karena 50% tenaga kependidikan tetap masuk sekolah.
"Makanya kami mohon Disdik Jabar baik kota atau kabupaten se Jabar untuk menginstruksikan kepada sekolah-sekolah agar guru atau karyawan khususnya yang tidak WFH di rapid test antigen," tutur Ketua FAGI Jabar Iwan Hermawan, Senin (11/1/2021).
Dengan begitu, kata dia, akan katahuan yang positif atau negatif. Tapi dia berharap, semua negatif. Tetapi setidaknya, tidak terjadi penularan, bila salah satu dari tenaga pendidikan positif COVID dan tidak menyebabkan penularan karyawan lainnya.
(Baca juga: Korban Meninggal Mikrobus Terbalik di Tol Cipali Subang Jadi 4 Orang, Ini Identitasnya)
"Untuk biayanya sebenarnya pemerintah dan pemerintah daerah sudah memberikan keleluasaan penggunaan BOS dan BOPD untuk kepentingan pencegahan Covid 19. Sekolah tinggal anggarkan saja," tegas dia.
Dia mencontohkan, SMAN 9 Bandung melakukan rapid test antigen kepada 30 guru/TU/ pesuruh dan satpam. Hasilnya ketahuan dua orang positif. Setelah itu, sekolah langsung ditutup 14 hari.
(Baca juga: Tarif Murah Pesawat, Komisioner BPKN Sebut Jangan Sampai Abaikan Penumpang)
"Kemungkinan di sekolah-sekolah yang tidak melakukan rapid tes antigen bisa berkeliaran yang positif covid tapi OTG ini membahayakan bagi karyawan lainnya," imbuh dia.
(boy)