Perencanaan Perkotaan Sungguminasa-Cambayya Diharap Rampung Tahun Ini
loading...
A
A
A
GOWA - Bupati Kabupaten Gowa , Adnan Purichta Ichsan berharap penyelesaian penyusunan rencana detail tata ruang (RDTR) kawasan perkotaan Sungguminasa-Cambayya, bisa rampung tahun ini.
Penyusunan RDTR kawasan perkotaan Sungguminasa-Cambayya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tata ruang melalui upaya perwujudan penataan ruang berbasis mitigasi bencana/pengurangan risiko bencana (PRB) dengan memperhatikan potensi kawasan. Saat ini, pembahasan memasuki evaluasi muatan strategis.
"Kita berharap kelengkapan dokumen yang diinginkan bisa segera dilengkapi, di mana dokumen tersebut menjadi syarat utama penyelesaian RDTR dan bisa rampung tahun 2021 ini," ungkapnya, Jumat (1/1/2021).
Adnan membeberkan, Kabupaten Gowa termasuk salah satu daerah yang rawan banjir , sehingga mitigasi bencana sangat diharapkan dalam perencanaan ini.
Pihaknya juga ingin kepastian lokasi peruntukkan mitigasi bencana , khususnya di bantaran Sungai Jenebenerang agar tidak waswas. Apalagi intensitas hujan dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga diharapkan, RDTR ini bisa dilakukan mitigasi bencana.
Kawasan RDTR di Kabupaten Gowa ini melibatkan 22 desa/kelurahan yang tersebar di tiga kecamatan yakni Somba Opu, Pallangga dan Bontomarannu dengan total luas 3.578,74 hektare.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengungkapkan jika Pemkab Gowa memiliki keinginan untuk memenuhi 30 persen pembuatan ruang terbuka hijau (RTH) di Gowa, sehingga lokasi yang bisa dijadikan RTH harus jelas dalam RDTR agar menjadi acuan bagi pemda dan bisa bisa dimanfaatkan oleh publik.
"Memang kami telah memiliki RTH Syekh Yusuf, namun itu belum cukup memenuhi 30 persen itu, sehingga diharapkan kelurahan strategis yang terlibat dalam RDTR tersebut bisa membuat RTH ," ungkapnya.
Sementara itu, Tim Penyusun RDTR, Ghulamin mengatakan, ada lima muatan strategis dalam RDTR kawasan perkotaan Sungguminasa-Cambayya, yakni kebijakan strategis nasional, RTH , pertanian, peruntukan kawasan hutan dan mitigasi bencana .
"Hingga saat ini RDTR telah sampai pada tahap validasi KLHS. Namun salah satu yang diinginkan Pemkab Gowa yaitu adanya kawasan RTH yang bisa dinikmati oleh publik. Kami telah menyusun 20 persen dari total zona tetapi masih terkendala dengan lahan yang minim atau masih ada lahan yang belum bebas sepenuhnya," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga memetakan zona mitigasi bencana dengan menentukan peta rencana jalur, ruang evakuasi bencana, dan teknik peraturan zonasi pada zona banjir ini.
Adapun luas kawasan rawan banjir (KRB) tinggi yang tersebar di tiga kecamatan perencanaan ini seluas 112,49 hektare, sehingga rencana pola ruang yang kita susun sempadan sungai 31,83 hektare, RTH taman kota 80,66 hektare.
Sementara Kasubdit Penataan Kawasan Baru Kementerian ATR/BPN, Mirwansyah Prawiranegara mengatakan, tujuan penataan ruang kawasan ini untuk mewujudkan kawasan perkotaan Sungguminasa-Cambayya sebagai pusat kota skala regional dan kebudayaan skala nasional yang inklusif, layak huni, tangguh bencana dan berkelanjutan.
"Sasaran penataan kawasan ini yakni pengembangan sarana prasarana pelayanan skala regional, pengurangan risiko bencana dan pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau kota dan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan," katanya.
Penyusunan RDTR kawasan perkotaan Sungguminasa-Cambayya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tata ruang melalui upaya perwujudan penataan ruang berbasis mitigasi bencana/pengurangan risiko bencana (PRB) dengan memperhatikan potensi kawasan. Saat ini, pembahasan memasuki evaluasi muatan strategis.
Baca Juga
"Kita berharap kelengkapan dokumen yang diinginkan bisa segera dilengkapi, di mana dokumen tersebut menjadi syarat utama penyelesaian RDTR dan bisa rampung tahun 2021 ini," ungkapnya, Jumat (1/1/2021).
Adnan membeberkan, Kabupaten Gowa termasuk salah satu daerah yang rawan banjir , sehingga mitigasi bencana sangat diharapkan dalam perencanaan ini.
Pihaknya juga ingin kepastian lokasi peruntukkan mitigasi bencana , khususnya di bantaran Sungai Jenebenerang agar tidak waswas. Apalagi intensitas hujan dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga diharapkan, RDTR ini bisa dilakukan mitigasi bencana.
Kawasan RDTR di Kabupaten Gowa ini melibatkan 22 desa/kelurahan yang tersebar di tiga kecamatan yakni Somba Opu, Pallangga dan Bontomarannu dengan total luas 3.578,74 hektare.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengungkapkan jika Pemkab Gowa memiliki keinginan untuk memenuhi 30 persen pembuatan ruang terbuka hijau (RTH) di Gowa, sehingga lokasi yang bisa dijadikan RTH harus jelas dalam RDTR agar menjadi acuan bagi pemda dan bisa bisa dimanfaatkan oleh publik.
"Memang kami telah memiliki RTH Syekh Yusuf, namun itu belum cukup memenuhi 30 persen itu, sehingga diharapkan kelurahan strategis yang terlibat dalam RDTR tersebut bisa membuat RTH ," ungkapnya.
Sementara itu, Tim Penyusun RDTR, Ghulamin mengatakan, ada lima muatan strategis dalam RDTR kawasan perkotaan Sungguminasa-Cambayya, yakni kebijakan strategis nasional, RTH , pertanian, peruntukan kawasan hutan dan mitigasi bencana .
"Hingga saat ini RDTR telah sampai pada tahap validasi KLHS. Namun salah satu yang diinginkan Pemkab Gowa yaitu adanya kawasan RTH yang bisa dinikmati oleh publik. Kami telah menyusun 20 persen dari total zona tetapi masih terkendala dengan lahan yang minim atau masih ada lahan yang belum bebas sepenuhnya," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga memetakan zona mitigasi bencana dengan menentukan peta rencana jalur, ruang evakuasi bencana, dan teknik peraturan zonasi pada zona banjir ini.
Adapun luas kawasan rawan banjir (KRB) tinggi yang tersebar di tiga kecamatan perencanaan ini seluas 112,49 hektare, sehingga rencana pola ruang yang kita susun sempadan sungai 31,83 hektare, RTH taman kota 80,66 hektare.
Sementara Kasubdit Penataan Kawasan Baru Kementerian ATR/BPN, Mirwansyah Prawiranegara mengatakan, tujuan penataan ruang kawasan ini untuk mewujudkan kawasan perkotaan Sungguminasa-Cambayya sebagai pusat kota skala regional dan kebudayaan skala nasional yang inklusif, layak huni, tangguh bencana dan berkelanjutan.
"Sasaran penataan kawasan ini yakni pengembangan sarana prasarana pelayanan skala regional, pengurangan risiko bencana dan pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau kota dan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan," katanya.
(luq)