Belum Ada Sekolah Tatap Muka di Makassar pada Januari

Kamis, 31 Desember 2020 - 07:41 WIB
loading...
Belum Ada Sekolah Tatap...
Disdik Makassar memastikan belum ada sekolah tatap muka digelar pada Januari 2021 mendatang. Foto: Sindonews/dok
A A A
MAKASSAR - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar , memastikan tidak ada pembelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021. Tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi alasan Pemkot Makassar belum berani membuka sekolah tatap muka.

Plt Kepala Disdik Makassar , Irwan Bangsawan tidak ingin gegabah membuka sekolah tatap muka. Apalagi saat ini kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Makassar terus merangkak naik.

"Januari tidak dilakukan sekolah tatap muka," tegas Irwan Bangsawan, Rabu, (30/12/2020).



Meski ditunda, Irwan menyebut telah merampungkan juknis dan surat edaran tentang pelaksanaan sekolah tatap muka . Hanya tinggal menunggu diteken Pj Wali Kota Makassar , Rudy Djamaluddin.

Dalam edaran tersebut, ada beberapa konsep pelaksanaan sekolah tatap muka di tengah pandemi. Yakni, seluruh guru wajib mengikuti swab tes sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.

Jumlah rombongan belajar atau rombel tidak boleh lebih dari 50%. Serta dilakukan sift belajar. Khusus SMP hanya dua jam belajar dalam sehari, sedangkan SD satu setengah jam belajar.

"Pembelajaran juga sistem blended. Jadi ada yang tatap muka dan ada online," papar dia.

Ketua Tim Ahli Epidemologi Satgas Covid-19 Makassar, Ansariadi menilai sekolah tatap muka belum aman untuk dibuka. Kasus terkonfirmasi positif masih tinggi.



"Jadi saran saya sebaiknya sekolah tatap muka dibuka kalau situasi sudah aman, kalau sekarang jangan dulu karena tidak aman," tegas Ansariadi.

Menurut dia, sekolah tatap muka bisa dibuka jika pandemi di Kota Makassar sudah bisa dikontrol. Konsistensi satgas dalam menekan penularan masih perlu ditingkatkan.

"Kalau kita dapat 15 kasus per hari dan kita aktif mencari tapi sedikit yang kita temukan itu berarti aman. Tapi kalau untuk situasi sekarang itu tidak aman, hampir tiga sampai empat kali lipat bahayanya," papar dia.

Kata dia, salah satu upaya yang dilakukan yakni massifkan swab tes untuk menemukan kasus positif baru, tracking kontak kasus postitif, isolasi pasien terkonfirmasi positif dan karantina mandiri masyarakat yang masig sehat.

"Penegakan protokol kesehatan harus kita perketat kembali, dan itu yang membuat kita turun menjadi zona oranye," tutur dia.
(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2375 seconds (0.1#10.140)