Pasca Banjir Rob, Puluhan Hektar Sawah di Bangka Selatan Belum Bisa Ditanam
loading...
A
A
A
BANGKA SELATAN - Setelah adanya luapan air laut (banjir rob) beberapa hari lalu, puluhan hektar sawah di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan belum bisa ditanam mengingat air laut yang masuk ke area persawahan masih menggenangi petak sawah.
Banjir rob tersebut juga menyebabkan bibit padi yang disemai dan siap tanam menjadi kuning dan tidak bisa lagi ditanam hingga petani harus menyemai bibit baru.
Kasiman anggota kelompok tani Balai Benih 1 desa Rias mengatakan, banjir rob tersebut memang telah beberapa kali menggenangi sawah mereka, namun kali ini lebih parah dari sebelumnya.
(Baca juga: Gara-gara Obat Nyamuk, Rumah yang Dihuni Nenek 80 Tahun Ludes Terbakar )
"Sebelumnya hanya sedikit pak masuk ke sawah, namun kali ini lebih parah karena sudah sampai puluhan hektar. bisa saja karena dampak pembukaan tambak di dekat pantai karena sebelumnya air masih terbagi ke lokasi yang di buka tambak sehingga tidak banyak yang masuk ke sawah," katanya, Senin (21/12/2020).
Petani juga, kata dia, sudah meminta bantuan dengan perusahaan tambak tersebut untuk membuat tanggul penahan air laut dan sudah dikabulkan pihak perusahaan tambak sepanjang 100 meter.
"100 meter sudah dibikin tanggul oleh pihak perusahaan tambak, tapi masih ada kurang lebih 150 meter yang harus di pasang tanggul supaya air laut tidak meluap lagi ke sawah. kami juga berharap Dinas terkait juga bisa melihat langsung kondisinya dan mencari solusi agar sawah kami bisa digarap," ucapnya.
(Baca juga: Tusuk Istri Polisi hingga Tewas, Pelaku Ditangkap saat Berlindung dalam Masjid )
Dede Adam, Humas Perusahaan Tambak CV Samudera Jaya mengatakan, Pasca Banjir Rob tersebut pihaknya sudah membuat tanggul sepanjang 150 meter.
"Kalau banjirnya itu akibat dari adanya pembukaan tambak itu tidak benar, karena disitu memang sudah sering terendam sebelum tambak ada dan kali ini airnya memang lebih tinggi. namun kami tetap bantu petani dengan membuat tanggul sepanjang 150 meter untuk menghambat masuknya air laut," katanya.
Banjir rob tersebut juga menyebabkan bibit padi yang disemai dan siap tanam menjadi kuning dan tidak bisa lagi ditanam hingga petani harus menyemai bibit baru.
Kasiman anggota kelompok tani Balai Benih 1 desa Rias mengatakan, banjir rob tersebut memang telah beberapa kali menggenangi sawah mereka, namun kali ini lebih parah dari sebelumnya.
(Baca juga: Gara-gara Obat Nyamuk, Rumah yang Dihuni Nenek 80 Tahun Ludes Terbakar )
"Sebelumnya hanya sedikit pak masuk ke sawah, namun kali ini lebih parah karena sudah sampai puluhan hektar. bisa saja karena dampak pembukaan tambak di dekat pantai karena sebelumnya air masih terbagi ke lokasi yang di buka tambak sehingga tidak banyak yang masuk ke sawah," katanya, Senin (21/12/2020).
Petani juga, kata dia, sudah meminta bantuan dengan perusahaan tambak tersebut untuk membuat tanggul penahan air laut dan sudah dikabulkan pihak perusahaan tambak sepanjang 100 meter.
"100 meter sudah dibikin tanggul oleh pihak perusahaan tambak, tapi masih ada kurang lebih 150 meter yang harus di pasang tanggul supaya air laut tidak meluap lagi ke sawah. kami juga berharap Dinas terkait juga bisa melihat langsung kondisinya dan mencari solusi agar sawah kami bisa digarap," ucapnya.
(Baca juga: Tusuk Istri Polisi hingga Tewas, Pelaku Ditangkap saat Berlindung dalam Masjid )
Dede Adam, Humas Perusahaan Tambak CV Samudera Jaya mengatakan, Pasca Banjir Rob tersebut pihaknya sudah membuat tanggul sepanjang 150 meter.
"Kalau banjirnya itu akibat dari adanya pembukaan tambak itu tidak benar, karena disitu memang sudah sering terendam sebelum tambak ada dan kali ini airnya memang lebih tinggi. namun kami tetap bantu petani dengan membuat tanggul sepanjang 150 meter untuk menghambat masuknya air laut," katanya.