Kisah Haru Pasutri di Madura Punya Momongan setelah 21 Tahun Sabar Menanti

Rabu, 09 Desember 2020 - 11:24 WIB
loading...
Kisah Haru Pasutri di Madura Punya Momongan setelah 21 Tahun Sabar Menanti
Publik dibuat haru dengan sepenggal kisah penuh inspirasi datang dari sepasang suami istri asal Madura yang sabar selama 21 tahun menanti kelahiran bayi pertama. Foto/Instagram @drbennyarifin
A A A
SURABAYA - Publik dibuat haru dengan sepenggal kisah penuh inspirasi datang dari sepasang suami istri (pasutri) asal Madura. Perjuangan penuh kesabaran mereka selama 21 tahun menanti kelahiran bayi pertama viral di media sosial.

Cerita pasutri itu dibagikan oleh seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr Benediktus A melalui laman Instagram. Benediktus yang menjalani praktik di klinik bayi tabung Morula IVF Surabaya membantu menangani pasutri tersebut hingga berhasil memiliki seorang bayi.

(Baca juga: Saat Pandemi Covid-19, Baiknya Menunda Program Bayi Tabung)

“21 YEARS OF WAITING!! Welcome December! Desember 2020 saya ini barangkali salah satu yang paling bermakna. One of my remarkable moments. Tuhan sangat baik, begitu baik! Saya semakin menyadari kenapa saya diijinkan menjadi Spesialis Kebidanan & Kandungan. Utk menyaksikan kemuliaanNya,” ujar Benediktus melalui Instagram miliknya @drbennyarifin, dikutip pada Rabu (9/12/2020).

(Baca juga: Ayah Bunda, Begini Proses Terjadinya Bayi Tabung)

Adalah pasangan Somidi (51 tahun) dan Su’udiyah (44 tahun), yang kini telah memiliki bayi perempuan bernama Aisyah. Su’udiyah melahirkan bayi pertama mereka pada 1 Desember 2020. Dirinya berhasil hamil dengan program bayi tabung, dan menjadi kehamilan pertama.

“Saya membagikan story ini agar kita #neverlosehope,never! (jangan pernah putus asa). Mereka menunggu selama 21 tahun. Bayangkan 21 tahun! Tuhan akhirnya menjawab ketaatan, ketekunan, dan keimanan mereka yang luar biasa,” tulis Benediktus.

Benediktus takjub dengan kesabaran dari pasangan Somidi dan Su’udiyah. Tidak banyak pasangan yang bisa bersama selama 21 tahun, di mana mereka saling mensupport dan menguatkan agar tidak patah harapan memiliki buah hati.

Perjuangan mereka tidak mudah. Mereka tinggal 15 Km di luar kota Sumenep, tepatnya di Dusun Pakondang Daya, Kabupaten Sumenep, Madura. Mereka menempuh enam jam perjalanan agar bisa sampai ke klinik di Surabaya, demi menemui Benediktus untuk konsultasi dan tindakan berkala.

Sehari-harinya, pasutri ini berjualan keripik singkong di komplek destinasi wisata religi Asta Tinggi, Kabupaten Sumenep. Mereka berangkat naik bus pukul 02.00 dini hari agar sampai tepat waktu ke klinik. Begitu panjang prosedur bayi tabung yang menuntut mereka untuk tepat waktu, seperti saat suntik khusus dan sebagainya.

Proses bayi tabung mereka mirip dengan pasien lainnya, kata Benediktus. Setelah mendapat embrio pun, mereka bahkan harus menunggu hampir setahun sebelum ditransfer ke rahim. Selama setahun mereka dengan sabar bolak balik ke Surabaya, sabar menanti rahim yang belum siap.

Ketika berhasil hamil, tidak banyak kata dari pasutri itu, dokter, maupun perawat, hanya penuh dengan tetesan air mata bahagia. Terlebih saat melahirkan, tampak dari foto yang diunggah, wajah Su’udiyah penuh haru dan mata berkaca-kaca dengan bayinya yang berada di sisinya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1357 seconds (0.1#10.140)