Pemprov Jatim Dinilai Kurang Tanggap Antisipasi Pasien COVID-19

Selasa, 12 Mei 2020 - 17:17 WIB
loading...
Pemprov Jatim Dinilai Kurang Tanggap Antisipasi Pasien COVID-19
Rumah sakit rujukan sudah kelebihan pasien, Pemprov Jatim dinilai kurang tanggap antisipasi lonjakan pasien COVID-19. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Seluruh rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di wilayah Surabaya Raya, yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik, sudah melebihi kapasitas tampungnya atau overload.

(Baca juga: Pemkot Surabaya: Tak Ada Klaster COVID-19 di Pakuwon Mall dan TP )

Menyikapi kondisi tersebut, Pemprov Jatim menyiapkan Rumah Sakit (RS) Darurat guna mengantisipasi semakin banyaknya pasien COVID-19 Jatim. Rencananya, RS Darurat itu akan didirikan dengan memanfaatkan fasilitas pinjam pakai gedung Puslitbang Humaniora Kementerian Kesehatan yang berada di Surabaya.

Namun, oleh anggota Komisi E DPRD Jatim, Deni Wicaksono, overload itu akibat buruknya kinerja Pemprov Jatim dalam mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19. "Presiden Joko Widodo pada bulan Maret lalu sudah mengingatkan hal tersebut (masalah overload rumah sakit). Untuk mengantisipasinya, segera tambah kapasitas dan perbaiki sistem rujukan," katanya, Selasa (12/5/2020).

Menurutnya, Pemprov Jatim baru menyiapkan RS Darurat ketika terjadi kelebihan kapasitas di RS Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Anehnya, RS Darurat tersebut hingga saat ini masih belum bisa dimanfaatkan untuk melayani pasien COVID-19. "Buruknya sistem rujukan di Jatim, membuat terjadi penumpukan pasien di Surabaya Raya," keluh Deni.

Dengan APBD yang luar biasa besar, lanjut dia, mestinya kelebihan kapasitas di RS bisa diatasi. Itupun jika Gubernur Jatim bekerja secara serius dan fokus. "Yang lebih memalukan, kelebihan kapasitas di rumah sakit rujukan ini tidak dialami oleh provinsi lain seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan sejumlah daerah lain di Indonesia," tandas Deni.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terus berupaya memberi perawatan rawat inap dan karantina yang terukur pada pasien dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Pasalnya,

kecenderungan PDP naik menjadi kasus positif COVID-19 sudah mencapai 68 persen. "Pembangunan rumah sakit darurat di Puslitbang Humaniora Surabaya sedang dikebut. Dalam pekan ini diupayakan beroperasi," katanya.

Khofifah juga mengumpulkan enam laboratorium yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah pusat untuk bisa melakukan uji spesimen swab PCR. Dengan adanya RS darurat yang kapasitasnya sampai 200 pasien ini dibutuhkan kecepatan layanan. "Termasuk kecepatan dalam diagnosa pasien agar penanganan yang diberikan juga bisa cepat," jelasnya.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi menambahkan, gedung Puslitbang Humaniora yang merupakan gedung lama kini sedang masuk tahap renovasi. Rehab pertama akan mampu menampung sebanyak 100 bed, kemudian di tahap dua bisa menampung 200 bed. Namun maksimal bisa sampai 500 bed.

"Untuk tenaga medis yang akan bertugas adalah relawan kesehatan yang sebelumnya sudah sempat direkrut oleh Pemprov Jatim. Namun karena kebanyakan masih baru, mereka akan diikutkan pelatihan," imbuhnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1966 seconds (0.1#10.140)