Saat Banyak yang Terpukul Pandemi COVID-19, Bisnis Wanita Cantik Ini Justru Berjaya
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Pandemi COVID-19 memukul banyak dunia usaha. Tak hanya turun omzet, tak sedikit bisnis yang harus gulung tikar lantaran penyebaran virus mematikan asal Wuhan, China itu. Namun berbeda dengan bisnis yang dijalani Ayu Nandita ini. (Baca juga: 9 Kapal Perang dan Pesawat TNI AL Dikerahkan ke Perairan Dekat Perbatasan China )
Perempuan berusia 24 tahun asal Jalan Anjasmoro, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur ini justru merasakan "berkah" pandemi COVID-19 . Di tengah iklim usaha yang lesu, usaha budidaya lobster yang ia jalani justru semakin sehat. Bahkan, omzetnya pun berlipat.
Sejak tahun 2015 silam, Ayu memulai usaha budidaya lobster air tawar. Ia memilih usaha ini lantaran impiannya untuk kuliah di kedokteran kandas. Pertama menjalani usaha ini, Ayu mengalami kegagalan total. "Pertama modal saya Rp5 juta untuk beli benih. Tapi setelah saya budidayakan , semua benih yang saya beli dari Solo itu mati," tutur Ayu.
Jebolan SMA Taman Siswa, Kota Mojokerto ini tak lantas begitu saja menyerah. Ia semakin gigih untuk memelajari bagaimana cara membudidayakan lobster air tawar yang benar. Upayanya pun tak sia-sia. Secara bertahap usahanya tumbuh dan memiliki puluhan karyawan. Kini, ia memiliki rumah khusus untuk budidaya lobster air tawar. (Baca juga: Setubuhi dan Bunuh Janda Cantik di Hotel, PNS Gadungan Dibekuk Polres Kolaka )
Sebelum masa pandemi COVID-19 , Ayu berhasil mencapai omzet Rp100 juta/bulan. Ia sempat hilang semangat saat pandemi COVID-19 banyak memukul dunia usaha. Nyatanya, kekhawatiran itu tak terbukti. Justru, omzetnya terus melambung. "Saat ini omzet saya mencapai Rp250 jutaan/bulan," ujar perempuan berkacamata ini.
Saat ini, ia membudidayakan lobster air tawar jenis Red Claw. Jenis ini merupakan lobster untuk konsumsi. Sementara untuk kepentingan ikan hias, ia membudidaya jenis Clarkii Yabby. Menurutnya, baik lobster jenis konsumsi maupun ikan hias, sama-sama memiliki peluang. "Apalagi banyak kebutuhan restoran seafood. Juga untuk ikan hias," sebutnya.
Sejauh ini, Ayu memang tak sendiri dalam menjalankan usaha. Ia banyak merekrut mitra yang tersebar di beberapa kota besar, mulai dari Surabaya, Papua, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Sebelum pandemi COVID-19 , setiap hari sekitar lima orang bergabung menjadi mitranya. "Justru saat pandemi COVID-19 ini, setiap hari ada 20-30 petani yang gabung," tandasnya. (Baca juga: Warga Mataram Heboh, Kakek 70 Tahun Asal Jerman Ditemukan Membusuk di Kamar Kosnya )
Ia menduga, dampak COVID-19 lah yang membuat banyak orang memilih untuk membudidayakan lobster air tawar. Terutama mereka yang harus bekerja sistem work from home (WFH) atau mereka yang kehilangan pekerjaan karena menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). "Saat ini saya punya 1.320 mitra," ujarnya.
Membudidayakan lobster air tawar, menurut Ayu, memang menjadi alternatif yang cukup bagus untuk mendapatkan penghasilan. Apalagi untuk memulai usaha ini, tak butuh modal yang besar. Modal awal yang dibutuhkan hanya untuk membeli bibit lobster yang akan dikembangkan. "Untuk indukan, harga paket mulai Rp16.000-600.000," papar Ayu.
Usaha ini juga tak membutuhkan tempat yang luas. Menurut Ayu, untuk memulai usaha budidaya lobster air tawar, hanya butuh kolam dengan ukuran 1 X 1 meter. Untuk perawatan, juga dianggapnya mudah. Sementara hasilnya, bisa dibilang lumayan untuk usaha sampingan maupun usaha utama. "Untuk ukuran 15-20 cm, harganya bisa Rp100.000-250.000/kg," terang Ayu lagi.
Ia juga memberikan peluang yang lebar bagi masyarakat umum yang ingin bermitra. Selain mendapatkan edukasi mengenai teknik budidaya lobster yang benar, ia juga akan membeli hasil panen mitranya. "Kalau kesulitan pemasaran, kita akan bantu membelinya. Pasar masih terbuka lebar," pungkasnya.
Perempuan berusia 24 tahun asal Jalan Anjasmoro, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur ini justru merasakan "berkah" pandemi COVID-19 . Di tengah iklim usaha yang lesu, usaha budidaya lobster yang ia jalani justru semakin sehat. Bahkan, omzetnya pun berlipat.
Sejak tahun 2015 silam, Ayu memulai usaha budidaya lobster air tawar. Ia memilih usaha ini lantaran impiannya untuk kuliah di kedokteran kandas. Pertama menjalani usaha ini, Ayu mengalami kegagalan total. "Pertama modal saya Rp5 juta untuk beli benih. Tapi setelah saya budidayakan , semua benih yang saya beli dari Solo itu mati," tutur Ayu.
Jebolan SMA Taman Siswa, Kota Mojokerto ini tak lantas begitu saja menyerah. Ia semakin gigih untuk memelajari bagaimana cara membudidayakan lobster air tawar yang benar. Upayanya pun tak sia-sia. Secara bertahap usahanya tumbuh dan memiliki puluhan karyawan. Kini, ia memiliki rumah khusus untuk budidaya lobster air tawar. (Baca juga: Setubuhi dan Bunuh Janda Cantik di Hotel, PNS Gadungan Dibekuk Polres Kolaka )
Sebelum masa pandemi COVID-19 , Ayu berhasil mencapai omzet Rp100 juta/bulan. Ia sempat hilang semangat saat pandemi COVID-19 banyak memukul dunia usaha. Nyatanya, kekhawatiran itu tak terbukti. Justru, omzetnya terus melambung. "Saat ini omzet saya mencapai Rp250 jutaan/bulan," ujar perempuan berkacamata ini.
Saat ini, ia membudidayakan lobster air tawar jenis Red Claw. Jenis ini merupakan lobster untuk konsumsi. Sementara untuk kepentingan ikan hias, ia membudidaya jenis Clarkii Yabby. Menurutnya, baik lobster jenis konsumsi maupun ikan hias, sama-sama memiliki peluang. "Apalagi banyak kebutuhan restoran seafood. Juga untuk ikan hias," sebutnya.
Sejauh ini, Ayu memang tak sendiri dalam menjalankan usaha. Ia banyak merekrut mitra yang tersebar di beberapa kota besar, mulai dari Surabaya, Papua, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Sebelum pandemi COVID-19 , setiap hari sekitar lima orang bergabung menjadi mitranya. "Justru saat pandemi COVID-19 ini, setiap hari ada 20-30 petani yang gabung," tandasnya. (Baca juga: Warga Mataram Heboh, Kakek 70 Tahun Asal Jerman Ditemukan Membusuk di Kamar Kosnya )
Ia menduga, dampak COVID-19 lah yang membuat banyak orang memilih untuk membudidayakan lobster air tawar. Terutama mereka yang harus bekerja sistem work from home (WFH) atau mereka yang kehilangan pekerjaan karena menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). "Saat ini saya punya 1.320 mitra," ujarnya.
Membudidayakan lobster air tawar, menurut Ayu, memang menjadi alternatif yang cukup bagus untuk mendapatkan penghasilan. Apalagi untuk memulai usaha ini, tak butuh modal yang besar. Modal awal yang dibutuhkan hanya untuk membeli bibit lobster yang akan dikembangkan. "Untuk indukan, harga paket mulai Rp16.000-600.000," papar Ayu.
Usaha ini juga tak membutuhkan tempat yang luas. Menurut Ayu, untuk memulai usaha budidaya lobster air tawar, hanya butuh kolam dengan ukuran 1 X 1 meter. Untuk perawatan, juga dianggapnya mudah. Sementara hasilnya, bisa dibilang lumayan untuk usaha sampingan maupun usaha utama. "Untuk ukuran 15-20 cm, harganya bisa Rp100.000-250.000/kg," terang Ayu lagi.
Ia juga memberikan peluang yang lebar bagi masyarakat umum yang ingin bermitra. Selain mendapatkan edukasi mengenai teknik budidaya lobster yang benar, ia juga akan membeli hasil panen mitranya. "Kalau kesulitan pemasaran, kita akan bantu membelinya. Pasar masih terbuka lebar," pungkasnya.
(eyt)