Masyarakat Adat Suku Baduy Musnahkan Madu Palsu

Minggu, 22 November 2020 - 20:27 WIB
loading...
Masyarakat Adat Suku Baduy Musnahkan Madu Palsu
Lembaga adat masyarakat Suku Baduy, melalui Pemerintah Desa Kanekes, Leuwidanar, Lebak, Banten memusnahkan madu palsu. Foto/SINDOnews/Teguh Mahardika
A A A
LEBAK - Lembaga adat masyarakat Suku Baduy , melalui Pemerintah Desa Kanekes, Kacamatan Leuwidanar berupaya memulihkan nama baik masyarakat Suku Baduy. Hal itu terkait pengungkapan kasus sindikat pembuat madu palsu khas Lebak beromzet miliaran rupiah oleh Polda Banten pada Rabu (10/11/2020) lalu.

Diketahui dalam pengungkapan itu, penyidik Polda Banten berhasil mengamankan 3 orang yakni TM, MS sebagai produsen, dan AS warga Lebak yang menjual ke pengecer. (Baca juga: Ada Sindikat Pemalsu Madu Asli Baduy Pakai Ampas Tebu Campur Glukosa)

"Setelah ramai di luar terkait madu palsu, memang saya merasakan kebodohan soalnya polosnya saya itu. Saya tidak tahu yang mana madu asli dan yang palsu. Setelah itu saya berkumpul dengan lembaga adat kalau masih ada madu palsu di Desa Kanekes ini, harus diberantas jangan sampai ada lagi, itu sudah hasil kesepakatan," ungkap Kades Kanekes, Saija, Minggu (22/11/2020). (Baca juga: Mengungsi dari Amukan Merapi, Warga Tlogolele Sebut "Simbah Buyut Mau Punya Gawe")

Dia mengatakan, pihaknya langsung memusnahkan madu palsu yang masih ada di Desa Kanekes. "Sekarang saya membuktikan, bahwa madu yang katanya palsu. Saya mau dibuang, untuk kedepannya jangan sampai ada lagi kejadian seperti madu palsu ini," kata Saija. (Baca juga: Tergiur Kilau Emas, Banyak Warga Salopa Merantau Jadi Penambang Rakyat)

Menanggapi hal itu, pemerhati masyarakat adat Baduy, Uday Suhada mengatakan, terdapat sekelompok orang yang mengeksploitasi keberadaan masyarakat Baduy untuk mencari keuntungan materi, tanpa mempertimbangkan dampaknya.

"Sebetulnya sudah berjalan bertahun-tahun saya perhatikan. Jadi sekelompok orang yang mengeksploitasi keberadaan masyarakat baduy itu hanya mengedepankan soal keuntungan materi, tanpa mempertimbangkan satu eksploitatif terhadap masyarakat adat Badut (Kanekes). Yang kedua, soal kesehatan masyarakat konsumen madu di tanah air," katanya.

di masa pandemi COVID-19 saat ini, lanjut Uday, otomatis banyak sekali masyarakat yang mencari madu untuk kepentingan ketahanan tubuhnya. Sebagai pencinta Baduy dan sebagai orang yang peduli terhadap masyarakat adat Baduy, dia turut melakukan investigasi ke pabrik pembuatan madu palsu. "Salah satunya ada di Joglo (Jakarta Barat) dan terbukti terdapat produsen madu palsu. Bahan bakunya tidak setetespun madu asli. Hanya gula putih, dan cairan zat kimia lain seperti soda dan jenis jenis zat kimia lain yang membahayakan kesehatan masyarakat," ungkap Uday Suhada.

Uday juga mengapresiasi langkah yang dilakukan Polda Banten yang dengan cepat menindak pelaku pembuat madu palsu. "Jadi itu kita laporkan ke aparat kepolisan, dan alhamdulillah per tanggal 11 November yang lalu Polda Banten sudah mengungkap pembongkaran mafia madu palsu ini," paparnya.

Menurut Uday, lembaga adat sekarang ingin melakukan klarifikasi untuk memulihkan nama baik Baduy yang selama ini terkenal dengan prinsip hidup "lojor temenang di potong pondok temenang di sambung" dengan mengedepankan kejujuran kesederhanaan apa adanya. Akan tetapi tercabik cabik oleh mafia pembuatan madu palsu ini.

"Harus diingat bahwa masyarakat adat Baduy selama ini ternyata dibodohi, dibohongi. Di eksploitasi, dan orang Baduy adalah pihak yang dikorbankan. Penyebabnya adalah mafia sindikat pembuat madu palsu dan distributor utamanya. Korbannya masyarakat suku adat Baduy," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2104 seconds (0.1#10.140)