Ada Sindikat Pemalsu Madu Asli Baduy Pakai Ampas Tebu Campur Glukosa
loading...
A
A
A
SERANG - Hati -hati bagi para konsumen yang terbiasa membeli madu asli dari Baduy . Madu palsu mengatasnamakan Baduy kini marak beredar dan pelaku berhasil ditangkap.
Adalah MS, tersangka pemilik pabrik pembuatan madu palsu yang beredar di Kabupaten Lebak, mengaku belajar dari internet membuat madu menggunakan campuran ampas tebu, glukosa dan fluktosa.
"Tahunya dari internet campurannya untuk membuat madu," kata MS di Polda Banten, saat pres rilis ungkap kasus pabrik pembuatan madu palsu. (BACA JUGA: Dicampur Bahan Kimia, Produk Madu Palsu asal Kembangan Berbahaya Dikonsumsi)
MS mengaku bisa memproduksi madu palsu satu ton per harinya, yang dikemas melalui jeriken dan dikirim kepada pemesan menggunakan kendaraan mobil bak terbuka. "Kadang siang, kadang malam pakai mobil," ungkapnya.
Ia juga mengakui, biasanya melakukan pengiriman tergantung pemesanan dari pihak lain. Untuk sekali pemesanan bisa di kisaran 300 kilogram hingga 500 kilogram.
Sebelum menjual madu palsu, MS merupakan seorang penjual mi ayam. Lantaran kebutuhan ekonomi, ia nekat menjual madu palsu. Dari penghasilannya itu, Ia membagi-bagi untuk pegawai dan kebutuhan sehari-hari. (BACA JUGA: Imbas Corona, Kawasan Wisata Suku Baduy Ditutup)
"Sebelum pandemi udah sudah menjual, baru 11 bulan, pegawai satu. Sebelumnya jual mie ayam. Tau beresiko buat kesehatan karena kebutuhan ekonomi pak," jelasnya.
MS ditangkap bersama satu pegawainya TM. Kini para tersangka harus mendekam dibalik jeruji penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sementara itu, pengungkapan adanya produksi dan pengedaran madu palsu dibeberkan Banten
Terpisah, Uday Suhada yang merupakan pemerhati adat Baduy, mengaku sangat mengapresiasi langkah konkrit yang diambil Polda Banten. Sebab sindikat ini jelas telah mengeksploitasi Komunitas Adat Kanekes (Baduy).
Adalah MS, tersangka pemilik pabrik pembuatan madu palsu yang beredar di Kabupaten Lebak, mengaku belajar dari internet membuat madu menggunakan campuran ampas tebu, glukosa dan fluktosa.
"Tahunya dari internet campurannya untuk membuat madu," kata MS di Polda Banten, saat pres rilis ungkap kasus pabrik pembuatan madu palsu. (BACA JUGA: Dicampur Bahan Kimia, Produk Madu Palsu asal Kembangan Berbahaya Dikonsumsi)
MS mengaku bisa memproduksi madu palsu satu ton per harinya, yang dikemas melalui jeriken dan dikirim kepada pemesan menggunakan kendaraan mobil bak terbuka. "Kadang siang, kadang malam pakai mobil," ungkapnya.
Ia juga mengakui, biasanya melakukan pengiriman tergantung pemesanan dari pihak lain. Untuk sekali pemesanan bisa di kisaran 300 kilogram hingga 500 kilogram.
Sebelum menjual madu palsu, MS merupakan seorang penjual mi ayam. Lantaran kebutuhan ekonomi, ia nekat menjual madu palsu. Dari penghasilannya itu, Ia membagi-bagi untuk pegawai dan kebutuhan sehari-hari. (BACA JUGA: Imbas Corona, Kawasan Wisata Suku Baduy Ditutup)
"Sebelum pandemi udah sudah menjual, baru 11 bulan, pegawai satu. Sebelumnya jual mie ayam. Tau beresiko buat kesehatan karena kebutuhan ekonomi pak," jelasnya.
MS ditangkap bersama satu pegawainya TM. Kini para tersangka harus mendekam dibalik jeruji penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sementara itu, pengungkapan adanya produksi dan pengedaran madu palsu dibeberkan Banten
Terpisah, Uday Suhada yang merupakan pemerhati adat Baduy, mengaku sangat mengapresiasi langkah konkrit yang diambil Polda Banten. Sebab sindikat ini jelas telah mengeksploitasi Komunitas Adat Kanekes (Baduy).