Pacu Hilirisasi Nikel, Pemerintah Percepat Proyek Strategis Nasional di Sulawesi Tenggara

Sabtu, 21 November 2020 - 09:36 WIB
loading...
Pacu Hilirisasi Nikel,...
Pemerintah mempercepat proyek strategis nasional melalui pembangunan smelter nikel di Sulawesi, yang kini menjadi episentrum nikel di Indonesia. (foto: SINDONews/Istimewa)
A A A
KOLAKA - Pemerintah saat ini mempercepat proyek strategis nasional melalui pembangunan smelter nikel di Sulawesi . BACA JUGA : Dampak Pandemi COVID-19, Perusahaan Harus Bisa Mengubah Model Bisnis

Sulawesi menjadi episentrum nikel di Indonesia. Berdasarkan pemetaan Badan Geologi pada Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya bijih nikel sebesar11.887juta ton. Sedangkan untuk total sumber daya logam mencapai 174 juta ton dan 68 juta ton cadangan logam.

Area Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara punya potensi yang terbesar di Indonesia sampai dengan saat ini.

Asisten Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kemenkomarves Tubagus Nugraha mengungkapkan, untuk mempercepat realisasi proyek strategis nasional itu, pemerintah akan memberikan berbagai fasilitas perizinan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Baca Juga: nikelSulawesi Tenggara.

Tubagus mengapresiasi keseriusan PT. CNI dalam membangun smelter untuk memperkuat hilirisasi nikel.

"Sebagai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Indonesia harus bangga dengan langkah PT. CNI yang sangat strategis ini. Kami akan mendukung agar PSN ini berhasil," ujarnya dalam pertemuan Debottlenecking Pembangunan Smelter PT Ceria Nugraha Indotama, di Kolaka, Sultra dalam keterangan persnya yang diterima Sabtu (21/11/2020).

Menurut Tubagus, Kabupaten Kolaka menjadi salah satu lumbung Nikel Indonesia. Oleh karena itu, dengan menjadikan smelter PT. CNI sebagai PSN, hilirisasi nikel akan menghasilkan nilai tambah dan mendorong percepatan ekonomi daerah dan nasional. BACA JUGA : Soal Pembelajaran Tatap Muka, KPAI Minta Keselamatan Anak Diutamakan

"Dan yang paling penting menciptakan lapangan kerja. Kami perkirakan, jika smelter beroperasi akan melebihi 4000 tenaga kerja yang terserap. Hal utama yang harus dipercepat adalah izin Hak Guna Bangunan (HGB), dukungan energi listrik dan rencana pembangunan smelter," imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Direktur PT. CNI Djen Rizal menjelaskan bahwa sebagai PMDN, PT. CNI berkomitmen penuh dalam program hilirisasi nikel dan cobalt untuk mendukung industri mobil listrik.

Menurut Djen Rizal, saat ini pihaknya sedang membangun pabrik pengolahan bijih Nikel Saprolit dengan teknologi RKEF yang terdiri dari total 4 line masing-masing 72 MVA, Rectangular Furnace melalui 3 fase pembangunan (setara 8 line 36 MVA Circular Furnace). Phase 1: 1 line 72 MVA, Phase 2: 1 line72 MVA, Phase 3: 2 line 72 MVA. BACA JUGA : Satpam Pukuli Pria Kulit Hitam Hingga Tewas, Kerusuhan Pecah di Brasil
(zai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2240 seconds (0.1#10.140)