20 Ha Hutan Belantara di Indragiri Disulap Jadi Kampung Tangguh Nusantara

Kamis, 19 November 2020 - 20:04 WIB
loading...
20 Ha Hutan Belantara di Indragiri Disulap Jadi Kampung Tangguh Nusantara
Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) membentuk gerakan program Kampung Tangguh Nusantara di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Foto: Istimewa
A A A
PEKANBARU - Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) membentuk gerakan program Kampung Tangguh Nusantara . Salah satunya adalah di Kelurahan Air Molek I, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau .

Program ini digagas Ayep Zaki selaku Ketua FKDB. Tak hanya menelurkan gagasan, Aa Zaki -- demikian dia karib disapa, juga bertindak sebagai pengatur dan donatur utama yang membiayai seluruh kebutuhan pada tahap awal pembangunan.

"Saya sudah berkomitmen untuk dapat menggerakkan perekonomian rakyat di berbagai wilayah di seluruh Indonesia, karena melalui perekonomian rakyat inilah kesejahteraan dan kemakmuran di Indonesia dapat terwujud," katanya, Kamis (19/11/2020). (Baca Juga: Lewat FKDB Sentuhan Ayep Zaki Mampu Bangkitkan Ratusan UMKM dan Dunia Pendidikan)

Menurut Aa Zaki, ketika datang pertama kali ke Air Molek I, bukanlah tempat yang layak untuk membuka usaha. Ketika itu, Air Molek adalah hutan belantara tanpa ada penghuni. Aa Zaki pun memberangkatkan beberapa keluarga pra-sejahtera dari wilayah Sukabumi untuk diberdayakan di kampung tersebut. Dengan semangat, Aa Zaki memimpin langsung seluruh aktivitas pembangunan dari mulai pembabatan hutan, mendirikan tempat penampungan dan lain sebagainya.

Di lokasi barunya, para keluarga yang didatangkan dari Sukabumi dibina dengan berbagai macam program pemberdayaan, mulai keterampilan bertani, keterampilan wirausaha, keterampilan manajeman, keterampilan administrasi dan juga beberapa keterampilan lainnya yang menunjang pada peningkatan kesejahteraan. (Baca Juga: 400 Rumah di Indragiri Hulu Riau Terendam Banjir)

Dijelaskan Aa Zaki, program ini menjadi bagian dari proyek pembangunan ekonomi di berbagai daerah yang dimulai sejak tahun 2005. Saat itu, program ini dinamakan "KARIBAJA” yang merupakan singkatan dari Kalimantan, Riau, Batam dan Jawa. Daerah-daerah tersebut menjadi target penyebaran.

Adapun program pembangunan ekonomi ini ditujukan bagi masyarakat yang secara ekonomi mendapat kesulitan akibat persaingan usaha di daerah tempat tinggal asalnya, yang mayoritas berasal dari Jawa Barat. Mereka kemudian diberdayakan di tempat baru bersama masyarakat setempat dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Kini, hutan seluas 21 hektare itu telah berubah menjadi Kampung Tangguh Nusantara dengan aktivitas pertanian produktif yang terdiri dari 18 hektar menjadi kebun sawit, lainnya untuk pertanian holtikultura. Antara lain, 2 hektare ditanami sayuran, setengah hektar kebun pepaya dan setengah hektar lagi adalah tempat tinggal dan sarana umum penghuni.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2268 seconds (0.1#10.140)