Hadapi Paceklik, Pekerja Logistik Suplai Kebutuhan Pangan warga

Minggu, 10 Mei 2020 - 20:07 WIB
loading...
Hadapi Paceklik, Pekerja...
Anggota SLC membagikan paket sembako pada warga di kampung nelayan Kenjeran Surabaya, Jawa Timur, Minggu (10/5/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Imbas wabah corona yang berkepanjangan sudah dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Terlebih pemerintah memperpanjang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Tentunya hal itu menjadikan para pekerja sektor informal kian mengalami paceklik karena susah mencari nafkah.

Belum lagi bantuan dari pemerintah tak kunjung datang, padahal kebutuhan hidup tidak bisa ditunda. "Makanya kami sepakat gotong royong dan membagikan sembako pada saudara-saudara kita yang kurang beruntung, saudara-sadara kita yang kehilangan kerjaan, karena pandemi covid 19 ini," kata Ketua Surabaya Logistics Community (SLC) Hermanto, kepada SINDOnews.com, Minggu (10/5/2020).

Menurut Hermanto, dalam situasi paceklik seperti saat ini, gotong royong mutlak hukumnya. Karena masyarakat tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah untuk menyelamatkan hajat hidup orang banyak.

Diakuinya, meskipun kondisi bisnis logistik saat ini cenderung turun dan lesu, namun anggota SLC yang terdiri dari para pelaku dan perusahaan-perusahaan logistics di Surabaya dan Jawa Timur ini masih bisa bernafas.

"Bagaimana dengan pekerja informal atau mereka yang dirumahkan tanpa gaji," kata dia.

Hermanto menjelaskan, kegiatan sosial bertajuk "Senyummu Adalah Bahagiaku", ini bakal terus digelar hingga minggu depan. Hasil pengumpulan donasi dari member SLC dan para pelaku logistik di Surabaya dan Jawa Timur mereka wujudkan dalam paket sembako berisi beras 5 kg, 1 Kg gula, 5 bungkus mie, 1 liter minyak goreng dan satu kotak teh.

"Hari ini kami membagikan sembako di empat lokasi pingiran kota Surabaya, diantaranya warga pemulung di Kejawen Putih, Kampung Nelayan, Tambak Wedi dan terakhir di Panti Lansia Ampel," kata dia.

Pantauan di lapangan, dalam proses pembagian sembako SLC tidak sembarangan. Mereka menyeleksi ketat siapa saja yang berhak dibantu. SLC mengutamakan warga yang tidak memiliki KTP Surabaya karena bisa jadi tidak kecipratan bantuan sosial dari pemerintah. Selan itu, lansia dan warga rentan juga menjadi prioritasnya.

Seperti yang terlihat di kampung nelayan Kenjeran, tidak semua warga dibantu. Anggota SLC menyerahkan langsung bantuan itu dari rumah ke rumah. Selain untuk mengetahui kondisi sebenarnya, hal itu juga untuk menghindari kerumunan.

"Semoga wabah paceklik ini cepat beralu dan kita semua kembali hidup normal," pungkas dia.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3815 seconds (0.1#10.140)