Bobby Nasution Akan Atasi 7 Hambatan yang Membuat Kota Medan Sulit Berkembang
loading...
A
A
A
MEDAN - Pemerhati perkotaan, Ahmad Delyanur mengungkapkan, mengikuti pertemuan webinar bertajuk Membangun Kota Medan yang Maju dan Inovatif, seperti mendengarkan jual beli.
"Ahli-ahli yang menjadi narasumber (Faisal Nadjar dan Muhammad Syafri Lubis) menjual smartcity, dan Bang Bobby membeli dengan program-program yang sudah disiapkannya. Kayak (seperti) gayung bersambut," ucapnya saat berbicara dalam webinar yang diikuti sekitar 210 peserta, Senin (9/11/2020).
Menurutnya, tujuan smartcity membuat semuanya lebih baik. Dari segi keuangan pelayanan, keamanan hingga kecepatan lebih baik. Kalau Medan bisa dibuat jadi smartcity, terangnya, tentu akan lebih menghemat anggaran pemerintah daerah.
Sebelumnya, Bobby Nasution mengungkapkan seyogya Medan bisa menjadi kota yang maju, inovatif untuk menuju kota smartcity, yang melek akan digitalisasi dan mengarah pada 4.0.
Medan adalah kota terbesar ketiga Indonesia, infrastrukturnya harus siap menjadikan untuk Indonesia sebagai negara 4.0.
Dalam webinar yang diprakarsai 3S Institute ini, Bobby mengungkapkan 7 permasalahan yang menjadi hambatan perkembangan Kota Medan menuju smartcity, yaitu rendahnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah kota Medan, terbukti dari rendahnya pemilih di kota Medan.
Lemahnya pendataan, memperlihatkan Pemko Medan belum bisa memberikan data akurat dan aktual pada warga.
"Bisa dilihat saat pandemi COVID-19, banyak warga tidak mampu yang belum mendapatkan bantuan," terangnya.
(Baca juga: Kapal Perang KRI Kerambit–627 Tangkap Tiga Kapal Ikan Asing saat Mencuri di ZEE Indonesia)
Kemudian permasalahan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, UMKM juga start-up, dan layanan publik. (Baca juga: Usai Tawar-Menawar dan Buka Baju, Pria Ini Tewas di Dalam Losmen)
"Harusnya untuk menjadi kota metropolitan menuju smartcity, untuk digitalisasi 4.0, permasalahan-permasalahan fundamental ini bisa diselesaikan," katanya.
Untuk menjadi samrtcity, imbuh Bobby, sumber daya manusia harus menjadi digital talent. Ini penting agar apa saja infrastruktur yang dibangun bisa menyelesaikan masalah, bukan menjadi suatu masalah.
"Peran anak muda membangun creative hub penting. Bagaimana anak muda mewujudkan prestasi diri, harus ada tempat yang tepat harus disediakan, sehingga mereka bisa mengekspresikan diri. Dan kota yang menyediakan creative hub ini bisa menjadi kota pemenang," tukasnya.
"Ahli-ahli yang menjadi narasumber (Faisal Nadjar dan Muhammad Syafri Lubis) menjual smartcity, dan Bang Bobby membeli dengan program-program yang sudah disiapkannya. Kayak (seperti) gayung bersambut," ucapnya saat berbicara dalam webinar yang diikuti sekitar 210 peserta, Senin (9/11/2020).
Menurutnya, tujuan smartcity membuat semuanya lebih baik. Dari segi keuangan pelayanan, keamanan hingga kecepatan lebih baik. Kalau Medan bisa dibuat jadi smartcity, terangnya, tentu akan lebih menghemat anggaran pemerintah daerah.
Sebelumnya, Bobby Nasution mengungkapkan seyogya Medan bisa menjadi kota yang maju, inovatif untuk menuju kota smartcity, yang melek akan digitalisasi dan mengarah pada 4.0.
Medan adalah kota terbesar ketiga Indonesia, infrastrukturnya harus siap menjadikan untuk Indonesia sebagai negara 4.0.
Dalam webinar yang diprakarsai 3S Institute ini, Bobby mengungkapkan 7 permasalahan yang menjadi hambatan perkembangan Kota Medan menuju smartcity, yaitu rendahnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah kota Medan, terbukti dari rendahnya pemilih di kota Medan.
Lemahnya pendataan, memperlihatkan Pemko Medan belum bisa memberikan data akurat dan aktual pada warga.
"Bisa dilihat saat pandemi COVID-19, banyak warga tidak mampu yang belum mendapatkan bantuan," terangnya.
(Baca juga: Kapal Perang KRI Kerambit–627 Tangkap Tiga Kapal Ikan Asing saat Mencuri di ZEE Indonesia)
Kemudian permasalahan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, UMKM juga start-up, dan layanan publik. (Baca juga: Usai Tawar-Menawar dan Buka Baju, Pria Ini Tewas di Dalam Losmen)
"Harusnya untuk menjadi kota metropolitan menuju smartcity, untuk digitalisasi 4.0, permasalahan-permasalahan fundamental ini bisa diselesaikan," katanya.
Untuk menjadi samrtcity, imbuh Bobby, sumber daya manusia harus menjadi digital talent. Ini penting agar apa saja infrastruktur yang dibangun bisa menyelesaikan masalah, bukan menjadi suatu masalah.
"Peran anak muda membangun creative hub penting. Bagaimana anak muda mewujudkan prestasi diri, harus ada tempat yang tepat harus disediakan, sehingga mereka bisa mengekspresikan diri. Dan kota yang menyediakan creative hub ini bisa menjadi kota pemenang," tukasnya.
(boy)