Suasana Pembelajaran Tatap Muka Siswa dan Guru di Madiun
loading...
A
A
A
MADIUN - Pertama kali sejak pandemi COVID-19, ribuan siswa dan guru di Madiun melaksanakan pembelajaran tatap muka , Senin (9/11/2020). Sebelumnya, para siawa dan guru tersebut dirapid test oleh Dinas Kesehatan setempat.
Pembelajaran tatap muka ini mulai berlangsung setelah hampir delapan bulan siswa belajar di rumah secara daring. Seperti yang terlihat di SMP Negeri 2 Kota Madiun, wajah-wajah siswa penuh ceria ketika memasuki gerbang sekolah dan ruang kelas.
Pada pembelajaran tatap muka ini, setiap kelas hanya diisi 12 hingga 15 siswa atau sepatuh dari jumlah normal per kelas. Jam belajar nya pun hanya dibatasi tiga jam dari pukul 07.00 hingga 10.00 WIB.(Baca juga: Kerja Keras Warga Mojokerto, Ubah Sungai Kumuh Jadi Kolam Ikan )
Protokol kseehatan pun diterpkan secara ketat. Setiap siswa maupun guru yang akan masuk diperiksa terlebih dahulu suhu tubuhnya. Cuci tangan dan memakai masker menjadi sesuai yang wajib.
Salah seorang siswa, Alya Shafiya, mengaku senang bisa kemballi masuk kelas. "Senang pastinya. Selain rindu dengan teman dan guru, belajar langsung di kelas akan lebih mudah menerima materi pelajaran," ujarnya. hal serupa diungkapkan siswa lain, Bintang Drajat.
Menurut Kepala SMPN 2 Madiun, Suyatmun, dari 269 siswa kelas 9 hanya 2019 yang mendapai ijin dari orang tua atau wali murid dan lolos rapid test.(Baca juga: KRI Bima Suci Lego Jangkar di Pulau Terluar, Perbatasan Vietnam dan Malaysia di Laut Cina Selatan )
"Ini menjadi syarat belajar tatap muka. Selain itu di kelas juga disediakan hand sanitizer maupun tempat cuci tangan dan sabunnya," ujar Suyatmun.
Selain di SMPN 2, belajar tatap muka juga digelar di SMP lain maupun sekolah dasar di wilayah Kota Madiun. Pembelajaran tatap muka ini khusus digelar bagi siswa kelas 9 yang akan menghadapi ujian akhir.
Pembelajaran tatap muka ini mulai berlangsung setelah hampir delapan bulan siswa belajar di rumah secara daring. Seperti yang terlihat di SMP Negeri 2 Kota Madiun, wajah-wajah siswa penuh ceria ketika memasuki gerbang sekolah dan ruang kelas.
Pada pembelajaran tatap muka ini, setiap kelas hanya diisi 12 hingga 15 siswa atau sepatuh dari jumlah normal per kelas. Jam belajar nya pun hanya dibatasi tiga jam dari pukul 07.00 hingga 10.00 WIB.(Baca juga: Kerja Keras Warga Mojokerto, Ubah Sungai Kumuh Jadi Kolam Ikan )
Protokol kseehatan pun diterpkan secara ketat. Setiap siswa maupun guru yang akan masuk diperiksa terlebih dahulu suhu tubuhnya. Cuci tangan dan memakai masker menjadi sesuai yang wajib.
Salah seorang siswa, Alya Shafiya, mengaku senang bisa kemballi masuk kelas. "Senang pastinya. Selain rindu dengan teman dan guru, belajar langsung di kelas akan lebih mudah menerima materi pelajaran," ujarnya. hal serupa diungkapkan siswa lain, Bintang Drajat.
Menurut Kepala SMPN 2 Madiun, Suyatmun, dari 269 siswa kelas 9 hanya 2019 yang mendapai ijin dari orang tua atau wali murid dan lolos rapid test.(Baca juga: KRI Bima Suci Lego Jangkar di Pulau Terluar, Perbatasan Vietnam dan Malaysia di Laut Cina Selatan )
"Ini menjadi syarat belajar tatap muka. Selain itu di kelas juga disediakan hand sanitizer maupun tempat cuci tangan dan sabunnya," ujar Suyatmun.
Selain di SMPN 2, belajar tatap muka juga digelar di SMP lain maupun sekolah dasar di wilayah Kota Madiun. Pembelajaran tatap muka ini khusus digelar bagi siswa kelas 9 yang akan menghadapi ujian akhir.
(msd)