1.196 Warga Pesantren di Jabar Positif COVID-19, Ini Analisa Satgas

Jum'at, 06 November 2020 - 21:32 WIB
loading...
1.196 Warga Pesantren di Jabar Positif COVID-19, Ini Analisa Satgas
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat meninjau penerapan protokol kesehatan di sejumlah pesantren, Senin (6/7/2020). Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jawa Barat mencatat, sebanyak 1.196 orang di lingkungan pesantren positif terpapar COVID-19. Jumlah itu tersebar di delapan pesantren di daerah itu.

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Jabar, Daud Achmad menyebutkan, data tersebut diperoleh, Jumat (6/11/2020). Namun kata dia, sebagian besar dari mereka sudah dinyatakan sembuh.

Rinciannya, 470 orang di Kabupaten Kuningan, 340 orang di Kabupaten Tasikmalaya, 57 orang di Kabupaten Sukabumi, 44 orang di Kabupaten Cianjur, 59 orang di Kota Tasikmalaya, 114 orang di Kabupaten Garut, 26 orang di Karawang, dan 86 orang di Kabupaten Bogor. (Baca Juga: Pesantren Efektif Cegah COVID-19)

“Meski begitu, dari ribuan orang di lingkungan pesantren itu, sebagian besarnya sudah dinyatakan sembuh, seperti di Kabupaten Kuningan yang sudah sembuh semuanya dan Kabupaten Garut yang mayoritas juga sudah sembuh," ujar Daud di Bandung, Jumat (6/11/2020).

Menurut dia, berdasarkan hasil kajian, COVID-19 yang menyebar di lingkungan pesantren kemungkinan besar dibawa orang dari luar pesantren. “Sementara ini, yang kita analisa itu ada orang luar yang masuk," imbuhnya. (Baca Juga: Waduh, 117 ASN di Kota Bandung Positif Terpapar COVID-19)

Daud memastikan bahwa sejumlah pesantren di Jabar telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti santri yang libur dan akan kembali ke pesantren diwajibkan menjalani rapid tes maupun swab tes. Meski begitu, selama masih ada kontak dengan orang luar, COVID-19 masih berpotensi menular.

“Selama masih ada kontak dengan orang luar, artinya ada orang masuk dari luar ke pesantren dan orang pesantren keluar kemudian masuk lagi, potensi penularan itu ada. Makanya, kalau misal ada pesantren yang sudah ketat, jangan lupa saat proses pembelajaran itu orang keluar masuk pesantren harus ketat juga diperiksanya," tandasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1415 seconds (0.1#10.140)