Gerakan Makassar Bekerja Dilan Diyakini Bikin Aktivitas Ekonomi Kembali Bergairah
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Anggota DPRD Makassar , Muchlis A Misbach mengapresiasi gerakan Makassar bekerja yang dicanangkan pasangan calon pilwalkot Makassar 2020 , Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan). Ia meyakini, program itu mampu menggairahkan ekonomi Kota Makassar yang dihantam pandemi COVID-19 , terlebih setelah Indonesia resesi.
Diketahui resesi di Indonesia diiringi lonjakan jumlah pengangguran yang sangat signifikan. Olehnya itu, Muchlis menyebut gerakan Makassar bekerja yang digagas oleh Dilan sangat relevan dalam menekan dampak ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja. Program ayo kerja itu juga membuktikan Dilan sosok pemimpin visioner.
"Gerakan Makassar bekerja bukti Dilan sosok pemimpin yang paham masalah dan punya solusi, apalagi di masa pandemi yang serba sulit. Yakin dan percaya bahwa program itu mampu menggairahkan kembali ekonomi Makassar di tengah pandemi COVID-19 , ekonomi kita akan menggeliat lagi," kata dia, dalam siaran persnya, Jumat (6/11/2020).
Menurut Muchlis, kemampuan dan kepedulian Dilan tidak hanya terlihat pada program ayo kerja. Pasangan doktor dan dokter itu juga sudah menyusun strategi mengatasi dampak pandemi dari aspek kesehatan dan ekonomi. Hal itu kata dia menunjukkan Dilan sebagai sosok pemimpin yang paling siap dan layak menakhodai Makassar untuk lima tahun ke depan.
Deng Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal , sebelumnya menyampaikan tingginya angka pengangguran merupakan salah satu problematika klasik di Makassar yang tidak kunjung tuntas. Tingkat pengangguran terbuka di kota ini memang terbilang tinggi, di atas 10%. Makassar bahkan tercatat sebagai daerah dengan angka pengangguran tertinggi di Sulsel.
Merespons kondisi itu, Dilan mencanangkan gerakan Makassar bekerja atau program ayo kerja. Program ini merupakan bagian dari tiga pilar: maju, lestari dan melayani dalam upaya mewujudkan visi Makassar Kota Sombere. Deng Ical menyampaikan, untuk mengatasi masalah pengangguran memang dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta.
"Kolaborasi fungsional yang terintegrasi ini bentuk pengakuan saling membutuhkan dan saling menguatkan (antara pemerintah dan swasta). Tujuannya mengatasi pengangguran terbuka, termasuk kepada mereka yang kurang atau tidak memiliki skill," ucap mantan Wakil Wali Kota Makassar itu.
Bila kelak Dilan terpilih, kader Muhammadiyah ini menyampaikan, pihaknya menargetkan mampu membuka 100.000 lapangan kerja baru. Selain menggandeng swasta, pembukaan lapangan kerja juga akan dilakukan melalui program kreatif center (Kece) yang berfokus pada industri kreatif dan ekonomi baru potensial.
Diketahui resesi di Indonesia diiringi lonjakan jumlah pengangguran yang sangat signifikan. Olehnya itu, Muchlis menyebut gerakan Makassar bekerja yang digagas oleh Dilan sangat relevan dalam menekan dampak ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja. Program ayo kerja itu juga membuktikan Dilan sosok pemimpin visioner.
"Gerakan Makassar bekerja bukti Dilan sosok pemimpin yang paham masalah dan punya solusi, apalagi di masa pandemi yang serba sulit. Yakin dan percaya bahwa program itu mampu menggairahkan kembali ekonomi Makassar di tengah pandemi COVID-19 , ekonomi kita akan menggeliat lagi," kata dia, dalam siaran persnya, Jumat (6/11/2020).
Menurut Muchlis, kemampuan dan kepedulian Dilan tidak hanya terlihat pada program ayo kerja. Pasangan doktor dan dokter itu juga sudah menyusun strategi mengatasi dampak pandemi dari aspek kesehatan dan ekonomi. Hal itu kata dia menunjukkan Dilan sebagai sosok pemimpin yang paling siap dan layak menakhodai Makassar untuk lima tahun ke depan.
Deng Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal , sebelumnya menyampaikan tingginya angka pengangguran merupakan salah satu problematika klasik di Makassar yang tidak kunjung tuntas. Tingkat pengangguran terbuka di kota ini memang terbilang tinggi, di atas 10%. Makassar bahkan tercatat sebagai daerah dengan angka pengangguran tertinggi di Sulsel.
Merespons kondisi itu, Dilan mencanangkan gerakan Makassar bekerja atau program ayo kerja. Program ini merupakan bagian dari tiga pilar: maju, lestari dan melayani dalam upaya mewujudkan visi Makassar Kota Sombere. Deng Ical menyampaikan, untuk mengatasi masalah pengangguran memang dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta.
"Kolaborasi fungsional yang terintegrasi ini bentuk pengakuan saling membutuhkan dan saling menguatkan (antara pemerintah dan swasta). Tujuannya mengatasi pengangguran terbuka, termasuk kepada mereka yang kurang atau tidak memiliki skill," ucap mantan Wakil Wali Kota Makassar itu.
Bila kelak Dilan terpilih, kader Muhammadiyah ini menyampaikan, pihaknya menargetkan mampu membuka 100.000 lapangan kerja baru. Selain menggandeng swasta, pembukaan lapangan kerja juga akan dilakukan melalui program kreatif center (Kece) yang berfokus pada industri kreatif dan ekonomi baru potensial.