Bukan Pungguk Merindukan Bulan, Menikmati Jabar Terang Benderang

Kamis, 05 November 2020 - 08:19 WIB
loading...
Bukan Pungguk Merindukan Bulan, Menikmati Jabar Terang Benderang
Yeni Sumarni, warga di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendapatkan fasilitas penyambungan listrik gratis program OMOH dari PLN. SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Rumah semi permanen di lembah Karst Citatah itu menjadi saksi nestapa keluarga Yeni Sumarni. Perjuangan mengarungi hidup di antara samar-samarnya kehidupan malam tanpa rembulan. Yeni hidup dengan keterbatasan energi listrik . Gelap dengan listrik yang serba terbatas, adalah realita yang selama ini dihadapinya.

Tetapi siapa kira, kesabaran Yeni selama 25 tahun dibalas kontan. Tak ada lagi pungguk merindukan bulan. Secercah cahaya itu telah datang, pada 27 Oktober 2020. Bertepatan Hari Listrik Nasional ke-75, rumah Yeni mendapat penyambungan listrik gratis dari PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Cimahi.

Yeni, satu dari sekitar 88 keluarga di Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mendapatkan penyambungan listrik gratis dari program One Man One Hope (OMOH). Program kepedulian sosial satu pegawai PLN membiayai satu pelanggan, untuk keluarga pra sejahtera yang belum tersambung listrik atau belum memiliki meteran sendiri.

Bagi Yeni, bantuan tersebut merupakan anugerah luar biasa. Selama ini, listrik di rumahnya didapat dengan menyambung ke rumah tetangga. Dia harus rela mendapat sedikit listrik dari sambungan tetangga yang hanya berkapasitas 450 Volt Ampere (VA).

"Kadang sekadar untuk nonton TV kami harus bergantian, karena dayanya enggak kuat. Lampu juga hanya satu di ruang tengah dipakai untuk semua kamar. Terkadang, juga gelap-gelapan," kata ibu rumah tangga berusia 45 tahun itu.

Yeni dan pemilik rumah lainnya di Kampung Cicocok menganggap, listrik adalah segalanya. Dia tak membayangkan kampungnya tanpa listrik. Karena, secara geografis Kampung Cicocok terletak di lembah perbukitan. Kanan dan kiri bangunan ditumbuhi lebatnya pohon bambu, dengan sungai kecil mengalir di sebelahnya.

Cicocok adalah satu dari sekian banyak kampung di Karst Citatah, yang diapit oleh pegunungan batu kapur dengan kondisi tanah kering dan berbukit. Mata pencaharian warga, mayoritas berprofesi menjadi Tipung. Sebutan bagi pekerja buruh pabrik giling dan tambang batu kapur.

"Jangankan untuk menyambung listrik sendiri, buat makan sehari-hari saja susah. Karena penghasilan suami menjadi tipung tidak pasti, tergantung ada tidaknya kerjaan borongan. Kadang satu minggu kerja, minggu berikutnya menganggur," jelas dia.

Setelah sambungan listrik masuk ke rumahnya, Yeni menaruh harapan besar kehidupannya akan lebih baik. Terutama bagi anak-anaknya yang masih kecil. (Baca: Kejari Geledah Kantor Bupati Timor Tengah Selatan Terkait Dugaan Korupsi).

Mereka bisa leluasa belajar, tanpa harus berbagi lampu. Begitupun dengan Yeni, keinginannya membuka warung bisa terealisasi, karena tak lagi bingung menyambung kulkas atau menyalakan blender.

Jangkau Pelosok Desa

Sekretaris Desa Citatah Ahmad Kadmana mengaku bersyukur warganya mendapat program sambungan listrik gratis PLN. Ratusan rumah tercatat telah mendapatkan bantuan penyambungan listrik gratis dari program OMOH atau pemerintah.

Berbeda dengan beberapa tahun lalu, tak kurang dari 500 rumah belum memiliki kilowatt hour meter (kWh Meter) sendiri. "Warga kami mayoritas bekerja sebagai buruh dan penambang batu kapur dengan taraf hidup mayoritas kurang mampu. Jangankan untuk membayar sendiri pasang meteran baru, untuk makan saja pas-pasan," kata Ahmad.

Beberapa tahun lalu, kondisi geografis membuat kampung ini sulit ditembus jaringan listrik. Tidak sedikit rumah warga berada di perbukitan dan lembah dengan akses jalan terbatas.

Akibatnya, banyak warga menyambung listrik ke rumah tetangga terdekat. Terkadang, demi mendapatkan sambungan listrik, mereka rela menyambung kabel sepanjang puluhan meter.

"Listrik ini kan seperti sumber kehidupan. Kalau energi listrik sudah ada, mereka bisa memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan ekonomi, misalnya jualan makanan atau minuman, bisnis online, dan lainnya. Makanya kami bersyukur, bisa bekerjasama dengan PLN. Mudah-mudahan tidak ada lagi rumah yang belum tersambung listrik," imbuh dia.

Menurut Manajer PLN UP3 Cimahi, Ansats Pram Andreas Simamora, PLN terus berusaha meningkatkan akses listrik hingga pelosok desa.
Pada 2019, PLN Cimahi yang menaungi wilayah Cimahi dan Bandung Barat telah menggulirkan program sambung listrik gratis kepada 160 kepala keluarga (KK). Tahun ini, pihaknya menargetkan memasang sambungan listrik gratis kepada 88 KK.

Masyarakat yang mendapatkan program ini, akan mendapatkan paket pemasangan gratis sesuai standar Sertifikasi Laik Operasi (SLO), yaitu perangkat kWh Meter dan instalasi kabel. Program ini diberikan sebagai bentuk kepedulian PLN kepada warga tak mampu.

"Kami bersyukur di wilayah KBB dan Cimahi rasio elektrifikasi sudah tercapai 100%. Warga yang sebelumnya menyambung listrik ke tetangga juga semakin berkurang," imbuh dia.

Jabar Caang

Setitik program PLN mengurangi jumlah rumah tangga yang belum tersambung listrik memberi dampak signifikan. Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, kini memiliki rasio elektrifikasi hampir mendekati 100%.

Rasio elektrifikasi di Jawa Barat tercatat terus naik sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2020 ini, rasio elektrifikasi mencapai 99,5%. Lebih baik dari tahun 2019 sebesar 99,2% dan naik signifikan sejak 2014 yang hanya 90% atau 94% pada 2016 lalu.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril mengatakan, PLN terus berupaya agar akses masyarakat terhadap energi listrik terus meningkat setiap tahunnya dengan memperluas jaringan hingga pelosok daerah. Langkah itu juga dilakukan PLN di Jawa Barat, agar masyarakat yang belum menikmati jaringan listrik bisa semakin berkurang.

"Tahun ini, rasio elektrifikasi di Jawa Barat sudah mencapai 99,5%, naik dari tahun sebelumnya sekitar 99,2%. Bahkan, rasio elektrifikasi di Jawa Barat jauh lebih tinggi dibanding nasional sebesar 99,1%,"kata Bob pada Peringatan Hari Listrik Nasional tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2020 di pelataran Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (2/11/2020).

Saat ini, di Jawa Barat hanya tersisa sekitar 204.608 rumah yang belum tersambung listrik PLN. Mereka berada di pegunungan dan kawasan perkebunan yang sulit dijangkau jaringan listrik. Namun PLN optimistis, dalam waktu dekat rasio elektrifikasi bisa mencapai 100%. (Baca: Terbengkalai Puluhan Tahun, Warga Berharap Waduk Way Tababeng di Lampung Utara Dibenahi).

Menurut Bob, meningkatnya rasio elektrifikasi di Jawa Barat sebanding dengan naiknya konsumsi listrik di provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 46 juta jiwa ini.

Sebelum pandemi, konsumsi energi listrik penduduk Jawa Barat tercatat naik 3%, dengan angka konsumsi energi listrik sebesar 1.032 kWh/kapita. Angka ini lebih tinggi dari konsumsi listrik per kapita secara nasional.

PLN, lanjut dia, membuat berbagai program agar akses listrik warga terus meningkat. Terakhir, PLN menyalurkan dana program corporate social responsibility (CSR) kepada Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat senilai Rp300 juta. Bantuan ini untuk penyambungan listrik gratis bagi 365 pelanggan.

Program lainnya adalah One Man One Hope (OMOH) yang juga membantu banyak rumah tangga pra sejahtera mendapat penyambungan listrik gratis. Sebanyak 1.050 rumah tangga sasaran di Jawa Barat telah menikmati program ini dengan nilai bantuan Rp742 juta. Secara nasional, program OMOH diharapkan bisa membantu 55.000 warga pra sejahtera.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku, Pemerintah Provinsi berkomitmen terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Jabar. Sejak beberapa tahun lalu, Pemprov bersama PLN, Dinas ESDM, dan instansi lainnya berhasil menjangkau lebih dari 21.000 pelanggan baru di daerah terpencil. Saat ini, total pelanggan PLN Jabar mencapai 15 juta.

"Mereka yang belum tersambung listrik mungkin karena lokasinya sulit dijangkau, misalnya di pegunungan dan daerah terpencil. Tetapi saya sudah tugaskan dinas terkait, agar rasio elektrifikasi di Jabar bisa 100% dalam waktu dekat," imbuh Ridwan Kamil.

Kesiapan Pasokan

Selain menggenjot penggunaan energi listrik bagi masyarakat, PLN juga memastikan keandalan pasokan daya listrik. General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat Agung Nugraha mengatakan, saat ini pasokan energi listrik di Jawa Barat dalam kondisi sangat mencukupi dengan daya maksimal 12.083 Megawatt (MW). Daya tersebut mampu menampung beban puncak hingga 7.475 MW.

"Kami masih memiliki cadangan daya sebesar 38%. Cadangan daya ini siap untuk melayani potensi pelanggan dengan daya besar hingga 45 pelanggan dengan total daya sebesar 166 MVA," jelas dia.

Kesiapan pasokan daya PLN ditopang oleh banyaknya pembangkit di Jawa Barat, mulai dari PLTA, PLTSa, PLTS dan PLTP. Di provinsi ini, juga terdapat pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang memiliki bauran energi sebesar 47% dari total pembangkit beroperasi.

Pembangkit EBT ini ke depan akan terus bertambah, seiring beroperasinya PLTSa Legok Nangka dengan kapasitas 19 MW dan PLTSa Cikelor dengan kapasitas 5 MW. Selain itu, potensi PLTB di Ciemas, Pelabuhan Ratu, Sukabumi dengan kapasitas 150 MW.

PLN, juga siap menyuplai listrik untuk berbagai proyek strategis di Jawa Barat. Di antaranya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Pengembangan Pelabuhan Patimban, aerocity di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, dan kawasan industri di Subang.

PLN juga menyatakan kesiapannya mendukung program electrifying agriculture di kawasan Pantura. Di antaranya program dedieselisasi. Sebuah program migrasi sumber energi dari diesel ke energi listrik PLN. Program ini akan membidik penggilingan padi, tambak udang, pompa irigasi, industri pengolahan hasil pertanian, dan lainnya.

Belum lama ini, PLN UID Jabar telah menyelesaikan proses tambah daya bagi delapan industri tekstil dan 11 industri pengolahan makanan menjadi tegangan menengah. Kapasitas daya pada industri tekstil tersebut menjadi 13.190 kVA dan industri pengolahan makanan menjadi 56.896 kVA. Industri tersebut tersebar di Majalaya, Cimahi, Karawang, Depok, Cirebon, Bekasi, dan lainnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1745 seconds (0.1#10.140)