Bukan hanya Siswa yang Semangat, Orangtua Juga Antusias Beli Seragam Baru
loading...
A
A
A
HARIpertama pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo disambut suka cita oleh siswa dan orangtua murid, Rabu (4/11/2020).
Kerinduan bertemu guru, dan teman teman sekolah kini terobati meski harus menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat.
Dwi Ardi Saputro, 41, seorang orangtua murid SMP Negeri 4 Surakarta sangat bersemangat mengantar dan menjemput anaknya yang kembali bersekolah. Sejak pertengahan Maret 2020 lalu, pembelajaran tatap muka di Kota Solo dihentikan karena wabah COVID-19 mulai masuk. Setelah sekitar 7 bulan lebih pembelajaran dilakukan secara daring atau online, kini pembelajaran tatap muka di mulai.
SMP Negeri 4 Surakarta merupakan satu dari tiga sekolah yang mendapat kesempatan mengawali pembelajaran tatap muka. Dua sekolah lainnya adalah SMP Al Azhar Sifa Budi, dan MTsN 1 Surakarta. “Bagus sekali karena sesuai protokol kesehatan. Kalau daring siswa dan orangtua merasa kesulitan,” kata Dwi Ardi Saputro kepada Sindonews saat menunggu menjemput anaknya pulang sekolah, Rabu (4/11/2020). ( BACA JUGA: Hari Pertama Pembelajaran Tatap Muka di Solo Berjalan Lancar)
Pria asal Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo mengungkapkan, anaknya merupakan tipe pendengar. Sehingga ketika pembelajaran daring, merasa kurang jelas. Saat ini, anaknya sudah kelas 9 dan sebentar lagi ujian. “Kalau daring terus ya repot, pengaruhnya ke nilainya nanti. Terlebih sinyal handphone di rumahnya juga kurang bagus.
Saat pembelajaran melalui zoom meeting, sering kali sinyalnya putus putus. Ia sangat setuju pembelajaran tatap muka dimulai kembali dengan protokol kesehatan yang ketat. Simulasi yang dilaksanakan sekolah membuat dirinya percaya. Mulai datang di cek suhu, cuci tangan dengan sabun, memakai masker, face shield, dan jaga jarak.
Sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, siswa dan guru juga menjalani rapid tes guna mendeteksi kemungkinan ada yang terpapar COVID-19. Selama pembelajaran jarak jauh atau online, sebagai orangtua sering kali kesulitan dalam membantu belajar. “Lebih enak interaksi dengan gurunya karena lebih tahu, kalau orangtua pelajaran banyak yang tidak begitu paham.
Dirinya merasa pusing saat membantu pembelajaran di rumah. Terlebih pelajaran saat ini lebih tinggi dibanding saat dirinya bersekolah dulu. “Kalau orang mampu, tentu akan les. Berhubung pas pasan ya belajar ala kadarnya sebisa dan semaksimal mungkin,” urainya. Karena tuntutan standar nilai 8,5, anaknya selama pembelajaran jarak jauh tetap berupaya belajar sungguh sungguh. (BACA JUGA: Belajar Tatap Muka Perdana di Solo, Ratusan Siswa dan Guru Jalani Rapid Tes)
Hanya saja, belajarnya diakui tidak se-intensif jika sekolah tatap muka. Selama membantu pembelajaran di rumah, paling sulit adalah pelajaran matematika karena harus menjabarkan prosesnya menuju jawaban. Menjelang pembelajaran tatap muka, ia mendorong anaknya agar selalu menjaga kondisi tubuh agar selalu sehat.
Kemudian alat alat penunjang protokol kesehatan disiapkan. Seperti masker, face shield, handsanitizer dan tisu. Diakuinya, memang ada rasa khawatir terkait penyebaran COVID-19 karena penyakitnya tidak kelihatan. Hanya saja jika tidak sekolah tatap muka, siswa ketinggalan pelajaran.
Untuk itu, yang dilakukan adalah terus menjaga kesehatan dan pasrah kepada Tuhan. Saat mengantar dan menjemput, dirinya dari rumah dan tidak mampir ke mana mana sesuai instruksi Dinas Pendidikan Solo. Orangtua harus benar benar menjaga kesehatan dirinya agar jangan sampai terpapar COVID-19. Kesehatan anak juga diawasi ketat.
Kerinduan bertemu guru, dan teman teman sekolah kini terobati meski harus menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat.
Dwi Ardi Saputro, 41, seorang orangtua murid SMP Negeri 4 Surakarta sangat bersemangat mengantar dan menjemput anaknya yang kembali bersekolah. Sejak pertengahan Maret 2020 lalu, pembelajaran tatap muka di Kota Solo dihentikan karena wabah COVID-19 mulai masuk. Setelah sekitar 7 bulan lebih pembelajaran dilakukan secara daring atau online, kini pembelajaran tatap muka di mulai.
SMP Negeri 4 Surakarta merupakan satu dari tiga sekolah yang mendapat kesempatan mengawali pembelajaran tatap muka. Dua sekolah lainnya adalah SMP Al Azhar Sifa Budi, dan MTsN 1 Surakarta. “Bagus sekali karena sesuai protokol kesehatan. Kalau daring siswa dan orangtua merasa kesulitan,” kata Dwi Ardi Saputro kepada Sindonews saat menunggu menjemput anaknya pulang sekolah, Rabu (4/11/2020). ( BACA JUGA: Hari Pertama Pembelajaran Tatap Muka di Solo Berjalan Lancar)
Pria asal Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo mengungkapkan, anaknya merupakan tipe pendengar. Sehingga ketika pembelajaran daring, merasa kurang jelas. Saat ini, anaknya sudah kelas 9 dan sebentar lagi ujian. “Kalau daring terus ya repot, pengaruhnya ke nilainya nanti. Terlebih sinyal handphone di rumahnya juga kurang bagus.
Saat pembelajaran melalui zoom meeting, sering kali sinyalnya putus putus. Ia sangat setuju pembelajaran tatap muka dimulai kembali dengan protokol kesehatan yang ketat. Simulasi yang dilaksanakan sekolah membuat dirinya percaya. Mulai datang di cek suhu, cuci tangan dengan sabun, memakai masker, face shield, dan jaga jarak.
Sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, siswa dan guru juga menjalani rapid tes guna mendeteksi kemungkinan ada yang terpapar COVID-19. Selama pembelajaran jarak jauh atau online, sebagai orangtua sering kali kesulitan dalam membantu belajar. “Lebih enak interaksi dengan gurunya karena lebih tahu, kalau orangtua pelajaran banyak yang tidak begitu paham.
Dirinya merasa pusing saat membantu pembelajaran di rumah. Terlebih pelajaran saat ini lebih tinggi dibanding saat dirinya bersekolah dulu. “Kalau orang mampu, tentu akan les. Berhubung pas pasan ya belajar ala kadarnya sebisa dan semaksimal mungkin,” urainya. Karena tuntutan standar nilai 8,5, anaknya selama pembelajaran jarak jauh tetap berupaya belajar sungguh sungguh. (BACA JUGA: Belajar Tatap Muka Perdana di Solo, Ratusan Siswa dan Guru Jalani Rapid Tes)
Hanya saja, belajarnya diakui tidak se-intensif jika sekolah tatap muka. Selama membantu pembelajaran di rumah, paling sulit adalah pelajaran matematika karena harus menjabarkan prosesnya menuju jawaban. Menjelang pembelajaran tatap muka, ia mendorong anaknya agar selalu menjaga kondisi tubuh agar selalu sehat.
Kemudian alat alat penunjang protokol kesehatan disiapkan. Seperti masker, face shield, handsanitizer dan tisu. Diakuinya, memang ada rasa khawatir terkait penyebaran COVID-19 karena penyakitnya tidak kelihatan. Hanya saja jika tidak sekolah tatap muka, siswa ketinggalan pelajaran.
Untuk itu, yang dilakukan adalah terus menjaga kesehatan dan pasrah kepada Tuhan. Saat mengantar dan menjemput, dirinya dari rumah dan tidak mampir ke mana mana sesuai instruksi Dinas Pendidikan Solo. Orangtua harus benar benar menjaga kesehatan dirinya agar jangan sampai terpapar COVID-19. Kesehatan anak juga diawasi ketat.