Penularan COVID-19 ke Anak Usia Sekolah Masih Tinggi

Senin, 19 Oktober 2020 - 21:49 WIB
loading...
Penularan COVID-19 ke...
Angka penularan COVID-19 di anak usia sekolah masih tinggi. Foto: Sindonews/dok
A A A
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar masih mempertimbangkan pembukaan sekolah tatap muka, meski kota Makassar sudah berstatus zona orange.

Ketua Tim Epidemiologi Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Makassar , Ansariadi mengatakan, pembukaan sekolah tatap muka masih dipertimbangkan. Pasalnya, angka penularan kasus positif pada usia anak sekolah masih tinggi.



Ansariadi mencatat, pada bulan Agustus lalu ada 125 anak yang terkonfirmasi positif COVID-19 . Angka itu mengalami peningkatan 25% menjadi 155 kasus di bulan September 2020.

Bahkan, hingga pekan kedua Oktober itu sudah ada 80 kasus terkonfirmasi positif yang menyerang anak-anak usia 5-19 tahun.

"Tanggal 1 sampai 18 Oktober itu sudah ada 80 kasus positif untuk anak usia 5-19 tahun. Ini menunjukkan penularan pada anak usia sekolah masih tinggi," kata Ansariadi, Senin (19/10/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun, dibeberapa kecamatan justru mengalami peningkatan kasus pada anak usia sekolah. Paling banyak di Kecamatan Ujung Pandang sudah ada enam kasus dari empat kasus di bulan September kemarin.

Begitu pula di Kecamatan Wajo dan Mamajang , masing-masing sudah ada tiga kasus di bulan Oktober dari dua kasus di bulan September, terjadi peningkatan.

"Tamalanrea dan Tamalate itu juga tinggi, lebih setengah dari kasus di bulan September," tuturnya.



Sebelumnya, Pj Wali Kota Makassar , Rudy Djamaluddin tidak ingin mengambil risiko dengan melakukan uji coba belajar tatap muka di sekolah sekalipun di daerah pulau. Rawan memicu klaster baru. Ia tidak ingin anak-anak usia SD-SMP dirugikan akibat kebijakan yang dikeluarkan tidak dengan pertimbangan yang matang.

Apalagi, menurut Rudy, tingkat penularan COVID-19 pada anak didik cukup tinggi. Apalagi, tanggungjawab pemerintah kota berada pada jenjang pendidikan SD-SMP. Rawan tertular dan terlalu beresiko jika dibiarkan.

"Jagan sampai pembukaan di satu tempat bisa memincu pembukaan di tenpat lain dan akhirnya membuat episentrum baru," kata Rudy.
(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1590 seconds (0.1#10.140)