Sekjen PBB: Tiap Hari 96.000 Unit Rumah Harus Selesai Dibangun

Selasa, 06 Oktober 2020 - 02:49 WIB
loading...
A A A
Ia menambahkan, sepanjang tahun ini, hampir semua negara teruji dengan merebaknya pandemi COVID-19. Salah satu dampak pandemi ini adalah berpengaruhnya daya beli masyarakat untuk memperoleh hunian yang layak. Sedangkan Surabaya sendiri merupakan kota terbesar kedua di Indonesia yang memiliki tantangan sama dengan kota-kota besar lainnya di dunia. Khususnya dalam menangani pandemi COVID-19.

"Sebelum pandemi, Surabaya menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat di atas angka provinsi dan nasional. Namun, kami juga mengalami penurunan sepanjang tahun ini akibat COVID-19," katanya.

Risma mengungkapkan, sebelumnya Surabaya dikenal sebagai kota yang panas dan kering. Karenanya, Pemkot Surabaya terus melakukan upaya penghijauan secara masif hampir di semua wilayah. Hasilnya, saat ini suhu di Surabaya turun hingga 2 derajat celcius.

"Pencapaian ini terwujud dengan membangun 575 taman kota, 114 hektar hutan kota, melestarikan 2.871 hektar hutan mangrove, serta menciptakan median hijau seluas 132 hektar," ungkapnya.
(nun)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1840 seconds (0.1#10.140)