Begini Cara Siloam Hospitals Balikpapan Tangani Keloid Bekas Luka
loading...
A
A
A
BALIKPAPAN - Sebagai salah satu jenis bekas luka, keloid dapat diatasi. Normalnya pada saat Anda mengalami luka, jaringan parut atau fibrosa akan terbentuk di atas kulit yang luka untuk melindungi dan memperbaikinya.
Namun pada keloid, jaringan parut tersebut justru terus tumbuh hingga menebal, merah dan berukuran lebih besar daripada luka itu sendiri, disertai dengan rasa panas, gatal, bahkan nyeri. (Baca juga: Swab Test di Siloam Hasilnya Bisa Keluar dalam 4 Jam )
Ada pun keloid dapat disebabkan oleh berbagai luka, seperti luka bakar, luka bekas tindik, luka bekas operasi, luka tergores, dan luka cakar. (Baca juga: Kapal Muatan Papan Terbalik Diterjang Badai, Jadilah Kota Balikpapan )
"Mencegah terjadinya luka dan berdampak pada keloid, tentu lebih baik. Namun jika luka pada tubuh timbul menjadi keloid, hal ini dapat ditangani sampai sembuh," kata dokter spesialis Siloam Hospitals Balikpapan , dr Arie Wibisono Sp BP-RE, di Balikpapan melalui Webinar Kesehatan bertema "Bekas Luka Menjadi Keloid", yang diterima SINDOnews, Minggu (4/10/2020).
Menurut Arie Wibisono, keloid dapat diturunkan secara genetik dalam keluarga. "Ini artinya seseorang berpotensi memiliki keloid saat terluka, jika orangtua mereka juga memiliki keloid," kata dia.
Dalam kesempatan berikutnya, dokter spesialis Siloam Hospitals Balikpapan , dr Arie Wibisono Sp BP-RE, menjelaskan, keloid dapat disembuhkan dengan beberapa cara.
"Penyembuhan melalui operasi pembedahan, radiasi, laser atau penyuntikan, terapi kombinasi pressure garment merupakan sejumlah cara untuk menghilangkan keloid. Seluruh jaringan rumah sakit Siloam dan di Siloam Hospitals Balikpapan- pun telah menyediakan fasilitas ini guna proses menghilangkan dan menyembuhkan keloid," kaya Arie Wibisono.
Berikut sejumlah langkah guna menghilangkan dan menyembuhkan keloid.
Dokter akan melakukan operasi untuk memotong sebagian keloid tersebut. Cara yang satu ini memiliki risiko timbul keloid lainnya yang lebih besar pada luka operasi. Untuk meminimalkan risiko tersebut, dokter dapat mengombinasikan operasi dengan tindakan lain, misalnya dengan injeksi steroid dan pressure garment pada bekas luka.
Cara menghilangkan keloid dengan suntikan kortikosteroid tergolong aman, tetapi cukup sakit. Suntikan kortikosteroid akan diberikan pada bagian keloid secara rutin satu atau dua minggu sekali, hingga bagian keloid mengempis.
Namun pada keloid, jaringan parut tersebut justru terus tumbuh hingga menebal, merah dan berukuran lebih besar daripada luka itu sendiri, disertai dengan rasa panas, gatal, bahkan nyeri. (Baca juga: Swab Test di Siloam Hasilnya Bisa Keluar dalam 4 Jam )
Ada pun keloid dapat disebabkan oleh berbagai luka, seperti luka bakar, luka bekas tindik, luka bekas operasi, luka tergores, dan luka cakar. (Baca juga: Kapal Muatan Papan Terbalik Diterjang Badai, Jadilah Kota Balikpapan )
"Mencegah terjadinya luka dan berdampak pada keloid, tentu lebih baik. Namun jika luka pada tubuh timbul menjadi keloid, hal ini dapat ditangani sampai sembuh," kata dokter spesialis Siloam Hospitals Balikpapan , dr Arie Wibisono Sp BP-RE, di Balikpapan melalui Webinar Kesehatan bertema "Bekas Luka Menjadi Keloid", yang diterima SINDOnews, Minggu (4/10/2020).
Menurut Arie Wibisono, keloid dapat diturunkan secara genetik dalam keluarga. "Ini artinya seseorang berpotensi memiliki keloid saat terluka, jika orangtua mereka juga memiliki keloid," kata dia.
Dalam kesempatan berikutnya, dokter spesialis Siloam Hospitals Balikpapan , dr Arie Wibisono Sp BP-RE, menjelaskan, keloid dapat disembuhkan dengan beberapa cara.
"Penyembuhan melalui operasi pembedahan, radiasi, laser atau penyuntikan, terapi kombinasi pressure garment merupakan sejumlah cara untuk menghilangkan keloid. Seluruh jaringan rumah sakit Siloam dan di Siloam Hospitals Balikpapan- pun telah menyediakan fasilitas ini guna proses menghilangkan dan menyembuhkan keloid," kaya Arie Wibisono.
Berikut sejumlah langkah guna menghilangkan dan menyembuhkan keloid.
Dokter akan melakukan operasi untuk memotong sebagian keloid tersebut. Cara yang satu ini memiliki risiko timbul keloid lainnya yang lebih besar pada luka operasi. Untuk meminimalkan risiko tersebut, dokter dapat mengombinasikan operasi dengan tindakan lain, misalnya dengan injeksi steroid dan pressure garment pada bekas luka.
Cara menghilangkan keloid dengan suntikan kortikosteroid tergolong aman, tetapi cukup sakit. Suntikan kortikosteroid akan diberikan pada bagian keloid secara rutin satu atau dua minggu sekali, hingga bagian keloid mengempis.