Jalan Mulus Cai Changpan Kabur dari Lapas Kelas I Tangerang
loading...

Cai Changpan, terpidana mati kasus penyelundupan 110 kg sabu-sabu, kabur dari Lapas Kelas I Tangerang. Foto/dok
A
A
A
JAKARTA - Dua pekan lebih Cai Changpan , terpidana mati kasus penyelundupan 110 kg sabu-sabu, kabur dari Lapas Kelas I Tangerang. Hingga kemarin perburuan belum membuahkan hasil.
Terakhir, petugas melacak jejak gembong narkoba itu ke kawasan hutan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pasalnya, beberapa jam setelah berhasil kabur dari Lapas Tangerang, warga negara China itu diketahui sempat singgah ke rumah istrinya di Bogor. (Baca: Amalan Ringan yang Bisa Jadi Turunnya Rahmat Allah)
Polisi masih terus bergerak menelusuri hutan tersebut. Masyarakat diharapkan bisa membantu dengan daftar pencarian orang (DPO) yang sudah diterbitkan. Terlihat pada selebaran DPO yang beredar, foto wajah dari Cai Changpan dipampang dalam keadaan gundul mengenakan baju warna oranye.
Dalam selebaran itu dicantumkan nomor telepon petugas yang dapat dihubungi jika menemukan Cai. Tercantum pula hadiah sebesar Rp100 juta bagi yang menemukan keberadaannya.
![Jalan Mulus Cai Changpan Kabur dari Lapas Kelas I Tangerang]()
“Sampai saat ini tim masih melakukan pengejaran. Pencarian difokuskan ke daerah Hutan Tenjo, Bogor. Kita juga telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk mempersempit ruang gerak Cai. Salah satunya mencekal napi tersebut pergi ke luar negeri,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kemarin.
Cai alias Antoni kabur dari Lapas Kelas I Tangerang pada 14 September 2020. Cai merupakan bandar narkoba yang divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Kota Tangerang pada 19 Juli 2017. Dia benar-benar merencanakan aksi kaburnya dengan matang. (Baca juga: Kemenag Validasi Data Calon penerima Bantuan Guru Madrasah Bukan PNS)
Dia bahkan membutuhkan 8 bulan untuk melubangi kamar selnya. Lantai kamar itu digali hingga menembus gorong-gorong. Alat yang digunakan berasal dari dapur lapas. Kebetulan dapur lapas sedang dalam pembangunan. Alat yang ditemukan di TKP antara lain besi, obeng, pahat, karung tanah.
Cai melubangi lantai kamarnya setiap malam hari. Hal yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa petugas lapas tidak mengetahui hal yang dilakukan Cai. “Dia bekerja pukul 10 malam sampai 5 pagi. Jadi kalau dilihat kondisinya, tempat tidur dia geser, baru dilubangi," kata Yusri.
Lubang yang dibuat Cai berdiameter 2,5 meter. Adapun panjangnya 30 meter. Perkiraan tanah yang dibutuhkan dalam membuat lubang tersebut setara dua dump truck. Selain itu, agar betul-betul bisa keluar dari gorong-gorong, diperlukan waktu yang tidak cepat. “Tapi yang dia lakukan adalah setiap melubangi itu, sehari dua plastik tanah dan dibuang ke tong sampah. Itu pengakuan teman sekamar," ucapnya.
Yusri mengatakan, Cai kabur sambil membawa ponsel teman sekamarnya. Bahkan Cai mengajak temannya itu untuk kabur. Saat ini polisi masih mendalami bagaimana cara Cai menyamarkan suara selama proses penggalian lubang dilakukan. Dugaan keterlibatan petugas lapas juga masih didalami. “Melubangi 8 bulan itu kan yang perlu kita dalami. Apakah ada keterlibatan petugas di sana atau tidak, tim masih menyelidiki," tuturnya. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)
Petugas Lapas Diduga Terlibat
Menurut Yusri, pihaknya sudah memeriksa 14 saksi termasuk rekan satu kamar Cai dan sejumlah petugas lapas. Berdasarkan pemeriksaan, ada dugaan keterlibatan dua petugas lapas yang ikut membantu pelarian Cai. Namun kedua petugas itu belum ditetapkan sebagai tersangka. “Kedua petugas lapas itu berinisial S dan S. Dia merupakan sipir dan PNS di lapas tersebut,” katanya.
Cai dijebloskan ke penjara karena menyelundupkan 110 kg sabu di Banten pada 2016. Pada 24 Januari 2017, dia pernah kabur dari Rutan Mabes Polri di Cawang, Jakarta Timur, dengan melubangi tembok kamar mandi. Namun tiga hari kemudian berhasil ditangkap di Sukabumi, Jawa Barat. Pada Juli 2017, Pengadilan Negeri Tangerang memvonis mati Cai Changpan. (Baca juga: Peneliti Temukan Danau Air Asin di Planet Mars)
Terhukum mati kasus narkoba Cai ternyata tak cuma satu kali menjadikan hutan sebagai tempat persembunyian dari kejaran polisi. Saat pertama kali ditangkap polisi pada Oktober 2016, dia juga kabur dari kejaran polisi dan bersembunyi di dalam hutan. Dia memilih hutan sebagai tempat persembunyian karena memiliki kemampuan militer. “Jadi dia punya kemampuan survival (tinggal di dalam hutan)," tandas Yusri.
Kepala Lapas Kelas I Tangerang Jumadi mengatakan, Cai diduga kabur malam hari saat petugas sedang lengah. Sebab baru paginya yang bersangkutan tidak ada di selnya. “Itulah mungkin kelemahan kita, karena lewat bawah dan malam hari. Kita juga baru mengecek ke lokasi, ya masih didalamin. Kita baru ngecek lobangnya saja," kata Jumadi.
Menurut dia, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui pasti berapa panjang lubang terowongan air yang dilewati Cai karena lubang sempit dan gelap. "Kita baru ngecek ke lobangnya saja. Karena mau masuk ke dalam juga tidak berani, panjangnya kira-kira 25–26 meter. Sebadanlah, kita tidak tahu di dalam ada apa, tidak ada yang berani, jangan sampai ada korban," jelasnya. (Baca juga: Din Syamsuddin Minta Moeldoko Tak Mudah Lempar Tuduhan)
Petugas gabungan dari Lapas Kelas 1 Tangerang dan petugas kepolisian, menurut dia, menemukan obeng dan pelat kecil milik Cai. Diduga dengan menggunakan alat tersebut, gembong narkotika itu berhasil menggali lubang di bawah kasur dalam selnya dan meloloskan diri melewati terowongan pembuangan air.
"Kalau barang bukti yang ditemukan, obeng dan kayak pelat kecil, dibawa sama teman-teman polres. Saat ini kami masih melakukan pendalaman," kata Jumadi.
Selama 2 tahun di penjara Tangerang, Cai dikenal pendiam. Rupanya diamnya pria tersebut untuk merencanakan pelarian. Saking diam dan kurangnya sosialisasi, ada napi yang tidak mengenal sosok Cai. "Tidak populer karena tidak pernah bergaul ke blok lain, mungkin karena hukuman mati. Berbeda dengan napi yang sering hilir mudik," sambungnya. (Lihat videonya: Janda Bolong Jadi Primadona Saat Pandemi Harganya Mencapai Ratusan Juta)
Jumadi sendiri membantah dugaan adanya keterlibatan petugas jaga atas kaburnya Cai. "Kalau pengamatan kami di lapangan, untuk keterlibatan pegawai tidak ada. Tapi kalau melihat dia, sepertinya pelaku tunggal," ungkapnya.
Lebih jauh Jumadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 13 pegawai lapas, terlebih mereka yang saat kejadian tengah bertugas. “Kita periksa pegawai-pegawai yang masuk malam, lagi diproses. Satu regu ada 13 orang, lagi diperiksa kanwil," tuturnya. (Helmi Syarif/Hasan Kurniawan)
Terakhir, petugas melacak jejak gembong narkoba itu ke kawasan hutan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pasalnya, beberapa jam setelah berhasil kabur dari Lapas Tangerang, warga negara China itu diketahui sempat singgah ke rumah istrinya di Bogor. (Baca: Amalan Ringan yang Bisa Jadi Turunnya Rahmat Allah)
Polisi masih terus bergerak menelusuri hutan tersebut. Masyarakat diharapkan bisa membantu dengan daftar pencarian orang (DPO) yang sudah diterbitkan. Terlihat pada selebaran DPO yang beredar, foto wajah dari Cai Changpan dipampang dalam keadaan gundul mengenakan baju warna oranye.
Dalam selebaran itu dicantumkan nomor telepon petugas yang dapat dihubungi jika menemukan Cai. Tercantum pula hadiah sebesar Rp100 juta bagi yang menemukan keberadaannya.

“Sampai saat ini tim masih melakukan pengejaran. Pencarian difokuskan ke daerah Hutan Tenjo, Bogor. Kita juga telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk mempersempit ruang gerak Cai. Salah satunya mencekal napi tersebut pergi ke luar negeri,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kemarin.
Cai alias Antoni kabur dari Lapas Kelas I Tangerang pada 14 September 2020. Cai merupakan bandar narkoba yang divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Kota Tangerang pada 19 Juli 2017. Dia benar-benar merencanakan aksi kaburnya dengan matang. (Baca juga: Kemenag Validasi Data Calon penerima Bantuan Guru Madrasah Bukan PNS)
Dia bahkan membutuhkan 8 bulan untuk melubangi kamar selnya. Lantai kamar itu digali hingga menembus gorong-gorong. Alat yang digunakan berasal dari dapur lapas. Kebetulan dapur lapas sedang dalam pembangunan. Alat yang ditemukan di TKP antara lain besi, obeng, pahat, karung tanah.
Cai melubangi lantai kamarnya setiap malam hari. Hal yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa petugas lapas tidak mengetahui hal yang dilakukan Cai. “Dia bekerja pukul 10 malam sampai 5 pagi. Jadi kalau dilihat kondisinya, tempat tidur dia geser, baru dilubangi," kata Yusri.
Lubang yang dibuat Cai berdiameter 2,5 meter. Adapun panjangnya 30 meter. Perkiraan tanah yang dibutuhkan dalam membuat lubang tersebut setara dua dump truck. Selain itu, agar betul-betul bisa keluar dari gorong-gorong, diperlukan waktu yang tidak cepat. “Tapi yang dia lakukan adalah setiap melubangi itu, sehari dua plastik tanah dan dibuang ke tong sampah. Itu pengakuan teman sekamar," ucapnya.
Yusri mengatakan, Cai kabur sambil membawa ponsel teman sekamarnya. Bahkan Cai mengajak temannya itu untuk kabur. Saat ini polisi masih mendalami bagaimana cara Cai menyamarkan suara selama proses penggalian lubang dilakukan. Dugaan keterlibatan petugas lapas juga masih didalami. “Melubangi 8 bulan itu kan yang perlu kita dalami. Apakah ada keterlibatan petugas di sana atau tidak, tim masih menyelidiki," tuturnya. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)
Petugas Lapas Diduga Terlibat
Menurut Yusri, pihaknya sudah memeriksa 14 saksi termasuk rekan satu kamar Cai dan sejumlah petugas lapas. Berdasarkan pemeriksaan, ada dugaan keterlibatan dua petugas lapas yang ikut membantu pelarian Cai. Namun kedua petugas itu belum ditetapkan sebagai tersangka. “Kedua petugas lapas itu berinisial S dan S. Dia merupakan sipir dan PNS di lapas tersebut,” katanya.
Cai dijebloskan ke penjara karena menyelundupkan 110 kg sabu di Banten pada 2016. Pada 24 Januari 2017, dia pernah kabur dari Rutan Mabes Polri di Cawang, Jakarta Timur, dengan melubangi tembok kamar mandi. Namun tiga hari kemudian berhasil ditangkap di Sukabumi, Jawa Barat. Pada Juli 2017, Pengadilan Negeri Tangerang memvonis mati Cai Changpan. (Baca juga: Peneliti Temukan Danau Air Asin di Planet Mars)
Terhukum mati kasus narkoba Cai ternyata tak cuma satu kali menjadikan hutan sebagai tempat persembunyian dari kejaran polisi. Saat pertama kali ditangkap polisi pada Oktober 2016, dia juga kabur dari kejaran polisi dan bersembunyi di dalam hutan. Dia memilih hutan sebagai tempat persembunyian karena memiliki kemampuan militer. “Jadi dia punya kemampuan survival (tinggal di dalam hutan)," tandas Yusri.
Kepala Lapas Kelas I Tangerang Jumadi mengatakan, Cai diduga kabur malam hari saat petugas sedang lengah. Sebab baru paginya yang bersangkutan tidak ada di selnya. “Itulah mungkin kelemahan kita, karena lewat bawah dan malam hari. Kita juga baru mengecek ke lokasi, ya masih didalamin. Kita baru ngecek lobangnya saja," kata Jumadi.
Menurut dia, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui pasti berapa panjang lubang terowongan air yang dilewati Cai karena lubang sempit dan gelap. "Kita baru ngecek ke lobangnya saja. Karena mau masuk ke dalam juga tidak berani, panjangnya kira-kira 25–26 meter. Sebadanlah, kita tidak tahu di dalam ada apa, tidak ada yang berani, jangan sampai ada korban," jelasnya. (Baca juga: Din Syamsuddin Minta Moeldoko Tak Mudah Lempar Tuduhan)
Petugas gabungan dari Lapas Kelas 1 Tangerang dan petugas kepolisian, menurut dia, menemukan obeng dan pelat kecil milik Cai. Diduga dengan menggunakan alat tersebut, gembong narkotika itu berhasil menggali lubang di bawah kasur dalam selnya dan meloloskan diri melewati terowongan pembuangan air.
"Kalau barang bukti yang ditemukan, obeng dan kayak pelat kecil, dibawa sama teman-teman polres. Saat ini kami masih melakukan pendalaman," kata Jumadi.
Selama 2 tahun di penjara Tangerang, Cai dikenal pendiam. Rupanya diamnya pria tersebut untuk merencanakan pelarian. Saking diam dan kurangnya sosialisasi, ada napi yang tidak mengenal sosok Cai. "Tidak populer karena tidak pernah bergaul ke blok lain, mungkin karena hukuman mati. Berbeda dengan napi yang sering hilir mudik," sambungnya. (Lihat videonya: Janda Bolong Jadi Primadona Saat Pandemi Harganya Mencapai Ratusan Juta)
Jumadi sendiri membantah dugaan adanya keterlibatan petugas jaga atas kaburnya Cai. "Kalau pengamatan kami di lapangan, untuk keterlibatan pegawai tidak ada. Tapi kalau melihat dia, sepertinya pelaku tunggal," ungkapnya.
Lebih jauh Jumadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 13 pegawai lapas, terlebih mereka yang saat kejadian tengah bertugas. “Kita periksa pegawai-pegawai yang masuk malam, lagi diproses. Satu regu ada 13 orang, lagi diperiksa kanwil," tuturnya. (Helmi Syarif/Hasan Kurniawan)
(ysw)