PSBB Diberlakukan, Kasus Corona di Bandung Barat Malah Naik
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) parsial di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tren kasus COVID-19 justru mengalami peningkatan.
Hal tersebut yang menjadi dasar pertimbangan Pemda KBB memperpanjang pelaksanaan PSBB hingga 19 Mei 2020 mendatang menyusul diterapkannya PSBB di tingkat Provinsi Jawa Barat.
"Selama pelaksanaan PSBB parsial dua pekan di KBB hasilnya belum maksimal, bahkan tren kasus Covid-19 terus naik. Makanya PSBB ini diperpanjang berbarengan dengan tingkat Jabar," kata Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna usai rapat beraama Forkopimda, di Kompleks Pemda KBB, Selasa (5/5/2020).
Berkaca dari hal tersebut, pihaknya ingin lebih maksimal dalam mengantisipasi di tempat tertentu yang menimbulkan kerawanan positif Covid-19. Selama perpanjangan PSBB pengawasan bakal lebih ketat termasuk untuk pemudik yang masuk ke KBB. Mudah-mudah kalau pengawasan lebih ketat bisa berhasil menekan penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Guna memaksimalkan perawatan kepada yang positif atau PDP, Pemda KBB juga bakal mengoptimalkan ruang isolasi. Sejauh ini jika isolasi mandiri di rumah hasilnya bisa maksimal dan bisa juga tidak. Ada empat ruang isolasi terutama untuk pasien Covid-19 yang tidak memiliki gejala klinis, salah satunya akan ditempatkan di lantai satu Masjid Ash-Shiddiq Pemda KBB, di Cililin, Lembang, dan Cikalongwetan.
"Semoga minggu depan semuanya bisa selesai agar tren penyebaran Covid-19 selama 14 hari kedepan di wilayah KBB bisa menurun. Akhirnya PSBB berhasil dan statusnya bisa dicabut," kata dia.
Pada perpanjangan PSBB di KBB tetap akan dilakukan parsial di tujuh kecamatan meskipun ada penambahan desa jadi 13 desa dan penambahan check point yang semula 18 titik menjadi 26 titik. Belum berhasilnya penurunan kasus Covid-19 dipicu oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya sebaran virus tersebut. Di sejumlah pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional masih saja banyak kerumunan massa.
"Masih banyak masyarakat pada sore hari melakukan kegiatan beli tazil (ke luar rumah). Termasuk juga pasar masih ramai, ini yang jadi catatan selama PSBB dua minggu ke belakang," pungkasnya.
Hal tersebut yang menjadi dasar pertimbangan Pemda KBB memperpanjang pelaksanaan PSBB hingga 19 Mei 2020 mendatang menyusul diterapkannya PSBB di tingkat Provinsi Jawa Barat.
"Selama pelaksanaan PSBB parsial dua pekan di KBB hasilnya belum maksimal, bahkan tren kasus Covid-19 terus naik. Makanya PSBB ini diperpanjang berbarengan dengan tingkat Jabar," kata Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna usai rapat beraama Forkopimda, di Kompleks Pemda KBB, Selasa (5/5/2020).
Berkaca dari hal tersebut, pihaknya ingin lebih maksimal dalam mengantisipasi di tempat tertentu yang menimbulkan kerawanan positif Covid-19. Selama perpanjangan PSBB pengawasan bakal lebih ketat termasuk untuk pemudik yang masuk ke KBB. Mudah-mudah kalau pengawasan lebih ketat bisa berhasil menekan penyebaran Covid-19 di masyarakat.
Guna memaksimalkan perawatan kepada yang positif atau PDP, Pemda KBB juga bakal mengoptimalkan ruang isolasi. Sejauh ini jika isolasi mandiri di rumah hasilnya bisa maksimal dan bisa juga tidak. Ada empat ruang isolasi terutama untuk pasien Covid-19 yang tidak memiliki gejala klinis, salah satunya akan ditempatkan di lantai satu Masjid Ash-Shiddiq Pemda KBB, di Cililin, Lembang, dan Cikalongwetan.
"Semoga minggu depan semuanya bisa selesai agar tren penyebaran Covid-19 selama 14 hari kedepan di wilayah KBB bisa menurun. Akhirnya PSBB berhasil dan statusnya bisa dicabut," kata dia.
Pada perpanjangan PSBB di KBB tetap akan dilakukan parsial di tujuh kecamatan meskipun ada penambahan desa jadi 13 desa dan penambahan check point yang semula 18 titik menjadi 26 titik. Belum berhasilnya penurunan kasus Covid-19 dipicu oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya sebaran virus tersebut. Di sejumlah pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional masih saja banyak kerumunan massa.
"Masih banyak masyarakat pada sore hari melakukan kegiatan beli tazil (ke luar rumah). Termasuk juga pasar masih ramai, ini yang jadi catatan selama PSBB dua minggu ke belakang," pungkasnya.
(nag)