Jakarta PSBB, Wisatawan di Lembang Turun 70 Persen

Senin, 28 September 2020 - 13:09 WIB
loading...
Jakarta PSBB, Wisatawan di Lembang Turun 70 Persen
Objek wisata di Lembang, KBB, kembali sepi pengunjung akibat pemberlakuan PSBB di Jakarta, dimana warga Jabodetabek menjadi penyumbang besar wisatawan yang berlibur ke KBB. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mulai merasakan imbas dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) di Jakarta.

"Pada akhir pekan kemarin, para pengelola wisata di Lembang melaporkan penurunan kunjungan hingga 70%. Ini dikarenakan Jakarta PSBB, sedangkan kontribusi kunjungan wisatawan ke KBB kebanyakan dari Jabodetabek," kata Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna, Senin (28/9/2020).

Menurutnya, saat ini para pengelola wisata di kawasan Lembang hanya mengandalkan kunjungan dari wisatawa lokal asal Jawa Barat. Itupun mereka hanya menikmati suasana alam sambil jalan-jalan menghilangkan kebosanan. Sedangkan untuk masuk ke objek wisata dan membelanjakan uang membeli souvenir sangat sedikit.

(Baca juga: Jakarta PSBB Lagi, Mari Berkaca ke Lockdown Melbourne 2.0 )

Dirinya berharap pemberlakuan PSBB di Jakarta akibat munculnya gelombang kedua COVID-19 bisa segera selesai agar sektor wisata di KBB bisa kembali menggeliat. Multiplier Effect-nya adalah kepada roda perekonomian masyarakat serta sektor ketenagakerjaan. Sebab jika sektor wisata sepi, ribuan pekerja terancam dirumahkan.

"Semoga pandemi cepat berakhir, kasusnya terus turun, dan vaksin obatnya bisa ditemukan. Sehingga semua sektor perekonomian kembali normal termasuk pariwisata," imbuhnya.

(Baca juga: Unik, Nama Bayi ini Berasal dari Game Kesukaan Ayahnya )

Aa Umbara juga menegaskan jika ada ditemukan satu kasus positif COVID-19 di salah satu objek wisata maka seluruh tempat wisata yang ada di KBB akan tutup. Itu sudah menjadi kesepakatan semua pihak, antara pengusaha wisata. Makanya pengelola objek wisata menerapkan protokol kesehatan ketat ke para pengunjung dan karyawan yang bertugas.

"Sampai sekarang belum ada temuan kasus positif dari tempat wisata. Bila sampai lengah dan ditemukan kasus COVID-19 maka yang rugi pengelola sendiri, karena mereka harus tutup," pungkasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1728 seconds (0.1#10.140)