KAMI Bantah Usir Kelompok Tandingan di Gedung Sate, Ini Penjelasannya

Rabu, 09 September 2020 - 18:49 WIB
loading...
KAMI Bantah Usir Kelompok Tandingan di Gedung Sate, Ini Penjelasannya
Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menyatakan tak melakukan pengusiran terhadap kelompok tandingan dalam aksi di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (7/9/2020) lalu.
A A A
BANDUNG - Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) membantah tudingan yang menyatakan bahwa aktivis KAMI melakukan pengusiran terhadap kelompok tandingan dalam aksi moral yang digelar KAMI Jabar di Gedung Sate , Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jabar, Senin (7/9/2020) lalu. (Baca juga: Aksi KAMI di Gedung Sate Ricuh, Massa Usir Kelompok Tandingan)

Pengawas Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Moral KAMI Jabar, Kolonel Purn Sugeng Waras. Sugeng menyatakan, pihaknya tidak melakukan pengusiran terhadap aktivis Ikatan Cendikia Cipayung (ICC) dan Aliansi Mahasiswa Pasundan (AMP) sebagai kelompok tandingannya. (Baca juga: Bupati Jember Kena Sanksi, Warga dan Anggota DPRD Syukuran Cukur Gundul)
KAMI Bantah Usir Kelompok Tandingan di Gedung Sate, Ini Penjelasannya

"Bukan. Tidak ada pengusiran saat aksi KAMI di Gedung Sate kemarin," tegas Sugeng saat dikonfirmasi SINDOnews, Rabu (9/8/2020). (Baca juga: Heboh Mahasiswa Ngaku Dibayar Rp100 Ribu Tolak Aksi KAMI di Gedung Sate)

Bahkan, Sugeng yang mengaku berada di lapangan saat insiden itu terjadi sempat naik ke atas mobil komando dan mengumumkan bahwa siapapun boleh hadir di Gedung Sate, termasuk kelompok tandingannya itu, asalkan tidak membuat gaduh. "Saya naik panggung, saya bilang, siapapun boleh hadir dalam aksi ini, asal jangan gaduh, kalau gaduh saya pidanakan," ujar Sugeng menirukan pengumuman yang dia sampaikan saat itu. (Baca juga: Di Gedung Sate, Gatot Nurmantyo-Din Syamsuddin Tegaskan KAMI Gerakan Moral)

Meski begitu, Sugeng mengakui, tak lama setelah dirinya menyampaikan pengumuman tersebut, sebuah mobil komando berwarna putih tiba-tiba tancap gas meninggalkan lokasi aksi.

"Eh, tiba-tiba, ada mobil putih langsung tancap gas, beruntung tidak ada yang keserempet. Saya tanya ke korlap, itu siapa? dijawab itu kelompok tandingan. Lha, saya baru tahu itu kelompok tandingan, saya kira masih anak KAMI," bebernya.
KAMI Bantah Usir Kelompok Tandingan di Gedung Sate, Ini Penjelasannya

Dia menduga, kelompok tandingan yang lari tunggang langgang itu ketakutan karena ada seorang pemuda yang mengaku mahasiswa tertangkap tangan dan mengakui bahwa dirinya dibayar untuk hadir dalam aksi menolak Deklarasi KAMI Jabar saat itu.

"Jadi, bukan diusir, mereka itu sepertinya ketakutan karena sebelumnya ada ribut-ribut bahwa ada penyusup yang tertangkap. Mereka kan berkomplot, lalu ada orasi, dan menyelinap lah penyusup sampai ribut-ribut si anu tertangkap," paparnya.

Sugeng juga membenarkan soal menyebarnya video seorang pemuda yang mengaku mahasiswa dan menerima uang Rp100.000 untuk mengikuti aksi menolak Deklarasi KAMI Jabar. "Jadi video itu betul, memang benar di Gedung Sate," tegasnya.

Lebih lanjut Sugeng menyesalkan gagalnya pelaksanaan Deklarasi KAMI yang sebelumnya telah direncanakan digelar di Balai Sartika dan Hotel Grand Pasundan hingga deklarasi akhirnya digelar di sebuah rumah di kawasan Pasteur, Kota Bandung. "Intinya kami dipersulit oleh aparat hingga akhirnya deklarasi terpaksa digelar di rumah di kawasan Pasteur," tandasnya.

Sementara itu, Aliansi Mahasiswa Kota Bandung untuk NKRI menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (9/9/2020). Mereka menilai, aksi moral yang diduga diwarnai insiden pengerusakan, bahkan pemukulan oleh oknum aktivis KAMI terhadap ICC dan AMP saat itu mencederai demokrasi dan kebebasan berpendapat di muka umum yang dilindungi oleh undang-undang.

"Seharusnya, sebagai sesama elemen bangsa, terlebih telah mengklaim sebagai gerakan moral yang santun, elemen KAMI dapat menjaga marwah tokoh-tokohnya dengan dapat menghargai perbedaan dan terlebih tidak melakukan tindakan anarkis," tegas koordinator aksi, Budi Antono.

Sekjen Ikatan Mahasiswa Angkatan Muda Siliwangi (IMA AMS) itu juga mengutuk tindakan kekerasan, pemukulan, pengerusakan, hinaan, cacian, makian, bullying, persekusi, dan tindakan anarkisme lain yang dilakukan oleh siapapun, termasuk oleh elemen KAMI Jabar. "Kami juga mendesak Polrestabes Bandung dan Polda Jabar memproses hukum pelaku pelaku kekerasan terhadap elemen mahasiswa oleh oknum massa KAMI Jabar," katanya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2724 seconds (0.1#10.140)