Pantau Terminal Peti Kemas Kariangau, Gubernur Kaltim: Sangat Strategis Hasilkan PAD
loading...
A
A
A
Gubernur Rudy berharap Pemprov Kaltim melalui perusdanya dapat lebih memaksimalkan lahan yang tersedia di kawasan itu karena sangat strategis. Pengelolaan yang baik akan mendorong pendapatan yang jauh lebih besar bagi daerah. Ia pun tidak sependapat dengan konsep kerja sama 50:50 yang selama ini terjalin dengan Pelindo.
"Kita akan duduk bersama untuk membahas ini. Dalam bisnis harus ada mayoritas dan minoritas. Kita harus mendapatkan lebih baik lagi dari sekarang," tandasnya.
Selain aktivitas pelabuhan, Gubernur Rudy Mas'ud juga menyinggung jalan masuk KKT yang sebagian rusak dan longsor.
"Jalan itu sekarang sudah jadi jalan nasional. Jadi terkait longsornya jalan, amblasnya jalan menjadi kewenangan pusat. Tapi akan tetap kita berikan support agar perbaikan jalan bisa diprioritaskan," tegas Gubernur.
Selain soal jalan, Gubernur juga akan segera menyiapkan lahan khusus untuk truk-truk pengangkut kontainer agar tidak parkir lagi di sepanjang jalan tersebut. "Parkir nanti kita akan siapkan daerah khusus parkir. Mudah-mudahan nanti bisa dikelola oleh perusda," kata Gubernur.
Dengan parkir khusus itu, semua kendaraan pengangkut kontainer, semen dan aspal curah bisa dikumpulkan di satu lokasi dan tidak lagi parkir liar, merusak pandangan dan juga merusak jalan serta menyebabkan longsor.
Direktur Utama PT KKT Enriany Muis mengungkapkan aktivitas bongkar muat mencapai 40-45 kapal setiap bulan. Untuk aktivitas bongkar muat, KKT memiliki tiga container crane (CC). Dua masih menggunakan bahan bakar dan satu sudah menggunakan elektrik. "Kami mengupayakan ketiga CC nanti menjadi elektrik, meski tetap kita antisipasi dengan menyiapkan jenset (bahan bakar)," jelas Enriany Muis.
Kepada Gubernur Rudy Mas'ud, Enriany Muis juga menjelaskan rencana KKT untuk memperluas dermaga menjadi 1.000 meter.
Sementara Direktur Utama Perusda Melati Bakti Satya Aji Muhammad Abidharta Wardhana Hakim menjelaskan terdapat tiga jenis penerimaan dari KKT. Yakni deviden (50:50) dengan Pelindo, imbalan jasa dan manajemen fee.
Deviden dari KKT (2014-2024) rata-rata Rp3,8 miliar. Sedangkan penerimaan deviden pada 2024 menjadi yang tertinggi sebesar sebesar Rp11,2 miliar. Penghasilan lainnya berasal dari imbal jasa aset tahun 2024 sebesar Rp8,1 miliar. "Dan manajemen fee untuk 2024 sebesar Rp7,4 miliar," ungkap Abi.
"Kita akan duduk bersama untuk membahas ini. Dalam bisnis harus ada mayoritas dan minoritas. Kita harus mendapatkan lebih baik lagi dari sekarang," tandasnya.
Selain aktivitas pelabuhan, Gubernur Rudy Mas'ud juga menyinggung jalan masuk KKT yang sebagian rusak dan longsor.
"Jalan itu sekarang sudah jadi jalan nasional. Jadi terkait longsornya jalan, amblasnya jalan menjadi kewenangan pusat. Tapi akan tetap kita berikan support agar perbaikan jalan bisa diprioritaskan," tegas Gubernur.
Selain soal jalan, Gubernur juga akan segera menyiapkan lahan khusus untuk truk-truk pengangkut kontainer agar tidak parkir lagi di sepanjang jalan tersebut. "Parkir nanti kita akan siapkan daerah khusus parkir. Mudah-mudahan nanti bisa dikelola oleh perusda," kata Gubernur.
Dengan parkir khusus itu, semua kendaraan pengangkut kontainer, semen dan aspal curah bisa dikumpulkan di satu lokasi dan tidak lagi parkir liar, merusak pandangan dan juga merusak jalan serta menyebabkan longsor.
Direktur Utama PT KKT Enriany Muis mengungkapkan aktivitas bongkar muat mencapai 40-45 kapal setiap bulan. Untuk aktivitas bongkar muat, KKT memiliki tiga container crane (CC). Dua masih menggunakan bahan bakar dan satu sudah menggunakan elektrik. "Kami mengupayakan ketiga CC nanti menjadi elektrik, meski tetap kita antisipasi dengan menyiapkan jenset (bahan bakar)," jelas Enriany Muis.
Kepada Gubernur Rudy Mas'ud, Enriany Muis juga menjelaskan rencana KKT untuk memperluas dermaga menjadi 1.000 meter.
Sementara Direktur Utama Perusda Melati Bakti Satya Aji Muhammad Abidharta Wardhana Hakim menjelaskan terdapat tiga jenis penerimaan dari KKT. Yakni deviden (50:50) dengan Pelindo, imbalan jasa dan manajemen fee.
Deviden dari KKT (2014-2024) rata-rata Rp3,8 miliar. Sedangkan penerimaan deviden pada 2024 menjadi yang tertinggi sebesar sebesar Rp11,2 miliar. Penghasilan lainnya berasal dari imbal jasa aset tahun 2024 sebesar Rp8,1 miliar. "Dan manajemen fee untuk 2024 sebesar Rp7,4 miliar," ungkap Abi.