Kasus COVID-19 Melonjak di Jabar, Hampir Separuh Ruang Isolasi Penuh
loading...
A
A
A
"Nah, Minggu ini yang sudah dilaporkan, tapi belum ter-update secara online pecah rekor kita di 54.000 per minggu ya," katanya.
Dengan 54.000 tes per minggu, Kang Emil yakin, pihaknya hanya membutuhkan waktu sekitar lima pekan untuk mengejar target WHO tersebut. Oleh karena itu, telah diinstruksikan agar kabupaten/kota di Jabar meningkatkan kapasitas tes, agar target WHO dapat segera tercapai.
Kang Emil pun berencana berkunjung ke Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9/2020) besok untuk memetakan pola pencegahan penularan COVID-19, khususnya di kawasan industri. Menurutnya, pola pencegahan itu penting dirumuskan karena berdasarkan hasil investigasi di lapangan, penerapan protokol pencegahan COVID-19 di kawasan industri sangat ketat.
"Maka saya akan mengonfirmasi, jangan-jangan di tempat bermukimnya, sepulang dari kerja yang memang kontrolnya ada di lingkungan perumahan yang tidak seketat di tempat kerjanya. Itu yang akan menjadi atensi kita," tegasnya.
Kang Emil juga mengatakan bahwa pihaknya tetap fokus menangani COVID-19 di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) menyusul masih tingginya kasus penularan COVID-19 di kawasan tersebut. Salah satu upayanya, yakni memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional Bodebek.
"Zona merah (di Bodebek) bertambah, tidak hanya di Kota Bogor, tapi juga Kota Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Bekasi. Jadi, dari Bodebek hanya Kabupaten Bogor yang tidak zona merah. Mudah-mudahan seperti halnya Minggu lalu, dengan koordinasi yang baik, kita bisa kembalikan ke risiko sedang dan rendah," katanya.
Dengan 54.000 tes per minggu, Kang Emil yakin, pihaknya hanya membutuhkan waktu sekitar lima pekan untuk mengejar target WHO tersebut. Oleh karena itu, telah diinstruksikan agar kabupaten/kota di Jabar meningkatkan kapasitas tes, agar target WHO dapat segera tercapai.
Kang Emil pun berencana berkunjung ke Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9/2020) besok untuk memetakan pola pencegahan penularan COVID-19, khususnya di kawasan industri. Menurutnya, pola pencegahan itu penting dirumuskan karena berdasarkan hasil investigasi di lapangan, penerapan protokol pencegahan COVID-19 di kawasan industri sangat ketat.
"Maka saya akan mengonfirmasi, jangan-jangan di tempat bermukimnya, sepulang dari kerja yang memang kontrolnya ada di lingkungan perumahan yang tidak seketat di tempat kerjanya. Itu yang akan menjadi atensi kita," tegasnya.
Kang Emil juga mengatakan bahwa pihaknya tetap fokus menangani COVID-19 di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) menyusul masih tingginya kasus penularan COVID-19 di kawasan tersebut. Salah satu upayanya, yakni memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional Bodebek.
"Zona merah (di Bodebek) bertambah, tidak hanya di Kota Bogor, tapi juga Kota Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Bekasi. Jadi, dari Bodebek hanya Kabupaten Bogor yang tidak zona merah. Mudah-mudahan seperti halnya Minggu lalu, dengan koordinasi yang baik, kita bisa kembalikan ke risiko sedang dan rendah," katanya.
(shf)