Butuh Rp500 Miliar untuk Sulap Dadi Jadi Rumah Sakit Kanker

Kamis, 03 September 2020 - 06:34 WIB
loading...
Butuh Rp500 Miliar untuk Sulap Dadi Jadi Rumah Sakit Kanker
Pengembangan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar menjadi RS rujukan kanker di kawasan Timur Indonesia membutuhkan anggaran total Rp500 miliar. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Pengembangan Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar menjadi RS rujukan kanker di kawasan Timur Indonesia membutuhkan anggaran total Rp500 miliar. Baca : Terpapar Corona, 35 Napi Lapas Perempuan Gowa Dirawat di RS Dadi Makassar

Menurut Direktur Utama RSKD Dadi, dr Arman Bausat ,anggaran sebesar itu bakal dialokasikan secara bertahap. Dimana Rp125 miliar diantaranya akan digunakan untuk konstruksi fisik gedung.

"Anggaran pembangunan itu dibutuhkan total untuk fisik dan alkesnya sekitar Rp500 miliar. Tapi untuk pembangunan fisik tahap pertama, dibutuhkan anggaran Rp125 miliar untuk membangun gedung delapan 8 lantai," ujar Arman kepada SINDOnews, kemarin.

Rencana pengembangan RS rujukan kanker ini tengah dalam tahap penyusunan detail engineering detail (DED) setelah proses review LKPP dan inspektorat. Prosesnya sudah masuk lelang, dengan anggaran sekitar Rp3,8 miliar.

"Inikan sementara bikin gambar bangunannya segala macam. Insyaallah kalau ada hasilnya, kita paparkan ke pak gubernur, termasuk untuk membicarakan kebutuhan alokasi anggaran konstruksinya," sambungnya.

Dia menargetkan, konstruksi pengembangan RS kanker ini sudah bisa dimulai tahun 2021 mendatang. RS kanker bertipe B ini nantinya bakal dibangun dengan kapasitas 200 tempat tidur. Tahun 2023 mendatang, diharapkan sudah bisa fungsional.

"Inikan kita bangun gedung dulu, Insyaallah 2021 selesai. Kemudian tahun 2022 kita isi alkesnya, bersamaan itu bangun SDM-nya. Insya akhir 2022 sudah bisa softlaunching, dan awal tahun 2023 bisa beroperasi," imbuh Arman. Baca Juga : Nurdin Ingin Bangun Asrama Pelajar untuk Warga Pulau di Makassar

Konsep alih fungsi RSK Dadi yang bakal disulap jadi RS rujukan kanker di Indonesia Timur diawali dengan proses studi kelayakan yang sudah dilakukan tahun lalu. Menurut Arman, RS kanker sangat dibutuhkan kehadirannya di Sulsel sebagai pusat rujukan di kawasan Timur Indonesia.

Apalagi, angka pasien kanker cukup tinggi. Prevalensinya, dua pasien terkena kanker dari 1000 penduduk. Sementara RS pusat rujukan di Indonesia baru ada di Jakarta dan Surabaya.

"Penduduk Indonesia Timur kan ada sekitar 24 juta. Kalau prevalensi kanker 2 per 1.000 orang, bayangkan berapa banyak orang kanker di Indonesia Timur. Kan sayang kalau pasien harus terbang ke Jakarta atau Surabaya untuk berobat," pungkas Arman.

Sebelumnya Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menjelaskan anggaran pembangunan RS kanker akan disiapkan. Meski begitu, dia berharap perencanaannya betul-betul matang untuk menghadirkan pusat layanan kanker berstandar.

Dia mengemukakan, alasan untuk menghadirkan rumah sakit kanker ini di Sulsel adalah untuk mendekatkan pelayanan kepada pasien penderita kanker. "Di Indonesia Timur kan belum ada rumah sakit kanker . Kita rintis agar semua pasien dari kawasan Timur Indonesia tidak perlu lagi jauh-jauh berobat ke Jakarta," ungkap Nurdin. Baca Lagi : Rencana Disdik Sulsel : Pejabat Kasek Tingkat SMA/SMK akan Diseleksi
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)