Perangi Pandemi Covid-19, Ketaatan Protokol Kesehatan Jadi Kunci
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi corona atau Covid-19 menjadi perhatian seluruh pihak. Khususnya di Jawa Timur, jumlah positif corona sudah lebih dari 1.000 orang. Diperlukan dukungan semua pihak agar pandemi ini segera berlalu
“Pandemi Covid-19 saat ini Jatim sudah berada pada angka 1.000 lebih yang berstatus positif dan angkanya cenderung terus naik. Untuk PDP (pasien dalam pengawasan)-nya ada 3.000 lebih dan untuk ODP (orang dalam pengasawan)-nya sekira 19.000. Jatim di posisi kedua di Indonesia. Dampaknya sangat besar bagi sisi kesehatan maupun sisi sosial ekonomi,” kata Kepala Bakesbangpol Jatim, Jonathan Judianto dalam diskusi via zoom meeting yang diadakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur.
Menurut Jonathan, diperlukan upaya dan kerja keras guna bisa keluar dari situasi yang cukup pelik tersebut. “Diperlukan pemahaman dan komitmen kebangsaan bersama, karena ini tidak akan bisa selesai tanpa didukung oleh tingkat kedisiplinan masyarakat dalam rangka menghadapi dan melaksanakan PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar] yang saat ini tengah diberlakukan di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Ketaatan pada protokol kesehatan menjadi kunci utama,” ujarnya.
Jonathan menyatakan peran generasi muda atau kaum milenial saat ini sangat penting bahkan menjadi kunci guna bersama-sama mengatasi problem bangsa.
“Rekan-rekan milenial punya posisi yang sangat strategis. Saya kira ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam pelaksanaannya. Termasuk bagaimana kita bisa melaksanakan wawasan kebangsaan, bagaimana kita merajut kebangsaan, dan menguatkan jati diri kita Indonesia. Semua aspek itu tentunya kini tidak bisa lepas dari peran besar kaum muda,” tegasnya.
Dia menyatakan keberadaan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia cinta, mesti dapat buktikan di dalam implementasi sehari-hari.
“Contoh misalnya untuk provinsi Jawa Timur banyak sekali masyarakat yang dengan sukarela dengan kesadaran sendiri membantu saudaranya, membantu masyarakatnya, membantu pemerintah. Dan ini juga menjadi sangat aktual bila kalangan muda juga mampu mengimplemantasikan dalam kondisi kekinian,” tegasnya.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjend Pol Hamdi menyatakan, di tengah pandemi yang terjadi di dunia kali ini, semua pihak harus berkerja bersama-sama dan bersatu untuk menanggulangi agar bisa segera selesai.
Secara khusus Hamdi mereview kondisi seperti ini tidak pertama kali terjadi. “Peristiwa serupa telah terjadi pada abad ke-7 saja sudah pernah ada wabah amwas, terjadi antara tahun 600-639, di dunia sekitar tahun 1347 - 1357 ada juga yang dikenal namanya wabah hitam. Dan pada 1918 - 1919 ada flu Spanyol dengan korban 50 juta. Saat ini kita sedang diuji dengan Covid-19,” kata Hamdi.
Lebih jauh Hamdi menekankan kondisi seperti ini jangan menjadi sebuah keterbatasan dan tidak boleh terus berdiam diri, ada banyak hal yang memberikan inspirasi bahkan ketika terjadi wabah seperti ini.
“Pandemi Covid-19 saat ini Jatim sudah berada pada angka 1.000 lebih yang berstatus positif dan angkanya cenderung terus naik. Untuk PDP (pasien dalam pengawasan)-nya ada 3.000 lebih dan untuk ODP (orang dalam pengasawan)-nya sekira 19.000. Jatim di posisi kedua di Indonesia. Dampaknya sangat besar bagi sisi kesehatan maupun sisi sosial ekonomi,” kata Kepala Bakesbangpol Jatim, Jonathan Judianto dalam diskusi via zoom meeting yang diadakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur.
Menurut Jonathan, diperlukan upaya dan kerja keras guna bisa keluar dari situasi yang cukup pelik tersebut. “Diperlukan pemahaman dan komitmen kebangsaan bersama, karena ini tidak akan bisa selesai tanpa didukung oleh tingkat kedisiplinan masyarakat dalam rangka menghadapi dan melaksanakan PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar] yang saat ini tengah diberlakukan di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Ketaatan pada protokol kesehatan menjadi kunci utama,” ujarnya.
Jonathan menyatakan peran generasi muda atau kaum milenial saat ini sangat penting bahkan menjadi kunci guna bersama-sama mengatasi problem bangsa.
“Rekan-rekan milenial punya posisi yang sangat strategis. Saya kira ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam pelaksanaannya. Termasuk bagaimana kita bisa melaksanakan wawasan kebangsaan, bagaimana kita merajut kebangsaan, dan menguatkan jati diri kita Indonesia. Semua aspek itu tentunya kini tidak bisa lepas dari peran besar kaum muda,” tegasnya.
Dia menyatakan keberadaan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia cinta, mesti dapat buktikan di dalam implementasi sehari-hari.
“Contoh misalnya untuk provinsi Jawa Timur banyak sekali masyarakat yang dengan sukarela dengan kesadaran sendiri membantu saudaranya, membantu masyarakatnya, membantu pemerintah. Dan ini juga menjadi sangat aktual bila kalangan muda juga mampu mengimplemantasikan dalam kondisi kekinian,” tegasnya.
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjend Pol Hamdi menyatakan, di tengah pandemi yang terjadi di dunia kali ini, semua pihak harus berkerja bersama-sama dan bersatu untuk menanggulangi agar bisa segera selesai.
Secara khusus Hamdi mereview kondisi seperti ini tidak pertama kali terjadi. “Peristiwa serupa telah terjadi pada abad ke-7 saja sudah pernah ada wabah amwas, terjadi antara tahun 600-639, di dunia sekitar tahun 1347 - 1357 ada juga yang dikenal namanya wabah hitam. Dan pada 1918 - 1919 ada flu Spanyol dengan korban 50 juta. Saat ini kita sedang diuji dengan Covid-19,” kata Hamdi.
Lebih jauh Hamdi menekankan kondisi seperti ini jangan menjadi sebuah keterbatasan dan tidak boleh terus berdiam diri, ada banyak hal yang memberikan inspirasi bahkan ketika terjadi wabah seperti ini.