Jelang Pengumuman Rekom PDIP, Relawan WS Sambut Hangat Gus Hans

Selasa, 01 September 2020 - 12:59 WIB
loading...
Jelang Pengumuman Rekom PDIP, Relawan WS Sambut Hangat Gus Hans
Gus Hans bersama para relawan Whisnu Sakti Buana. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Jelang rekomendasi PDIP untuk Pilwali Surabaya 2020 diterbitkan, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) kian kencang mendapat dukungan dari relawan Whisnu Sakti Buana alias WS agar bisa mendampingi jagoannya tersebut di Pilwali Surabaya 2020.

Setelah Tim Bledek, kini giliran puluhan relawan WS wilayah Lakarsantri menyambut kedatangan Gus Hans saat mampir di warung rawon legendaris H Suparan, Jalan Lakarsantri, Wiyung, Surabaya, Senin (31/8/2020) tengah malam.

(Baca juga: Besok Siang, PDIP Umumkan Paslon untuk Pilwali Surabaya )

Gus Hans yang ditemani sejumlah sosok muda dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan pesantren, mampir di warung rawon H Suparan, karena kuliner kas Surabaya tersebut memang dikenal enak dan legendaris.

Begitu turun dari mobil, puluhan orang berkaus merah berlogo PDIP bertuliskan Whisnu Sakti Buana dan bermasker, langsung menyambut kehadiran Gus Hans dengan salam khas PDIP: Merdeka! Merdeka! Merdeka! sambil mengepalkan tangan yang disambut balik Gus Hans dengan pekik serupa.

Sambil menyantap makan malam, obrolan berlangsung akrab dan hangat. Mulai seputar kebudayaan hingga kondisi terkini Surabaya. Para relawan juga menganggap momen tersebut sebagai sambung seduluran sembari santap makan malam.

"Ya saya di luar dugaan ternyata disambut hangat relawan Mas Whisnu, dan alhamdulillah mereka memberikan support yang baik, serta memberikan rasa percaya diri kita untuk bisa mengikuti proses berikutnya," ucap Gus Hans.

Obrolan, lanjut Gus Hans, tak hanya soal Pilwali Surabaya semata tapi juga terkait seni budaya yang memang mengakar kuat di daerah Lakarsantri, Lontar dan sekitarnya. Misalnya masih ada sedekah bumi dan pelestarian budaya tradisional lainnya.

Sebagai pecinta seni, Gus Hans berharap agar Surabaya tidak kehilangan identitas dengan kultur budaya yang ada.

"Boleh kita menjadi kota metropolitan, tapi jangan lupakan tentang budaya lokal yang ada. Think globally, act locally. Kita boleh berpikir global tapi action kita, sikap kita harus berpijak pada kearifan lokal," paparnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)