Sosok Perempuan Hebat di Balik Karakter Pangeran Diponegoro yang Religius
loading...
A
A
A
Hingga berusia 18 tahun Diponegoro berada dalam pengasuhan para perempuan yang kuat. Hal itu yang menyumbang pengembangan aspek feminim wataknya seperti kepekaan dan intuisi nuraninya.
Ini kelak menjadi nyata dalam bakatnya membaca watak melalui ekspresi wajah yang disebut orang Jawa sebagai ngelmu firasat atau ilmu fisiognomi.
Nenek buyut Diponegoro inilah yang juga turut berjuang mengusir penjajah. Beliau mendampingi Sultan Hamengku Buwono I dalam seluruh perjuangan melawan Belanda selama Perang Giyanti antara tahun 1746-1755.
Ratu Ageng juga dikenal sebagai perempuan tangguh. Dia menjadi pengawal perempuan elite atau korps prajurit estri, satu-satunya formasi militer yang mengesankan Gubernur Daendels ketika dia mengunjungi Yogyakarta pada Juli 1809.
Nenek buyut Diponegoro juga dikenal akan kesalehan agama Islam. Dia menikmati sekali membaca kitab-kitab agama dan ingin menjunjung tinggi adat Jawa tradisional di lingkungan keraton.
Dari sanalah Diponegoro akhirnya kerap dekat para kiai, tokoh agama, hingga guru aliran kepercayaan Islam yang memiliki pengaruh di Pulau Jawa.
Ini kelak menjadi nyata dalam bakatnya membaca watak melalui ekspresi wajah yang disebut orang Jawa sebagai ngelmu firasat atau ilmu fisiognomi.
Nenek buyut Diponegoro inilah yang juga turut berjuang mengusir penjajah. Beliau mendampingi Sultan Hamengku Buwono I dalam seluruh perjuangan melawan Belanda selama Perang Giyanti antara tahun 1746-1755.
Ratu Ageng juga dikenal sebagai perempuan tangguh. Dia menjadi pengawal perempuan elite atau korps prajurit estri, satu-satunya formasi militer yang mengesankan Gubernur Daendels ketika dia mengunjungi Yogyakarta pada Juli 1809.
Nenek buyut Diponegoro juga dikenal akan kesalehan agama Islam. Dia menikmati sekali membaca kitab-kitab agama dan ingin menjunjung tinggi adat Jawa tradisional di lingkungan keraton.
Dari sanalah Diponegoro akhirnya kerap dekat para kiai, tokoh agama, hingga guru aliran kepercayaan Islam yang memiliki pengaruh di Pulau Jawa.
(jon)