Puluhan Makam di TPU Cikutra Bandung Rusak Akibat Sungai Cidurian Meluap, 20 Jenazah Dievakuasi
loading...
A
A
A
Bambang mengatakan, proses evakuasi makam dan jenazah dilakukan oleh petugas Dinas Ciptabintar Kota Bandung. Sedangkan terkait perbaikan kirmir sungai yang jebol, dinas berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.
"Mudah-mudahan ada solusi agar kirmir yang jebol segera ditangani. Air Sungai Cidurian yang melintasi TPU Cikutra ini sangat deras," ucap Bambang.
Sementara itu, Kepala DSDABM Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, seperti diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), November ini masuk musim hujan.
"Ini sebetulnya belum puncak musim hujan. Puncak musim hujan itu diperkirakan ada di Desember dan Januari. Ini artinya kita semua harus waspada," kata Didi.
Didi menyatakan, terkait banjir yang menyebabkan kirmir Sungai Cidurian jebol hingga mengakibatkan sejumlah makam di TPU Cikutra rusak, itu disebabkan oleh curah hujan tinggi.
"Sebenarnya banjir dari hari Sabtu kemarin ya. Hari Sabtu itu intensitas curah hujan di Hulu, di Stasiun Meteorologi Lembang sekitar 104 mm. Nah kemarin itu mencapai 150 mm. Itu luar biasa. Kalau di Bandung itu rata-rata di atas 40 mm sudah banyak genangan dari drenase," ujar Didi.
Artinya, tutur Didi, kapasitas sungai tidak mampu menampung curah hujan. Selain itu, yang menyebabkan beberapa limbasan di Kota Bandung itu ada beberapa utilitas yang melintang di sungai. Yang mana itu berada di penampang basah sungai.
"Contoh, ada jembatan-jembatan yang memang dia berada di penampang basah. Artinya penampang basah itu yang harusnya air lewat. Tapi ada jembatan. Kemudian ada juga pipa-pipa air, ada kabel dan sebagainya. Utilitas itulah yang kemudian menyebabkan tempat tersangkutnya sampah," tuturnya.
Setelah diidentifikasi, kata Didi, air Sungai Cidurian meluar dan merusak makam disebabkan, pertama, ada beberapa utilitas yang melintang di penampang basah. Kemudian ada juga dan sebagainya yang berada di bawah air.
Penanganan atas masalah ini, kata Didi, akan melibatkan tim dari DSDABM Kota Bandung, Dinas Cinta Karya dan SDA Provinsi Jabar, serta BBWS. Kami akan menangani ini bersama-sama.
"Mudah-mudahan ada solusi agar kirmir yang jebol segera ditangani. Air Sungai Cidurian yang melintasi TPU Cikutra ini sangat deras," ucap Bambang.
Sementara itu, Kepala DSDABM Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, seperti diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), November ini masuk musim hujan.
"Ini sebetulnya belum puncak musim hujan. Puncak musim hujan itu diperkirakan ada di Desember dan Januari. Ini artinya kita semua harus waspada," kata Didi.
Didi menyatakan, terkait banjir yang menyebabkan kirmir Sungai Cidurian jebol hingga mengakibatkan sejumlah makam di TPU Cikutra rusak, itu disebabkan oleh curah hujan tinggi.
"Sebenarnya banjir dari hari Sabtu kemarin ya. Hari Sabtu itu intensitas curah hujan di Hulu, di Stasiun Meteorologi Lembang sekitar 104 mm. Nah kemarin itu mencapai 150 mm. Itu luar biasa. Kalau di Bandung itu rata-rata di atas 40 mm sudah banyak genangan dari drenase," ujar Didi.
Artinya, tutur Didi, kapasitas sungai tidak mampu menampung curah hujan. Selain itu, yang menyebabkan beberapa limbasan di Kota Bandung itu ada beberapa utilitas yang melintang di sungai. Yang mana itu berada di penampang basah sungai.
"Contoh, ada jembatan-jembatan yang memang dia berada di penampang basah. Artinya penampang basah itu yang harusnya air lewat. Tapi ada jembatan. Kemudian ada juga pipa-pipa air, ada kabel dan sebagainya. Utilitas itulah yang kemudian menyebabkan tempat tersangkutnya sampah," tuturnya.
Setelah diidentifikasi, kata Didi, air Sungai Cidurian meluar dan merusak makam disebabkan, pertama, ada beberapa utilitas yang melintang di penampang basah. Kemudian ada juga dan sebagainya yang berada di bawah air.
Penanganan atas masalah ini, kata Didi, akan melibatkan tim dari DSDABM Kota Bandung, Dinas Cinta Karya dan SDA Provinsi Jabar, serta BBWS. Kami akan menangani ini bersama-sama.